Inibaru.id – Konon, dahulu ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Dewanata yang memiliki dua istri. Pernikahannya dengan Dewi Kunthi membuahkan lima orang putra yang kita kenal sebagai Pandawa Lima.
Dilansir dari Story Cilacap (17/03/20), suatu hari Pandawa Lima mendapatkan tugas oleh sang ayah untuk membangun sebuah candi pemujaan di Dataran Tinggi Dieng. Puntadewa, Werkudara, Janaka, Nakula, dan Sadewa pun mengiyakan titah tersebut.
Meski tahu perjalanan bakal sangat berat, mereka berangkat dengan penuh semangat. Mereka pun sudah mengantisipasi jalanan yang licin, medan yang terjal, hingga hutan belantara yang ganas.
Di tengah perjalanan, Werkudara seperti gugup menahan sesuatu. Sebelum sempat ditanya oleh saudara-saudaranya, dia langsung berlari ke arah semak-semak dan berdiri di balik pohon.
Sekembalinya ke rombongan, Werkudara bercerita bahwa dia sudah merasa lega. Ternyata, Werkudara hanya ingin buang air kecil. Tapi, karena memiliki badan terbesar dan terkuat jika dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, air seni Werkudara menjelma menjadi aliran sungai yang begitu deras.
Melawan Raksasa Bakasura
Pandawa Lima akhirnya kembali meneruskan perjalanan dan sampai di sebuah desa bernama Desa Ekacara. Anehnya, desa ini terlihat suram, berantakan, dan sepi seperti baru saja terkena bencana besar.
Puntadewa sebagai yang kakak tertua mencoba mencari warga desa yang masih tersisa. Setelah beberapa kali mengetuk rumah tanpa hasil, akhirnya ada yang menjawab ketukannya.
Mereka bertemu dengan seorang pria yang kemudian mempersilahkan Pandawa Lima masuk. Pria tersebut bercerita bahwa ada raksasa bernama Bakasura yang mengamuk dan memakan para penduduk desa. Semua ini terjadi karena Bakasura nggak diberi persembahan lembu betina saat penduduk sedang mengadakan pesta.
Belum selesai cerita tersebut, tiba-tiba saja Bakasura kembali datang. Werkudara yang paling kuat dan paling tidak sabaran langsung menemuinya untuk diajak berduel. Dengan bantuan gada sakti rujakpala miliknya, Werkudara berhasil mengalahkan raksasa yang jahat tersebut.
Asal Muasal Nama Sungai Serayu
Setelah pertarungan yang hebat, Desa Ekacara pun kembali damai. Pandawa Lima pun kembali melanjutkan perjalanan melewati aliran sungai yang dibuat dari air seni Werkudara.
Tatkala mereka beristirahat, Werkudara mendengar suara kecipak air sungai. Ternyata, Dewi Drupadi sedang mencuci baju di dekat mereka. Werkudara yang baru kali itu melihat kecantikan Dewi Drupadi terpesona. Dia tanpa sadar mengucap “sira ayu” yang berarti "kamu cantik".
Dewi Drupadi terkejut dengan ucapan tersebut dari laki-laki yang nggak dia kenal. Dia pun berusaha untuk berenang menjauhi Werkudara. Sayangnya, karena panik dan terburu-buru, dia justru tenggelam. Meski Werkudara sudah berusaha untuk menolongnya, perempuan tersebut nggak bisa diselamatkan.
Semenjak kejadian itulah, sungai tersebut dinamai Sungai Serayu. Nama ini diambil dari ucapan Werkudara "sira ayu" yang sebenarnya diperuntukkan bagi perempuan yang ia kagumi, namun justru kemudian tenggelam.
Sungai Serayu adalah sungai yang sangat penting karena melintasi lima kabupaten, yaitu Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap. Di kabupaten yang disebut terakhir, Serayu bermuara di Samudra Hindia.
Nggak nyangka ya, Millens, ternyata nama Sungai Serayu memiliki cerita legenda yang cukup menarik. (Kharisma Ghana Tawakal/E07)