Inibaru.id – Setelah berkali-kali melewati megahnya gerbang utama Firdaus Fatimah Zahra, akhirnya saya berkesempatan untuk mengunjungi wisata religi ini. Saya bersama rombongan dari Brebes kala itu mengantre di replika imigrasi. Di sini, tiket masuk yang berbentuk paspor distampel oleh petugas.
Memasuki bangunan pertama yaitu replika Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Di bagian ini terdapat beberapa kursi tunggu dan papan bertuliskan “Lokasi Jamaah Haji Indonesia”. Ya, supaya sensasi bandaranya terasa saja. O ya di sini juga terdapat musala yang dihiasi kaligrafi yang artistik, lo. Tempat wudu dan kamar mandi yang bersih juga tersedia.
Bangunan yang kedua adalah replika Masjidil Haram. Di depan replika ini juga terdapat tugu jam. Ini salah satu kelengkapan di Masjidil Haram. Memasuki gerbang masjid ini, saya disambut megahnya bangunan replika Kabah. Entah kenapa, saya langsung mak deg ketika melihat kegagahannya. Padahal saya tahu ini hanya replika.
Lengkap dengan replika Hajar Aswad, Multazam, Pintu Kabah, Hijir Ismail, bahkan makam Nabi Ibrahim juga dibuat sedemikian rupa. Kali ini saya hanya bisa menyentuh replikanya saja. Mungkin suatu saat saya bisa melihat dan menyentuh yang asli. Terima kasih lo, Millens sudah mendoakan. He-he
Lanjut, saya akan melewati semacam terowongan panjang dengan gundukan di kedua ujungnya. Yap, ini replika Safa dan Marwah. Biasanya digunakan untuk sai.
Keluar dari terowongan ini, saya mendapati replika Masjid Nabawi. Di dalamnya juga terdapat replika Raudhah. Eits, masjid ini nggak bisa buat salat ya, Millens. Ini karena masjid ini nggak menghadap kiblat dan memang hanya diperuntukkan wisata saja.
Bangunannya nggak terlalu luas memang, tapi di sisi dalam bangunan ini terdapat tembok kaca yang akan membuat bangunan ini terkesan luas. Kalau dari luar ya ukurannya akan terlihat sama saja.
Replika selanjutnya adalah replika Arafah tempat biasanya jemaah haji melaksanakan wukuf. Nggak jauh dari replika Arafah, terdapat pula replika Jamarat Mina. Di tempat ini biasanya para jemaah manasik diajarkan doa sebelum melempar jumrah dan mempraktikkannya.
“Ya kalau masih di sini batunya banyak Bapak/Ibu, kalau nanti di sana rebutan,” kata seorang tour guide kepada peserta manasik kala itu.
Di dekat Jamarat Mina terdapat Kamar Mandi Arafah. Kamar mandinya cukup bersih, sayangnya sempit! Tapi tenang, airnya lancar kok. Nggak jauh dari Kamar Mandi Arafah, terdapat pula replika Jabal Rahmah. Konon, di bukit inilah Nabi Adam dan Siti Hawa bertemu kali pertama setelah terpisah.
O ya, terdapat pula replika museum Al Haramain di jalan menuju pintu keluar. Sayang sekali, museum ini nggak dibuka. Tapi saya cukup puas setelah berkeliling di sini. Meskipun mendung, tapi hawa panasnya terasa sekali. Maklum, wisata ini memang didesain minim pohon supaya mirip dengan suhu di tempat aslinya.
Hm, jadi pengin ke Makkah. Millens mau mampir ke sini? Jangan lupa bawa minum ya, biar nggak dehidrasi. (Dyana Ulfach/E05)