Beda dengan pendapat Wakil Menteri Tenaga Kerja Immanuel Ebenezer pada 17 Februari 2025 lalu yang memberikan tanggapan sinis terhadap tagar tersebut, bahkan meminta orang yang pergi ke luar negeri untuk nggak balik lagi ke Indonesia, Abdul Kadir Karding justru menganggap inisiatif warga yang pengin mencari kerja ke luar negeri sebagai hal yang bagus.

Alasannya, dia menyadari jika lapangan kerja di dalam negeri masih seret. Jadi, dia nggak mempermasalahkan jika warga, khususnya anak muda, melirik peluang kerja di luar negeri.

Ajakan ini ia sampaikan dalam acara talkshow sekaligus peresmian Migrant Center di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Kamis (26/6/2025). Di hadapan para mahasiswa, Karding menyampaikan data bahwa hampir satu juta warga Jawa Tengah belum terserap ke dunia kerja.

“Mahasiswa ini calon pengangguran. Daripada menunggu lama dan stres karena susah cari kerja, mending segera siapkan diri kerja ke luar negeri. Yang resmi dan aman, tentu saja,” ungkapnya sebagaimana dinukil dari Kompas, Kamis (26/5).

Karding juga menyebut data nasional yang mengungkap ada lebih dari 70 juta warga Indonesia yang belum memiliki pekerjaan tetap. Di tengah kondisi semacam itu, bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI), terutama yang punya keterampilan,  bisa jadi solusi nyata.

“Bukan sekadar alternatif, ini bisa jadi pilihan utama,” tegasnya.

Saat salah seorang peserta sempat mengajukan pertanyaan tentang soal minimnya lapangan kerja di dalam negeri, Karding menjawab secara blak-blakan disertai dengan kelakar.&nbsp;

“Kalau itu urusannya Menaker. Saya fokus kirim orang ke luar negeri,” katanya, disambut tawa hadirin.

Tugas Kementerian P2MI, lanjutnya, adalah memastikan jalur kerja ke luar negeri berjalan legal, aman, dan menjanjikan. Dia bahkan menyebut kerja di luar negeri bisa menjadi batu loncatan membangun karier internasional.

Menariknya, mencari kerja ke luar negeri bagi Karding nggak sekadar bicara soal ekonomi. Dia menyinggung pula aspek geopolitik dan pengaruh budaya.

“Sekarang dunia dikuasai bukan dengan senjata, tapi ide dan pengaruh. Lihat Korea Selatan dengan K-Pop-nya. Kita bisa seperti itu. Kirim PMI yang punya skill dan karakter Indonesia, biar nilai-nilai kita menyebar ke mana-mana,” lanjutnya.

Dia bahkan meyakini bahwa lewat jalur ini, bukan tak mungkin orang Indonesia bisa menjadi pemimpin di negara lain, sebagaimana Perdana Menteri Inggris saat ini berasal dari etnis India.

“Kenapa enggak? Kalau kita siapkan SDM sejak sekarang, kirim yang terbaik ke dunia, suatu hari kita juga bisa punya orang Indonesia jadi pemimpin dunia,” tutupnya penuh semangat.

Jadi, buat kamu yang masih ragu kerja ke luar negeri, mungkin sudah saatnya mulai mempertimbangkanya. Bukan lagi sekadar pilihan, layaknya kata pak menteri, mana tahu ini jadi penghidupan utama menuju masa depan yang lebih cerah.

Kalau menurutmu, gimana, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Jumlah pengguna warganet di Indonesia yang menyuarakan tagar #KaburAjaDulu yang bermakna mencari kerja atau beasiswa pendidikan di luar negeri masih sangat tinggi seiring dengan masih tingginya angka pengangguran di Tanah Air.

Hal ini ternyata mendapatkan tanggapan positif dari Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding.

