BerandaTradisinesia
Kamis, 18 Sep 2025 13:02

Merajut Ulang Potensi Tumenggung Bahurekso sebagai Pahlawan Nasional

Penulis:

Merajut Ulang Potensi Tumenggung Bahurekso sebagai Pahlawan NasionalSiti Khatijah
Merajut Ulang Potensi Tumenggung Bahurekso sebagai Pahlawan Nasional

Diinisiasi para pegiat sejarah, literasi, dan seniman, Jejak Diplomasi Bahurekso diharapkan bisa menjadi langkah awal dalam upaya merajut ulang potensi bupati pertama Kendal sebagai Pahlawan Nasional. (Kendal Heritage)

'Jejak Diplomasi Bahurekso 1614–1629' menjadi rangkaian kegiatan yang digelar untuk mengenang peran bupati pertama Kendal itu sebagai diplomat ulung dan pejuang Mataram; sekaligus upaya merajut ulang potensi menjadikan Tumenggung Bahurekso sebagai Pahlawan Nasional.

Inibaru.id - Tumenggung Bahurekso yang dikenal luas sebagai legenda di kalangan masyarakat Kabupaten Kendal dan sekitarnya mendorong sejumlah pegiat sejarah, literasi, dan seniman setempat untuk menggelar acara bertajuk Jejak Diplomasi Bahurekso 1614–1629, belum lama ini.

Berlangsung di dua tempat, yakni Perpustakaan Daerah Kendal dan Omah Wening di Kecamatan Kangkung, rangkaian kegiatan ini digelar sebagai upaya menggali kembali peran politikus Mataram Islam itu sebagai diplomat ulung sekaligus pejuang melawan kolonialisme Belanda pada eranya.

Inisiatif tersebut digagas oleh komunitas pegiat sejarah Kendal Heritage yang berkolaborasi dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dispursip) Kabupaten Kendal, Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal Tempo Dulu, serta Kendal Berkain.

Ketua Kendal Heritage M Yusril Mirza mengatakan, peran sosok yang saat ini dikenang sebagai nama terminal dan stadion di Kendal itu pada masa kolonialisme semestinya mampu menjadi alasan yang kuat untuk mendorong pengusulannya sebagai Pahlawan Nasional.

“Tumenggung Bahurekso bukan hanya penanda lahirnya Kabupaten Kendal, tapi juga pejuang dengan semangat patriotisme tinggi yang layak ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional,” tegas Mirza yang kemudian mengusulkan pembentukan tim khusus untuk pengkajian dan pengusulan ini secara formal.

Empat Agenda Utama

Digelar pada 13-14 September 2025, Mirza mengungkapkan, rangkaian kegiatan Jejak Diplomasi Bahurekso 1614–1629 terdiri atas empat agenda utama. Yang pertama adalah "Pameran Literasi Infografik" yang dipusatkan di Perpustakaan Daerah Kendal.

Pameran itu menampilkan perjalanan hidup Bahurekso, termasuk strategi diplomasi Bupati pertama Kendal itu dalam memengaruhi adipati Jawa untuk bersatu melawan VOC. Pameran ini dikemas menarik dengan sejumlah infografik interaktif berbasis sumber sejarah seperti Serat Banten dan catatan-catatan dari Belanda.

Agenda kedua adalah "Gelar Wicara Kemah Literasi" yang menghadirkan sekitar 100 peserta dari kalangan seniman, sejarawan, hingga komunitas literasi. Forum ini membedah sosok Bahurekso yang selain sebagai panglima perang, juga diplomat ulung yang berhasil membangun aliansi antarpenguasa Jawa.

Pameran Literasi Infografik menjadi salah satu dari empat agenda utama Jejak Diplomasi Bahurekso yang cukup diminati generasi muda. (Kendal Heritage)
Pameran Literasi Infografik menjadi salah satu dari empat agenda utama Jejak Diplomasi Bahurekso yang cukup diminati generasi muda. (Kendal Heritage)

"Yang ketiga adalah 'Membaca Bahurekso dalam Serat Banten' yang dikemas dalam format pembacaan dan analisis teks sastra kuno yang menyingkap peran Bahurekso dalam perundingan untuk mendukung Sultan Agung mengusir penjajah," jelas Mirza di tengah kegiatan.

Sementara, agenda keempat adalah "Workshop Iket Bahurekso" di Omah Wening yang mengajak pengunjung membuat iket (ikat kepala) Bahurekso sebagai simbol keberanian dan identitas Jawa. Workshop ini, Mirza mengatakan, dikemas interaktif dan dipadukan dengan cerita lisan tentang kepemimpinan Bahurekso.

Bahurekso dan Pahlawan Nasional

Selain keempat agenda tersebut, rangkaian acara juga dimeriahkan oleh sejumlah penampilan kesenian seperti pertunjukan musik, teater, monolog, puisi, hingga tari yang sarat makna dan pesan sekaligus relevan untuk generasi muda.

Kurator program Galih Setyo Aji mengungkapkan, menyampaikan kisah tentang Bahurekso secara komprehensif ke generasi muda diperlukan karena ruang diskusi terkait hal ini terbilang minim. Nah, terdorong oleh alasan inilah dia dan kawan-kawan menginisiasi kegiatan tersebut.

"Di luar peringatan Hari Jadi Kendal, diskusi tentang Bahurekso memang minim, padahal tokoh yang seharusnya dibanggakan Kabupaten Kendal ini punya kemampuan diplomasi luar biasa, tak hanya pertempuran,” ujarnya.

Sedikit informasi, Bahurekso yang diyakini bernama asli Jaka Bahu awalnya adalah abdi dalem Kerajaan Mataram Islam. Karena dedikasinya yang luar biasa, Sultan Agung kemudian mengangkatnya menjadi bupati pertama Kendal pada 28 Juli 1605.

Dua dekade kemudian, tepatnya pada 26 Agustus 1628, dia dipercaya memimpin puluhan ribu prajurit ke Batavia untuk melancarkan serangan besar melawan VOC. Catatan Belanda menyebut, serangan ini menjadi salah satu momen penting perlawanan Nusantara terhadap kolonialisme Eropa.

Bukan hanya dikenang sebagai nama terminal dan stadion, Jejak Diplomasi Bahurekso adalah upaya untuk merajut cerita heroik sosok yang gugur sebagai panglima perang di medan laga itu agar bisa menjadi inspirasi bagi generasi sekarang dan masa mendatang. Acaranya keren ya, Gez! (Siti Khatijah/E10)

Tags:

Inibaru Indonesia Logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Sosial Media
A Group Member of:
medcom.idmetro tv newsmedia indonesialampost

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved