Inibaru.id - Di Indonesia, masih banyak daerah yang mempertahankan tradisi turun-temurun yang sudah dilakukan puluhan tahun. Salah satu yang cukup menarik adalah adanya Tradisi Sedekah Desa yang digelar di Kota Surakarta, tepatnya di Kampung Randusari, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres. Seperti apa ya tradisi ini?
“Saya bawa jajan pasar lain dari rumah saya, buat dicicipi siapa saja,” kata warga Kampung Randusari yang hanya mau disebut dengan nama Yuni sambil menunjukkan tampah berisi aneka kudapan ke peserta tradisi lainnya pada Jumat (12/6/2024) lalu.
Tampak sederhana, tapi justru di situlah maknanya. Tradisi Sedekah Desa ini bukanlah sekadar seremoni tahunan. Ini adalah momen kebersamaan, doa bersama, dan yang paling unik, ajang warga saling bertukar makanan.
Tradisi yang digelar tiap bulan Besar atau Zulhijah dalam penanggalan Jawa ini biasanya jatuh pada hari Jumat. Untuk tahun ini, perhelatan jatuh pada Jumat (12/6) lalu.
Sebelum saling bertukar makanan, warga memberikan sedekah di sejumlah titik kampung. Setelah itu, barulah warga berkumpul di satu tempat. Mereka duduk melingkar dengan membawa tampah yang berisi nasi tumpeng, jajan pasar, lauk, hingga hasil bumi seperti pisang.
Warga kemudian melakukan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh kampung setempat. Setelah doa selesai dipanjatkan, tampah-tampah tersebut kemudian diputar agar dicicipi warga lainnya.
"Tiap tahun memang ada tradisi ini. Warga sengaja menyisihkan rezekinya untuk melakukannya, termasuk untuk bersedekah," ungkap salah seorang sesepuh desa bernama Dilan.
Warga sama sekali nggak keberatan untuk memasak sendiri, atau bahkan sampai harus membeli aneka penganan untuk keperluan tradisi ini. Alasannya sederhana, mereka berharap tradisi ini bisa memberikan berkah dan kelancaran rezeki bagi mereka.
"Tujuannya kan memang untuk mencari berkah dengan bersedekah. Dengan melakukan doa bersama dan bersedekah, diharapkan warga di kampung ini bisa terus sejahtera, selamat, dan diberi kesehatan," lanjut Dilan.
Sayangnya, khusus untuk tradisi yang digelar tahun ini, nggak ada pementasan wayang sebagaimana yang biasa dilakukan sekitar satu dekade lalu. Alasannya beragam, tapi yang utama karena keterbatasan dana.
"Yang ikut tradisi ini juga semakin berkurang karena kebanyakan yang masih melakukannya adalah generasi tua," pungkas Dilan.
Semoga saja ya, generasi muda nantinya mau melanjutkan Tradisi Sedekah Desa di tahun-tahun berikutnya, ya, Millens! (Arie Widodo/E10)