Bukannya menanggapi dengan sinis, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding justru mendorong warga, khususnya anak muda, untuk nggak ragu mencari kerja di luar negeri. Apa alasannya, ya?

Dukung Generasi Muda Kerja di Luar Negeri, Abdul Kadir Karding: Asalkan Legal!

"Rumah singgah ini bagian dari janji pelayanan pemerintah. Seluruh fasilitas yang kami sediakan dapat dipakai gratis oleh yang ber-KTP Temanggung. Jika kamar kosong, silakan pakai; cukup koordinasi melalui Dinas Sosial atau langsung ke kontak rumah singgah yang standby 24 jam,” ujar Kepala Dinas Sosial Heri Kardono, Rabu (25/6/2025).

Fasilitas yang tersedia pun cukup lengkap, lo; mulai dari kamar tidur, kamar mandi, dapur, air minum, hingga alat kebersihan. Rumah singgah di Yogyakarta punya empat kamar yang bisa menampung sekitar 10 orang, sedangkan di Semarang tersedia tujuh kamar.

Soal pendanaan, untuk saat ini masih menggunakan skema kolaborasi antara APBD Kabupaten Temanggung dan Baznas. Namun, ke depannya, Pemkab ingin mengembangkan layanan ini jadi lebih mandiri dan permanen.

Respons masyarakat pun positif. Ketua Paguyuban Kepala Desa Kabupaten Temanggung, Muhammad Arifin, menyebut program ini sangat membantu warganya, terutama mereka yang sedang mendampingi pasien rujukan ke rumah sakit besar. Dia bahkan sudah datang langsung ke lokasi rumah singgah agar bisa memberikan informasi yang tepat ke warganya.

“Kami para kepala desa sangat mendukung dan berterima kasih kepada Pemkab Temanggung. Rumah singgah ini sangat dibutuhkan, khususnya bagi masyarakat rentan atau keluarga pasien yang sedang dirujuk ke rumah sakit besar. Tidak semua warga mampu menginap di hotel atau wisma,” ujar Arifin.

Dia juga menyoroti pentingnya fasilitas ini bagi pasien penyakit kronis seperti kanker yang harus bolak-balik rumah sakit.

“Biaya pengobatan saja sudah berat, belum lagi akomodasi. Rumah singgah ini sangat membantu. Harapannya, ke depan fasilitasnya bisa lebih ditingkatkan, termasuk adanya pendamping atau petugas yang bisa mengarahkan warga ke rumah sakit tujuan,” tambahnya.

Arifin mengaku sudah mulai menyebarkan informasi soal rumah singgah ini ke masyarakat, mulai dari grup WhatsApp desa hingga saat kumpul-kumpul di lapangan. Dia berharap, nggak ada lagi warga Temanggung yang kebingungan saat harus dirujuk ke rumah sakit besar di luar kota.

“Saya sendiri sudah datang langsung ke rumah singgah di Jogja dan Semarang, supaya kalau ada warga bertanya saya bisa arahkan. Jangan sampai ada warga Temanggung yang butuh tapi tidak tahu informasinya,” tegasnya.

Dinas Sosial Kabupaten Temanggung pun terus mendorong para kepala desa, tenaga kesehatan, hingga tokoh masyarakat untuk ikut menyosialisasikan rumah singgah ini. Nggak cuma tempat tinggal sementara, tapi jadi wujud nyata pelayanan publik yang adil dan merata untuk seluruh warga.

Ikut lega ya dengan keberadaan rumah singgah untuk warga Temanggung ini, Millens. Mereka jadi nggak merasa sendirian saat butuh tempat singgah di kota orang. (Siti Zumrokhatun/E10)&nbsp;

Inibaru.id - Warga Temanggung yang tengah berjuang mendapatkan layanan kesehatan di luar kota kini punya tempat bernaung yang nyaman. Pemkab Temanggung resmi membuka rumah singgah gratis di dua kota besar, yakni Semarang dan Yogyakarta.

