Inibaru.id – Kalau ada yang mengeluh dirinya mati ide, dia perlu membaca kisah tiga mahasiswa ITB ini. Mereka sudah membuktikan bahwa ide datang bisa dari mana saja.
Awalnya, Jery Octavianus menonton salah satu film produksi Hollywood pada September 2016. Dia sangat terkesan. Dalam film bertema militer itu digambarkan sejumlah pasukan tentara memanfaatkan lapisan aluminium untuk kendaraan dan gedung-gedung khusus yang ditempelkan di bagian luar. Lapisan aluminium itu memiliki rongga udara.
Adegan itu sangat membekas di dalam pikiran Jery, mahasiswa program Sistem dan Teknologi Informasi Institut Teknologi Bandung (ITB) itu. Ia kemudian bertekad mencoba apa yang ada di film itu. Ia ingin memanfaatkan kaleng bekas untuk sesuatu yang bermanfaat. Ide pun datang: dia akan memanfaatkan kaleng-kaleng bekas untuk campuran membuat beton.
Seperti dikutip dari Beritagar (13/9/2017), untuk mewujudkan gagasannya, dia mengajak dua rekannya, Agung Pratama dari Teknik Elektro dan Berri Dwi Putra mahasiswa Teknik Kimia. Keduanya sama-sama kuliah di ITB.
Baca juga: Mau Tahu Proses Bikin Beton dari Kaleng? Baca ini…
Agar pembuatan beton itu tak asal, ketiga mahasiswa ITB angkatan 2015 itu aktif berkonsultasi dengan dosen di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Agung Wiyono Hadi Soeharno. Mereka mengenal Agung ketika menjalani kuliah selama setahun pertama tanpa penjurusan yang di ITB disebut Tahap Persiapan Bersama (TPB).
Setelah berkonsultasi, ia pun mulai bereksperimen membuat beton diisi kaleng bekas. Dalam eksperimen ini, mereka memasang tiga.
“Beton jadi lebih tahan benturan, ringan, dan hemat karena semen dan pasirnya berkurang," kata Jery.
Eksperimen ini mereka namai Kalton, singkatan dari kaleng-aluminium-beton.
Jery bercerita, saat mengajukan idenya, sang dosen sempat tidak percaya. Sebab, biasanya rekayasa teknik untuk mengurangi beban beton dengan menggunakan rongga udara. “Setelah diuji, baru deh (dosen percaya). Pakai kaleng ini metode baru," ujarnya.
Metode Kalton merupakan penguatan yang konsepnya mendekati penggunaan aluminium foam. “Fungsi aluminium itu untuk memperkuat dinding beton, menahan impak, atau tembakan. Harganya mahal dan khusus," kata dia.
Baca juga: Tiga Pemuda Asal Solo Ini Bikin Aplikasi Saingi Facebook
Setelah uji beton itu berhasil, ketiga mahasiswa imengajukan proposal ke Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Hasilnya? Kementerian pada Maret 2017 memberi dana riset dan pengembangan sebesar Rp10 juta.
Dana itu kemudian mereka gunakan untuk pengembangan. Mereka membuat satu per satu contoh beton berukuran 60 x 60 setebal 18 sentimeter. Seluruhnya ada 8 jenis beton sekaligus yang mereka buat bersama tukang bangunan.
Begitu selesai dicetak, mereka melakukan uji tekan beton perdana pada Mei 2017. Dari uji tekan kemudian dilanjut tes impak atau benturan pada Juni lalu. Hasil Kalton terbaiknya mereka usung ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-30 tahun 2017 di Universitas Muslim Indonesia 23-28 Agustus 2017.
Tim berharap bisa mengembangkan penelitian agar lebih komprehensif dan menemukan formula yang lebih bagus. Inovasi itu rencananya juga ingin dipatenkan karena tergolong baru dan perdana. (PA/SA)