Inibaru.id - Dalam rangka menjalankan isolasi mandiri demi mencegah penyebaran virus COVID-19, sejumlah pemerintah desa berusaha menertibkan warganya dengan berbagai cara. Namun, cara yang dipakai warga Desa Kepuh, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah ini nggak biasa. Mereka mengamankan isolasi mandiri dengan mendandani dua warganya menyerupai pocong.
Dua warga itu memakai kain kafan lengkap dengan talinya yang diikat pada bagian atas dan tengah. Sementara, tali bagian bawah tidak diikat agar bisa dipakai berjalan.
Ide tersebut dilakukan warga Kepuh pada akhir Maret lalu. Namun, ide ini baru diketahui warganet empat hari belakangan.
“Senin (30/3/2020) kami mulai berdandan pocong tapi hanya di jalan kampung. Kami bermaksud untuk membantu pemerintah dalam menertiban masyarakat agar tidak keluar rumah,” ujar Anjar, salah satu warga desa Anjar.
Meskipun begitu, banyak orang salah paham dengan berita ini. Mereka menganggap aksi unik ini dilakukan oleh warga Purworejo, bukannya Sukoharjo.
Disorot Media Korea Selatan
Ide unik warga Kepuh ini disorot sejumlah media di Korea Selatan. Televisi Korea Selatan seperti MBC dan JTBC memberitakannya. Media televisi sekaligus daring, SBS juga melakukan hal yang sama.

Media-media ini menjelaskan tentang ide unik masyarakat Indonesia dalam melakukan isolasi mandiri. Mereka juga menjelaskan dengan detail tentang pocong yang memang nggak dikenal di sana.
“Prosedur pemakaman Islam di Indonesia itu dengan membungkus mayat dari atas sampai bawah memakai selembar kain. Kain tersebut diikat di enam tempat dari kepala hingga kaki. Sebelum dimakamkan, petugas pemakanan harus melepas talinya dulu. Bila tidak dilepas, maka mayat itu akan jadi setan yang dinamai pocong,” tulis SBS, Selasa (31/3).
Wah, ada-ada saja ya idenya. Kalau di desamu ada yang menyamar jadi pocong begini, kamu bakal takut atau malah buat video nih, Millens? Haha. (Kum/IB03/E07)