Rumah singgah ini bisa dimanfaatkan warga Temanggung yang tengah dirujuk ke rumah sakit besar atau yang tengah berada di luar kota dan butuh tempat istirahat sementara.

Program ini hadir berkat kerja sama apik antara Dinas Sosial Temanggung dan Baznas. Nggak main-main, rumah singgah tersebut jadi bukti konkret bahwa visi dan misi Bupati Agus Setyawan dan Wakil Bupati Nadia Muna soal pelayanan sosial yang inklusif bukan cuma janji manis.

Warga Temanggung kini nggak perlu bingung cari tempat tinggal sementara saat harus berobat ke Semarang atau Yogyakarta, karena sudah ada rumah singgah gratis yang disediakan pemkab setempat.

Rumah Singgah Gratis; Bukti Cinta Pemkab Temanggung untuk Warganya

Masuknya genangan rob kini nggak hanya merambah ke permukiman warga di pesisir pantai, tapi juga sudah meluap sampai ke jalan raya. Rob kerap terjadi pada siang hari dan kian parah pada malamnya, dengan ketinggian air bisa mencapai 50 sentimer. 


Ahli tata kota Undip Prof Dr Ing Wiwandari Handayani ST MT MPS, pembuatan tanggul laut menjadi solusi tercepat mengatasi banjir rob di kawasan Pantura Jawa Tengah. 


“Hanya tanggul laut yang bisa menahan naiknya air laut pasang yang kian berlangsung ekstrem. Hal itu karena dipicu fenomena alam perubahan iklim,” ungkap Prof Wiwandari.

Pembangunan tanggul laut di Semarang-Demak yang telah dikerjakan pemerintah pusat ini akan terintegrasi dengan tol laut yang direncanakan baru akan rampung pada 2027. 


“Pembangunan tanggul laut ini penting dan menjadi salah satu strategi dalam penanganan rob di Pantura. Tapi masyarakat tidak bisa serta merta berharap manfaatnya sekarang, karena proses pembangunan masih berjalan,” terangnya. 


Lebih lanjut, Wiwandari mendorong masyarakat terlibat dalam pengelolaan lingkungan pesisir, termasuk penanaman mangrove dan sektor perikanan berkelanjutan yang menjadi bagian dari penanganan jangka panjang.

Dia mengapresiasi program Mageri Segoro yang dilakukan oleh Pemprov Jateng. Program tersebut berupa penanaman 1,5 juta mangrove dengan luas area mencapai 150 hektare di sepanjang pantai utara di wilayah Jawa Tengah. 


Program Mageri Segoro ini bertujuan untuk mengembalikan dan menjaga kesehatan ekosistem pesisir yang rusak akibat abrasi dan perubahan iklim. Menurut Wiwandari, program ini penting dilakukan, mengingat laju perubahan iklim masih terjadi dan pembangunan kota juga berlangsung.


“Pemerintah bisa saja ke depan akan kembali kewalahan jika tidak melibatkan peran masyarakat untuk menjaga lingkungan pesisir,” ujarnya.

Di tengah menunggu pengerjaan tanggul laut selesai, Pemerintah Provinsi Jateng melakukan berbagai langkah penanganan, yakni pompanisasi di sejumlah titik pusat genangan hingga di tengah permukiman warga. 


Selain itu, Pemprov juga melakukan pengerukan pendangkalan sungai, normalisasi sungai, hingga drainase. Bahkan, warga terdampak banjir rob diberikan bantuan cuma-cuma. Di antaranya berupa pelayanan Program Dokter Spesialis Keliling (Speling) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG), bantuan sembako, dan alat tulis sekolah.


Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Khusairi, mengatakan, pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 (Semarang-Sayung) sepanjang 10,634 kilometer yang teranggarkan sebesar Rp10,9 triliun, terintegrasi dengan pembangunan&nbsp;giant sea wall&nbsp;(tanggul laut).&nbsp;

Pembangunan jalan tol ini, diestimasikan akan mengeringkan lahan seluas 576,04 hektare.
Pekerjaan fisik jalan tol juga dibangun dengan konstruksi khusus tanggul laut. 


