Inibaru.id - Nggak cuma lunpia, salah satu menu kuliner yang selalu mengingatkan kita pada Kota Semarang adalah Wingko. Populer di Kota ATLAS, wingko sebetulnya berasal dari satu daerah di dekat Tuban, Jawa Timur bernama Babad. Karena inilah masyarakat Semarang menyebutnya Wingko Babat.
Kota Semarang memang identik dengan wingko babat, yang hampir selalu menjadi buah tangan sekembalinya dari kota ini. Hampir semua orang familiar dengan rasanya yang manis dan gurih, tapi nggak banyak yang tahu gimana kue legit ini dibikin.
Penasaran dengan wingko, saya menuju Kota Lama, tempat yang dianggap sebagai ihwal segala hal tentang Kota Lunpia. Saya pun "terdampar" di dapur produksi wingko babat yang sudah beroperasi sekitar dua dekade lalu, yakni di Kelurahan Pekunden RT 06 RW 02, Kecamatan Semarang Tengah.
Perlu masuk ke lorong gang sempit dengan banyak belokan supaya bisa sampai ke lokasinya, bertemu Chandra, pemilik Wingko Babat Chandra KM Mutiara. Di dapurnya, Candra dibantu tujuh karyawan, yang masih anggota keluarganya sendiri, untuk memproduksi sekitar 800 wingko sehari.
Proses pengolahan wingko dimulai pukul 07.00 WIB. Kelapa muda parut, dicampur dengan ketan, garam, dan gula. Semua bahan lalu diolah jadi adonan yang bertekstur kenyal.
Lalu, dengan cekatan para karyawan membuat adonan menjadi bagian-bagian kecil berbentuk bulat pipih. Calon kue itu lantas disusun di atas loyang berlandaskan daun pisang, lalu dimasukkan ke oven.
Cuma butuh sekitar 10 menit supaya adonan Wingko Babat matang sempurna di dalam oven. Agar merata, sesekali adonan dibolak-balik.
Setelah matang, jadilah kue wingko yang siap disantap. Nggak cuma rasa asli, yakni kelapa muda, ada juga rasa durian, cokelat, dan nangka.
Oya, menikmati wingko paling nikmat adalah selagi hangat. Manis dan gurih. Kenyal, tapi renyah. Hm, bingung dengan rasa itu? Silakan cicipi sendiri dan nikmati rasa yang tertinggal! Ha-ha. (Triawanda Tirta Aditya/E03)