Inibaru.id – Berbeda dengan kebanyakan gunung yang menjulang tinggi, puncak Gunung Nglanggeran berketinggian nggak lebih dari 700 mdpl. Namun, siapa menyangka gunung "imut" yang berlokasi di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul ini telah berusia sekitar 60 juta tahun?
Gunung Nglanggeran termasuk gunung api purba. Kendati mungil, gunung ini memiliki bentuk yang molek dengan dominasi batuan aglomerat dan breksi gunung api sebagai pembentuknya. Selain itu, pelbagai mitos juga tersimpan di dalamnya.
Konon, Nglanggeran merupakan tempat pembuangan orang-orang yang merusak wayang. Masyarakat setempat percaya, bukit purba ini dijaga tokoh pewayangan Punokawan. Pada malam pergantian tahun Jawa atau Jumat Kliwon, nggak sedikit orang melakukan pertapaan di puncak gunung tersebut.
Eits, tapi kita nggak mau menyoal tentang mitos itu, lo! Sebagai gunung yang nggak tinggi-tinggi banget, tantunya nggak sulit bagi siapa pun untuk melakukan pendakian di Gunung Nglanggeran. Bahkan, untuk mencapai puncak, kamu butuh sekitar 45 menit hingga satu jam saja.
Namun, jarak tempuh yang singkat dan ketinggian yang nggak seberapa bukan berarti kamu nggak perlu mengenal gunung yang merupakan bagian dari Pegunungan Baturagung ini. Apa saja yang perlu kamu ketahui?
Dipenuhi Bebatuan Karst
Gunung Nglanggeran terdiri atas bebatuan karst. Meski masuk dalam jenis gunung berapi, gunung ini sudah lama sekali nggak aktif sehingga aman untuk didaki siapa saja, termasuk orang yang baru kali pertama mendaki gunung.
Untuk mendaki gunung ini, kamu nggak membutuhkan waktu lama. Namun, lantaran terbentuk dari batuan karst, kamu agaknya perlu mengenakan pakaian yang bakal melindungimu dari kerasnya bebatuan, termasuk memakai sepatu yang sesuai untuk mendaki gunung.
Selain itu, kamu juga harus benar-benar menyiapkan fisik karena kontur pendakiannya yang cukup menanjak untuk mencapai puncak gunung masuk dalam bagian Geopark Gunung Sewu yang ditentukan oleh UNESCO tersebut.
Lorong-Lorong yang Sempit
Saat memulai pendakian, kamu akan melewati Pendopo Joglo Kalisongo. Setelahnya, kamu bakal naik anak tangga dan melalui Song Gudel, sebuah lorong buntu dengan atap bebatuan raksasa. Setelah melewatinya, kamu harus bersiap dengan jalanan berbatu yang menanjak.
Lorong-lorong sempit pun akan kamu lalui. Salah satunya adalah Lorong Sumpitan yang telah dilengkapi dengan anak tangga kayu. Di sini, kamu akan melihat sejumlah batu yang terjepit di antara lorong.
Usai melewati Lorong Sumpitan pertama, kamu akan tiba di Gunung Bagong, semacam tanah lapang yang cukup luas dan dipenuhi rumput hijau. Kamu bisa beristirahat di sini sebelum melanjutkan pendakian.
Setelah itu, kamu akan memasuki Lorong Sumpitan kedua. Di sini, jalanannya sangat sempit dan berupa bebatuan keras. Setelahnya, kamu akan melewati pepohonan tinggi dan akhirnya tiba di puncak gunung.
Rasa Lelah yang Terbayarkan
Pemandangan di puncak Gunung Nglanggeran sangat luar biasa. Sejumlah orang bahkan sengaja berkemah di sana demi menikmati momen sunrise dan sunset. Kalau tertarik melakukan hal serupa, bawa sendiri dari rumah ya, karena di tempat itu nggak ada yang menyewakan.
Kalau mau menginap, kamu juga harus menyediakan makanan sendiri. Oya, jangan meninggalkan sampah apa pun di tempat itu. Cukup kenangan saja yang ditinggalkan ya! Ha-ha.
Gunung Api Purba Nglanggeran berjarak sekitar 25 kilometer atau satu jam perjalanan dari Kota Yogyakarta. Untuk melakukan pendakian, nantinya kamu bakal dimintai tiket masuk sekitar Rp 25 ribu. Murah, kan?
Nah, itulah beberapa tips hiking untuk pemula yang perlu kamu ketahui saat mendaki Nglanggeran. Tertarik mendaki salah satu gunung terpendek di Indonesia ini, Millens? (Kum/IB09/E03)