Inibaru.id - Nusa Tenggara Timur (NTT) kini sudah menjadi salah satu destinasi wisata kebanggaan di Indonesia. Provinsi ini dikenal dengan Pulau Komodo dan Danau Kelimutunya. Namun di luar itu, ada beragam festival budaya dan wisata NTT 2018 yang sayang untuk dilewatkan. Ada apa saja sih?
- Festival Komodo.
Arak-arakan patung komodo dalam pembukaan Festival Komodo. (eljohnnews.com)
Dinas Pariwisata setempat menggelar Festival Komodo untuk mempercepat pengembangan dan pembangunan kawasan pariwisata Labuan Bajo. Festival Komodo bakal diisi dengan serangkaian kegiatan dan pentas seni budaya. Pentas seni dalam Festival Komodo akan menampilkan tarian tradisional Flores salah satunya adalah Tari Caci khas Manggarai Barat. Selain itu, diadakan pula kegiatan menanam pohon, lomba bola voli pantai, dan berbagai kegiatan lainnya. Festival Komodo digelar pada 5-10 Maret 2018.
- Festival Parade Pesona Kebangsaan, Ende.
Parade Pesona Kebangsaan di Ende. (endefloresntt.blogspot.id)
Festival Parade Pesona Kebangsaan digelar untuk mengenang Bung Karno yang pernah diasingkan ke Ende. Festival Parade Pesona Kebangsaan digelar mulai 20-31 Mei 2018 dan puncaknya pada 1 Juni 2018.
Festival Kebangsaan sudah berlangsung rutin sejak beberapa tahun terakhir. Acara biasanya berlangsung meriah dengan parade pakaian adat NTT sepanjang tiga kilometer. Selain itu masih ada beragam pertunjukan seni tradisional, seperti kolaborasi wayang kulit dan musik khas Flores. Wah, seru ya!
- Festival Tenun Ikat Sumba, Sumba
Suasana Festival Tenun Ikat di Sumba. (travelingyuk.com)
Kain tenun Sumba merupakan salah satu warisan budaya berharga di NTT karena memiliki nilai tinggi. Dalam pembuatannya, kain tenun ikat ini hanya menggunakan zat alami dari dedaunan dan akar-akaran.
Dalam Festival Tenun Ikat Sumba, wisatawan akan berkesempatan melihat langsung pembuatan karya seni tingkat tinggi tersebut. Mulai dari proses pencampuran warna, memutar benang, hingga penenunan. Selain itu ada juga pameran beragam varian dan motif tenun, yang masing-masing memiliki makna sosial dan religius.
Untuk mempercepat strategi promosi wisata, Sumba menggelar Wonderful Sumba Island Festival (WSIF) 2018 pada 2-9 Agustus mendatang yang di dalamnya terdapat Festival Tenun Ikat dan Festival Sandalwood.
- Parade Kuda Sandalwood, Sumba.
Kemeriahan Parade Kuda Sandalwood. (travelingyuk.com)
Sumba dikenal dengan kuda sandalwood. Kuda seperti nggak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Sumba. Selain untuk transportasi, kuda sandalwood juga bisa digunakan sebagai kuda tarik atau kuda pacu.
Sandalwood merupakan jenis kuda unggul dari Sumba. Satu ekornya konon bisa bernilai hingga 70 juta rupiah. Di Parade Kuda Sandalwood, para wisatawan dapat melihat lebih dari seribu kuda sandalwood yang diarak. Para penunggang kuda menunggangi kuda yang diarak dengan mengenakan pakaian adat setempat. Pasti bakal jadi pengalaman yang mengagumkan ya, Millens.
- Festival Likurai, Belu.
Tarian Likurai. (idntimes.com)
Festival Likurai menyajikan aksi warga Belu memperagakan tarian tradisional mereka yang bernama Tari Likurai. Konon, gerakan-gerakan dalam Tari Likurai terinspirasi dari kisah para pendahulu yang berperang dalam mempertahankan diri dari penjajah.
Tarian Likurai melibatkan penari pria dan wanita. Para pria biasanya akan membawa aksesoris berupa pedang, sementara wanitanya hanya sebatas memainkan drum kecil yang disebut Thiar. Dulunya, tari-tarian ini sering diperagakan untuk menyambut para pahlawan desa yang berhasil pulang dengan selamat atau lolos dari tradisi pemancungan. Festival Likurai Timor akan digelar pada 27-28 Oktober 2018 mendatang. Catat ya!
- Tour de Flores
Tour de Flores. (travelingyuk.com)
Digelar rutin sejak 2016, Tour de Flores menyajikan kompetisi balap sepeda antar profesional di salah satu pulau terindah di Indonesia. Seperti namanya, Tour de Flores ini mengadaptasi kompetisi serupa yang diselenggarakan di Perancis bernama Tour de France.
Pada Tour de Flores 2018 ini, idntimes.com (15/1/2018), menulis, total jarak tempuh 743 kilometer. Rute yang dilewati nggak hanya menantang, namun juga menyuguhkan pemandangan indah. Mulai dari Larantuka, lalu menjelajahi Flores bagian timur, dan finish di Labuan Bajo. Tour de Flores ini digelar selama sepuluh hari pada 6-16 Mei 2018.
Nah, cukup banyak festival budaya yang diselenggarakan di NTT ya, Millens. Selain untuk lebih mengenalkan budaya NTT, acara-acara tersebut juga mendatangkan keuntungan ekonomi masyarakat setempat. Sobat Millens tertarik? Langsung saja kunjungi NTT, tapi harus menyiapkan dompet yang tebal ya. Ha-ha. (IB12/E05)