Inibaru.id – Dikutip dari tirto.id, (24/1/2017), Wali Songo menggunakan wayang dengan beberapa perubahan dan nggak berwujud persis manusia. Namun, perubahan tersebut tetap mempertimbangkan sosial-kultural masyarakat setempat. Sebisa mungkin warna agama Hindu dan ritual pemujaan terhadap arca dihilangkan dengan mengubah bahan kertas dengan kulit kerbau.
Pergelaran wayang sadat. (aliyahtabah.blogspot.com)
Nah, wayang yang dimaksud adalah wayang sadat. Wayang Sadat, singkatan dari kata Syahadattain yang memiliki arti 2 kalimat syahadat. Wayang ini digunakan untuk dakwah, lo. Kamu bisa melihat wayang ini di Museum Peradaban Islam Masjid Agung Jawa Tengah memiliki koleksi yang memiliki peran besar dalam menyebarkan agama Islam.
“Ada pula yang menyebut Wayang Sadat ini akronim dari Sarana Dakwah dan Tabligh. Sesuai dengan namanya, Wayang Sadat merupakan salah satu jenis wayang yang digunakan untuk media dakwah Islam di Nusantara, khususnya di Pulau Jawa,” tutur Edi Suyadi, petugas Museum Peradaban Islam MAJT.
Tampilan dari wayang sadat ini unik, Millens. Leher karakter wayang sadat dibuat panjang, wajah miring, dan tangan panjang hingga kaki. Dalam pementasannya, disisipi pesan moral dan syiar-syiar Islam.
Wayang sadat di museum Masjid Agung Jawa Tengah. (anishidayah.com)
Nggak berbeda dengan jenis wayang lainnya, kelengkapan pakeliran pada wayang sadat juga menggunakan layar (kelir), pohon pisang untuk menancapkan wayang, kemudian blencong sebagai penerangan, kotak alat penyimpan wayang, dan cempala untuk memukul kotak.
Satu hal yang unik saat pementasan wayang sadat, yaitu sang dalang bakal menyelipkan kalimat syahadat, ayat-ayat suci Al-quran, serta petuah hidup Islami.
Wali Songo memang kreatif deh. (MG10/E05)