inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Begini 10 Tirakat Kejawen untuk Menemukan Hakikat Tuhan
Minggu, 4 Okt 2020 15:25
Penulis:
Inibaru Indonesia
Inibaru Indonesia
Bagikan:
Ilustrasi: Pada malam Selasa Kliwon atau malam Jumat Kliwon, sebuah ritual dijalani para penganut Kejawen di Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta. (Beritagar/Suryo Wibowo)

Ilustrasi: Pada malam Selasa Kliwon atau malam Jumat Kliwon, sebuah ritual dijalani para penganut Kejawen di Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta. (Beritagar/Suryo Wibowo)

Ada 10 tirakat yang dilakukan pelaku aliran Kejawen dalam menemukan hakikat Ketuhanan. Apa saja ya?

Inibaru.id – Setiap agama dan aliran kepercayaan memiliki cara sendiri dalam menemukan hakikat ketuhanan. Pun demikian dengan Kejawen. Para penganut aliran ini menyebut konsep Tuhan dengan sebutan “Pangeran” atau “Gusti”.

Mereka meyakini penyatuan Tuhan dengan ciptaan-Nya. Ada beberapa cara yang ditempuh dalam pencarian hakikat ketuhanan. Sejumlah laku atau ritual harus dijalankan seseorang agar bisa menggapai puncak pengalaman religius yang disebut manunggaling karsa kawulo lan karsa Gusti.

Dalam petikan kidung Dandanggula, pencarian akan hakikat Sang Pencipta berbunyi:

Ana pandhita akarya wangsit (ada pandita mencipta wahyu),

kaya kombang anggayuh tawang (seperti kumbang yang ingin terbang ke langit),

susuh angin ngendi nggone (sarang burung di mana tempatnya),

lawan galihing kangkung (inti kangkung),

watesane langit jaladri (batasnya cakrawala),

tapake kuntul mabur (bekas telapak burung kuntul yang terbang)

nglayang lan gigiring panglu (pinggir dari bumi/globe)

Bait-bait itu menjelaskan bahwa apa yang dicari merupakan hal yang nggak bisa digambarkan atau disamakan rupanya (Tan kena Kinaya Ngapa). Karena itu, ajaran Kejawen menyatakan hakikat Tuhan adalah sebuah kekosongan (suwung).

Nah, untuk menyatukan diri dengan Tuhan ini jelas nggak mudah. Kamu harus mengosongkan diri dari hal-hal yang membebani jiwa seperti nafsu dan keinginan duniawi. Caranya dengan berpuasa atau melakukan tirakat, yang terbagi dalam 10 jenis.

1. Tapa Mutih

Tirakat ini sangat dikenal. Untuk melakukannya, kamu harus siap cuma minum air putih dan makan satu jenis makan tanpa garam selama 40 hari. Misalnya, air putih dan nasi putih tanpa tambahan apa-apa selama 40 hari.

2. Tapa Ngrowot

Lelaku ini mengharuskan kamu hanya makan sayuran. Wah, kayaknya ini berat banget ya buat orang yang nggak bisa berpisah dengan nasi. Setuju nggak?

3. Tapa Pati Geni

Kamu nggak boleh makan makanan yang dimasak menggunakan api. Selain itu kamu dilarang tidur dan menghidupkan cahaya. Semua aktivitasmu dilakukan dalam gelap. Selama seharian di kamar yang dilakukan hanyalah berdoa.

4. Tapa Ngebleng

Kamu dilarang makan dan minum selama hari-hari ganjil, meliputi 7 / 13 / 19 / 21 hari. Jika pada puasa biasa durasinya hanya dari subuh sampai Magrib, puasa Ngebleg ini dilakukan selama 24 jam.

5. Tapa kungkum

Ilustrasi Tapa Kungkum. (Phinemo)
Ilustrasi Tapa Kungkum. (Phinemo)

Caranya dengan merendam diri di sungai pertemuan arus selama 40 hari dengan bertelanjang dada. Selama melakukan Tapa Kungkum, kamu dilarang tertidur karena bisa membuat tirakat ini batal. Selain itu, tertidur juga akan membahayakan diri.

6. Tapa Ngeli

Kamu harus menghanyutkan diri di air. Ada yang mengatakan kalau pelaku tirakat ini menggunakan sampan dan membiarkan air sungai menghanyutkannya. Mungkin falsafahnya, hendaknya seseorang pasrah pada kehendak Tuhan.

7. Tapa Pendem

Kamu harus mengubur diri hingga tampak leher saja. Konon, jenis tirakat ini cukup berat karena pelaku kerap didatangi makhluk halus untuk menakut-nakutinya. Kamu juga harus memiliki fisik yang kuat agar nggak lemas.

8. Tapa Nggantung

Kamu harus menggantung di pohon dan dilarang menginjak tanah. Selain disebut tapa nggantung, ada juga yang menyebutnya tapa kalong. Semedi ini juga dipercaya meningkatkan kekuatan fisik dan melatih pernapasan.

9. Tapa Ngrame

Arti dari lelaku ini adalah tetap tenang meski di tengah hiruk-pikuk aktivitas manusia atau di keramaian. Selain itu, kamu harus siap berkorban atau menolong siapa saja dan kapan saja

10.  Tapa Brata

Ritual terakhir adalah bersemedi dengan khidmat. Tirakat ini dianggap dapat membantu memusatkan diri pada Tuhan karena banyak pantangannya.

Gimana, susah ya? Tuhan memang nggak bisa ditemui orang sembarangan kan? Oya, dalam prosesnya ada tiga hal yang harus diingat, yaitu menjalankan puasa sesuai panduan guru-guru kebatinan, mengesampingan akal karena sebagian mengandung mistis, dan dilarang bertanya kepada guru.

Kira-kira kamu sanggup nggak nih, Millens? (SM/IB21/E03)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved