Inibaru.id – Kalton atau beton yang terdiri atas kaleng, aluminium, dan beton yang diciptakan tiga mahasiswa ITB masih terus dikembangkan.
Tapi seperti apa sebenarnya prosesnya? Dikutip dari Beritagar (13/9/2017) berikut proses dan cara pembuatan Kalton.
Baca juga: Luar Biasa! Beton dari Kaleng Ciptaan Tiga Mahasiswa ITB
Proses penelitian
Selama proses penelitian, produk beton yang digunakan memiliki spesifikasi dimensi 60 x 60 dengan ketebalan 18-20 sentimeter. Setiap sampel dalam penelitian diberi perlakuan yang berbeda. Perbedaan perlakuan bertujuan untuk mencari data mengenai kekuatan dan kemampuan serap energi mekanik (impak).
Konsep Pembuatan Beton Kaleng.
Tim Kalton juga memisahkan sampel beton menjadi dua kelompok, yaitu grup kontrol dan grup eksperimen. Masing-masing kelompok menggunakan empat sampel beton.
Grup kontrol merupakan kelompok sampel beton yang tidak diperkuat dengan kaleng aluminium. Sampel beton 1A hanya diperkuat dengan kerangka besi dan steel fibre, sampel 2A diperkuat kerangka besi saja, kemudian sampel 3A diperkuat steel fibre. Adapun sampel 4A berupa beton biasa yang terbuat dari adukan pasir dan semen.
Sementara grup eksperimen merupakan sampel beton yang mengalami penguatan dengan metode Kalton. Sampel beton 1B diperkuat dengan kerangka besi, steel fibre, dan kaleng aluminium. Sedangkan sampel 2B diperkuat kerangka besi dan kaleng aluminium, dan sampel 3B diperkuat steel fibre dan kaleng aluminium. Sementara beton sampel 4B hanya diperkuat kaleng aluminium.
Setelah semua sampel beton jadi, mereka mengangkutnya ke Laboratorium Rekayasa Struktur Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB untuk diuji.
Uji tekan dilakukan untuk mengetahui besar tekanan yang bisa diterima oleh tiap sampel beton. Sedangkan tes impak untuk menghitung jumlah energi yang dapat diserap oleh tiap sampel beton.
Dari data hasil uji tekan dan tes impak pada kedua grup tersebut, disimpulkan bahwa pemberian kaleng aluminium untuk membuat rongga udara dalam beton meningkatkan kemampuan beton untuk menahan tekanan dan menyerap energi mekanik.
Dari empat beton sampel bermetode Kalton itu, tim mendapatkan sebuah sampel terbaik pada beton berkode 1B. Beban maksimalnya mencapai angka tertinggi, yaitu 9.350 kilogram. Kekuatan lenturnya 26,30 kilogram per sentimeter persegi.
Adapun pada uji impak, sampel beton 1B bahkan mencapai angka tertinggi darti total delapan sampel, yaitu 49,98 persen. Hasil ini membuktikan, sebagian konsep dan mimpi tim Kalton bisa diwujudkan.
Proses Pembuatan Beton Kaleng.
Sampel beton 1B itu sebenarnya bersaing ketat dengan sampel beton kontrol berkode 1A yang diperkuat dengan kerangka besi dan steel fibre.
Dari segi kekuatan saat uji tekan, sampel beton 1A sanggup menahan beban hingga 20.500 kilogram, atau 2,5 kali dari beton 1B yang ungggulan bermetode Kalton. Selain itu, hasil uji impak beton 1A juga tidak kalah jauh dengan 1B. Energi benturan yang diserapnya mencapai 42,46 persen.
Beton bermetode Kalton yang terbaik, kata Jery Octavianus (salah seorang penggagas Kalton), dipasangi 23 kaleng bekas minuman kemasan. Kaleng pilihannya tidak penyok dan bersih dari tanah agar tidak mempengaruhi adukan beton.
Kumpulan kaleng itu ditempatkan di bagian tengah dalam beton dengan susunan 5-4-5-4-5. Kaleng setinggi 11 sentimeter itu diapit rangka besi berukuran 10 milimeter pada bagian atas dan bawahnya serta dipasangi steel fibre.
"Formasi kaleng baru seperti itu, belum bentuk lain seperti huruf X atau terpencar," katanya.
Mereka menghindari pemasangan kaleng secara penuh pada beton sampel. "Kalau dipenuhi semua, bisa mengubah fungsi dan strukturnya."
Dari hasil uji impak itu juga, kata Jery, beton Kalton bisa meredam benturan ketika ditabrak. Kerusakan beton menurutnya tidak banyak, dan bisa diperbaiki kembali. "Kerusakannya tidak mayor," kata dia.
Daya serap benturannya berkisar 4-7 persen lebih tinggi daripada beton yang tidak memakai kaleng aluminium di dalamnya. Adapun dari sisi penggunaan material pembuatan beton, terjadi penghematan sekaligus agak lebih ringan. Berat semua sampel beton tanpa kaleng aluminium, berkisar 107-110 kilogram. "Semua sampel beton Kalton beratnya 101-103 kilogram," ujarnya.
Penggunaan Kalton lebih mengarah ke dinding luar, pembatas jalan, penutup drainase, atau bangunan instansi militer. "Untuk beton pembatas jalan, belum tahu standarnya bagaimana," kata dia. (PA/SA)