Inibaru.id – Sekitar 5 kilometer ke arah tenggara dari Alun-alun Temanggung, tepatnya yang menuju ke arah Secang, kamu pasti akan menemukan Jembatan Kali Progo. Nah, pada sisi selatan jembatan tersebut, terdapat sebuah monumen dengan nama yang cukup menyeramkan, yaitu Monumen Pembunuhan Massal.
Monumennya sebenarnya berukuran kecil dan memiliki bentuk seperti ujung potongan bambu runcing dengan warna cokelat. Di tengah monumen tersebut, terdapat semacam plakat berwarna hitam yang isinya semacam puisi yang menunjukkan banyak pejuang yang terbunuh di lokasi tersebut pada masa perang mempertahankan kemerdekaan.
“Kalau menurut keterangan kakek saya, kejadiannya pas Agresi Militer II pada 1948 atau 1949,” ungkap salah satu warga asli Temanggung, Nia Wardhana pada Jumat (18/4/2025).
Ceritanya, tentara Belanda yang kala itu pengin kembali menguasai Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan menyasar sejumlah titik-titik penting. Salah satunya adalah jembatan tersebut yang jadi penghubung Temanggung, Magelang, Yogyakarta, dan juga Kota Semarang.

Sayangnya, warga yang tinggal berada di pasar, atau di tempat-tempat lain yang berlokasi nggak jauh dari Jembatan Kali Progo tersebut ditangkapi oleh tentara Belanda. Tanpa ada interogasi, mereka dituding membantu tentara nasional Indonesia (TNI) melakukan perlawanan. Warga nggak berdosa itu kemudian digiring ke Jembatan Kali Progo. Di sanalah, mereka kemudian dieksekusi satu per satu.
Yang mengerikan, proses penangkapan ini berlangsung selama berhari-hari. Jumlah warga yang ditangkap pun mencapai ribuan. Mereka semua diikat tangannya. Matanya juga ditutup dengan kain hitam sebelum dieksekusi tentara Belanda. Mayat para korban ini kemudian dijatuhkan ke Sungai Progo, Millens.
Nggak ada keterangan resmi soal siapa saja yang jadi korban. Maklum, kala itu dokumentasi kependudukan masih belum begitu bagus. Lebih dari itu, pihak tentara Belanda juga melakukan penangkapan secara serampangan. Tapi, menurut keterangan warga setempat, ada kemungkinan jumlahnya lebih dari 1.200-an orang.
Jembatan Kali Progo lama yang jadi saksi bisu itu kemudian runtuh pada 2018 lalu. Penggantinya adalah jembatan baru yang dikenal sebagai Jembatan Kranggan. Tapi, untuk mengenang sejarah pilu di area tersebut, pihak pemerintah kemudian membangun Monumen Pembunuhan Massal di sana.
Ternyata, cukup mengerikan juga ya kisah sejarah di balik Monumen Pembunuhan Massal yang ada di Temanggung ini, Millens. (Arie Widodo/E05)