inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Kisah Sunan Katong dan Penamaan Wilayah Kecamatan Kaliwungu Kendal
Sabtu, 26 Okt 2024 09:00
Penulis:
Bagikan:
Asal mula penamaan Kecamatan Kaliwungu. (Google Street View)

Asal mula penamaan Kecamatan Kaliwungu. (Google Street View)

Jika diartikan, Kaliwungu terkesan bermakna sungai yang berwarna ungu. Apakah memang maknanya seperti itu?

Inibaru.id – Sebelum dimekarkan menjadi dua wilayah, yaitu Kecamatan Kaliwungu dan Kecamatan Kaliwungu Selatan, dulu hanya ada satu Kecamatan Kaliwungu di Kabupaten Kendal. Wilayah kecamatan ini berbatasan langsung dengan sisi barat Kota Semarang.

Per sensus 2015, penduduk Kecamatan Kaliwungu mencapai lebih dari 58 ribu jiwa. Kebanyakan warga kecamatan ini bekerja di bidang petanian dan industri. Khusus untuk bidang industri, di sana memang ada puluhan perusahaan baik itu yang berskala industri kecil hingga industri besar berskala internasional.

Tapi, di balik kombinasi antara alam pedesaan yang masih asri dan modernisasi di banyaknya pabrik yang berdiri di Kaliwungu, pernah nggak terpikir mengapa nama kecamatan ini seperti itu? Banyak orang yang berpikir jika makna dari nama wilayah ini adalah sungai yang berwarna ungu. Apakah memang benar maknanya seperti itu?

Salah seorang tokoh asli Kaliwungu Gus Muhammad Aslih menguak sebuah cerita rakyat yang cukup terkenal di Kaliwungu, yaitu tentang Sunan Katong. Konon, dialah yang membabat hutan dan memulai permukiman di wilayah Kaliwungu. Dia melakukannya karena mematuhi perintah kakek kandungnya Bhatara Katong yang memintanya membantu Sunan Pandan Arang menyebarkan agama Islam.

Sunan Pandan Arang kemudian menyarankannya untuk pergi ke arah barat dari Semarang dan menyebarkan agama Islam di sana. Sunan Katong pun memilih wilayah yang kini jadi Kaliwungu.

Tepi Sungai Saeran jadi lokasi penamaan Kaliwungu. (Google Street View)
Tepi Sungai Saeran jadi lokasi penamaan Kaliwungu. (Google Street View)

“Saat sedang beristirahat di sisi Sungai Saeran, Sunan Katong melihat banyak pohon wungu. Dia kemudian memberikan nama daerah tempatnya berdakwah itu dengan Kaliwungu,” ucap Aslih sebagaimana dinukil dari Radarsemarang, Minggu (9/5/2021).

Meski begitu, ada versi lain yang menyebut penamaan Kaliwungu disebabkan oleh pertikaian berdarah antara Sunan Katong dan muridnya sendiri, Paku Wojo. Keduanya meninggal karena luka tusuk dan darahnya mengotori sungai Sarean sehingga membuat air sungai tersebut berubah warna jadi keunguan. Warga setempat pun kemudian menyebut tempat di mana keduanya berkelahi dengan Kaliwungu.

Apapun kisahnya, Sunan Katong dianggap sebagai tokoh yang sangat dihormati di Kaliwungu. Berkat dakwahnya, sampai sekarang banyak pesantren yang jadi tujuan tempat belajar ribuan santri dari berbagai wilayah. Makanya, makam Sunan Katong di Kompleks Makam Astana Kuntul Nglayang, Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan selalu ramai didatangi peziarah.

“Setiap hari ada 100-150-an orang yang datang berziarah. Tapi pada bulan-bulan tertentu seperti Maulid, Ruwah, atau Syawal, yang datang bisa ribuan per hari,” terang Tubagus Bakrie yang merupakan Ketua Pecinta Makan Auliya Kaliwungu (PMAK).

Ternyata ada dua versi penamaan Kecamatan Kaliwungu, Kendal, Millens. Kalau kamu sendiri, lebih percaya versi yang mana, nih? (Arie Widodo/E10)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved