inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Blau Mengobati Gondongan Ternyata Akal-akalan Penjajah Zaman Dulu!
Senin, 30 Sep 2024 11:00
Penulis:
Bagikan:
Mitos blau bisa mengobati gondongan. (Rri)

Mitos blau bisa mengobati gondongan. (Rri)

Kalau ada anak yang gondongan, biasanya lehernya langsung berwarna biru karena diberi blau cuci. Tapi, tahu nggak kalau ternyata mitos blau bisa mengobati gondongan sama sekali nggak benar?

Inibaru.id – Kamu pasti pernah melihat atau bahkan mengalaminya sendiri. Saat terkena gondongan, penyakit yang bikin lehermu bengkak dan nggak nyaman, bagian area yang bengkak akan diberi blau/bulau/belauw cuci/indigo blue dye. Mitosnya, deterjen warna biru ini bisa mengobati gondongan. Tapi, kamu tahu nggak kalau anggapan blau bisa mengobati gondongan ini hanyalah akal-akalan penjajah saja?

FYI, blau cuci adalah bubuk berwarna biru yang kerap dipakai masyarakat kelas bawah untuk mencuci pakaian berwarna putih yang terkena noda membandel. Meski hasil cuciannya biasanya bikin pakaian berwarna putih jadi sedikit kebiruan, setidaknya nodanya bisa hilang. Tapi, selain fungsi tersebut, banyak orang percaya kalau blau bisa mengobati gondongan. Makanya kalau ada anak yang terkena penyakit ini, langsung diberi blau sehingga lehernya pun jadi berwarna biru.

Sayangnya, kepercayaan yang sudah eksis selama puluhan tahun di Indonesia ini sepertinya muncul dari akal-akalan penjajah Belanda, Millens. Kalau menurut warganet pengguna X Lutfi Nur Farid di akun @lutfithe13th, para penjajah berbohong dengan menyebut blau bisa mengobati gondongan. Mereka hanya pengin dengan mudah mengidentifikasi siapa saja kaum pribumi yang sudah tertular dan bisa menghindarinya.

Logikanya, dengan adanya tanda biru di leher, para penjajah bisa dengan mudah melihat orang yang sakit gondongan dari jauh dan akhirnya menghindarinya, deh. Maklum, penyakit yang memiliki nama lain mumps ini disebabkan oleh virus paramyovirus yang bisa memicu penularan dengan cepat dari droplet yang keluar saat penderitanya batuk, bersin, atau meludah. Saking cepatnya penularan, satu orang yang sudah terkena gondongan bisa menularkannya ke 4-7 orang lain, lo.

“Itu ajaran Belanda dulu agar mereka bisa identifikasi pribumi yang sedang sakit dan menular untuk menghindarinya, bukan obat,” tulisnya pada Rabu, (25/9/2024).

Mitos blau bisa mengobati gondongan juga dikenal di Filipina. (X/senjatanuklir)
Mitos blau bisa mengobati gondongan juga dikenal di Filipina. (X/senjatanuklir)

Ungahan Lutfi mendapatkan tanggapan dari selebtwit Aurelia Vizal di akun @senjatanuklir. Menurut Aurelia, ternyata trik ini juga dipakai penjajah di Filipina, Singapura, serta Tiongkok. Khusus untuk di Filipina, penjajah yang melakukannya adalah Jepang. Di sana, sebutan bagi gondongan adalah beke dan blau adalah TINA. Alasan penggunaannya sama, yaitu agar para penjajah nggak mudah ketularan.

Aurelia sampai mengunggah tangkapan layar dari jurnal Philippine Alterntive Medicine dan Singapore Medical Journal: A Clinical Study of Epidemic Parotitis (Mumps) as Seen in a general Practice untuk mengungkap penggunaan indigo blue dye ini. Hm, ternyata tradisi ini dilakukan di banyak negara, ya?

Tapi, sebenarnya apakah blau benar-benar nggak bisa mengobati gondongan? Kalau soal ini, dr Fitria Mahrunnisa Sp.A lulusan Universitas Gadjah Mada menyebut blau yang bisa memberikan efek dingin hanyalah membuat penderita gondongan merasa lebih nyaman dari nyeri, bukannya menyembuhkannya.

“Mitos itu, blau nggak bisa mengurangi bengkak gondongan atau menyembuhkannya,” ucapnya sebagaimana dilansir dari Antara, Selasa (4/6).

Yang pasti, penyakit yang bisa bikin anak demam ini akan sembuh dengan sendirinya asalkan anak beristirahat cukup dan mendapatkan asupan makanan bergizi sehingga sistem imun bisa lebih cepat mengatasinya. (Arie Widodo/E10)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved