Inibaru.id - Kabar tentang berkurangnya koleksi harimau, salah satu satwa dilindungi yang sejak lama menghuni Semarang Zoo, menjadi perhatian masyarakat setelah viral sebuah berita di media sosial tentang dugaan telah dijualnya harimau-harimau tersebut.
Kabar ini kali pertama mencuat setelah akun Instagram @dinaskegelapan_kotasemarang menyoroti kondisi Semarang Zoo saat ini. Mereka lalu menuding dugaan praktik penjualan satwa yang dilakukan oleh pihak pengelola. Narasi yang dilontarkan, Semarang Zoo punya 10 harimau, tapi kini tersisa empat ekor saja.
Akun tersebut pun menuduh keenam harimau yang hilang itu dijual oleh BUMD PT Taman Satwa Semarang selaku pengelola kebun binatang sekaligus lokawisata konservasi yang ada di bilangan Mangkang itu.
Menanggapi hal ini, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Semarang Zoom Swandito Widyotomo mengatakan, pihaknya enggan berkomentar terlalu rinci. Keterangan lengkap mengenai kondisi satwa ini baru akan disampaikan setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Kami sudah menyampaikan seluruh data kepada Wali Kota Semarang. Untuk tanggapan terkait isu harimau akan kami sampaikan setelah RUPS digelar," kata lelaki yang akrab disapa Dito itu saat dihubungi Inibaru,id, Senin (15/12/2025).
Namun demikian, Dito dengan tegas membantah tudingan bahwa koleksi harimau di Semarang Zoo berkurang, apalagi jika dikaitkan dengan dugaan praktik penjualan mamalia pemuncak rantai makanan tersebut.
"Jadi, kami masih menunggu RUPS selesai. Saya belum berani menyampaikan pernyataan terkait isu harimau dijual," tegasnya. "Silakan datang langsung, melihat dan menghitung sendiri, apakah jumlahnya sama atau berkurang sebagaimana dituduhkan".
DPRD Kota akan Ikut Awasi
Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman atau karib disapa Pilus mengaku akan ikut mengawasi isu terkait dugaan penjualan harimau di Semarang Zoo yang tengah jadi pergunjingan tersebut. Pilus menyebutkan, hingga kini belum ada informasi yang bisa dipakai untuk memastikan kebenaran tudingan ini.
"Kami belum tahu persis informasinya, karena itu kami akan pantau dan lakukan komunikasi lebih mendalam bersama pihak-pihak terkait," ungkap Pilus, yang juga menyoroti rendahnya kunjungan wisatawan ke Semarang Zoo.
Menurut Pilus, pusat konservasi satwa yang berlokasi nggak jauh dari Terminal Mangkang ini sejatinya memiliki potensi besar untuk menarik pengunjung, terutama menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) akhir tahun ini.
Pemkot Semarang, lanjutnya, acap dianggap kurang memberikan perhatian terhadap lokawisata semua umur ini, khususnya dalam hal penyertaan modal. Padahal, dia mengatakan, jika dikelola secara serius, Semarang Zoo bisa menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) potensial.
"Kalau memang ada pihak ketiga yang mau dan mampu, silakan saja, tapi harus ada konsep dan daya tarik tersendiri agar Semarang Zoo benar-benar hidup," tandasnya.
Jika praktik jual beli satwa dilindungi tersebut benar, ini akan menjadi kasus yang serius yang perlu segera diusut tuntas. Namun, bagaimana jika tudingan ini ternyata sama sekali nggak memiliki dasar? Semoga kabar tentang harimau yang dijual oleh Semarang Zoo tersebut nggak benar ya, Gez! (Sundara/E10)