"Selain itu, ada Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan yang digunakan untuk menampung air dalam jangka waktu tertentu, sebelum dialirkan ke laut atau daerah resapan lain," terangnya.


Adapun pekerjaan fisik giant sea wall dan kolam retensi yang terintegrasi dengan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 (Kaligawe-Sayung) ini dimaksudkan untuk menanggulangi banjir dan rob di sisi selatannya. (Murjangkung/E10)

Inibaru.id - Banjir rob yang terjadi di bilangan Sayung, Kabupaten Demak masih terus berlangsung. Pakar tata kota dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengungkapkan, banjir rob yang sudah berlangsung sejak 1990 ini hanya bisa ditangani dengan cepat melalui pembangunan tanggul laut.

Sedikit informasi, saat ini pengerjaan tanggul rob sedang dikebut pemerintah pusat dan diperkirakan baru rampung pada 2027.

Banjir rob Sayung yang sudah nggak tertolong dan bikin susah masyarakat. Ahli Tata Kota Undip menyarankan tanggul laut sebagai solusi utama.

Darurat Rob Sayung, Pakar Tata Kota Undip: Tanggul Laut Satu-satunya Solusi!

"Dulu mikirnya paling latar yang tersedia di tempat foto KTP yang jadi penentu. Tapi saya pernah menemukan dua KTP dari kecamatan yang sama kok latarnya beda, lalu jadi kepikiran apa perbedaannya," ucapnya pada Jumat (27/6/2025).

Nah, ternyata, dugaan Farida memang benar. Perbedaan warna latar foto KTP ini bukan sekadar pilihan visual. Ada makna dan tujuan administratif di balik warna merah dan biru yang digunakan di dokumen kependudukan resmi tersebut.

Direktur Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dari Ditjen Dukcapil Kemendagri Muhammad Farid  menjelaskan bahwa warna latar pada foto KTP sengaja dibedakan berdasarkan tahun kelahiran pemiliknya. Singkatnya, ini bagian dari sistem identifikasi data kependudukan yang rapi dan sistematis.

Menurut Farid, warna biru digunakan untuk mereka yang lahir di tahun genap seperti 1990, 1992, 1994, dan seterusnya. Sementara itu, warna merah dipakai untuk pemilik KTP yang lahir di tahun ganjil, misalnya 1991, 1993, 1995, dan sebagainya.

“Untuk latar belakang biru di KTP-el disesuaikan tahun lahir genap. Sedangkan latar belakang merah di KTP-el disesuaikan tahun lahir ganjil,” ujar Farid sebagaimana dinukil dari Kompas, Sabtu (21/6/2025).

Jadi, bukan karena suka-suka petugas atau tempat cetak KTP ya? Ada alasan fungsional di baliknya. Tujuannya pun jelas, yaitu untuk memudahkan pengelompokan dan identifikasi data kependudukan, terutama ketika data perlu diurutkan atau dicocokkan dalam sistem secara cepat.

Lebih lanjut, Farid juga menyebutkan bahwa selain dua warna itu, Disdukcapil menerbitkan KTP dengan latar belakang oranye untuk warga negara asing (WNA) yang tinggal di Indonesia. Warna ini sekaligus membedakan KTP WNA dari milik WNI secara visual.

Kalau kamu baru sadar sekarang, coba deh cek lagi KTP-mu. Apakah kamu termasuk “tim merah” atau “tim biru”? Kalau ada teman WNA yang juga punya KTP, barangkali kamu bisa melihat seperti apa KTP latar fotonya yang oranye itu.

Menarik juga, ya? Ternyata hal kecil seperti warna latar foto di KTP pun ada fungsinya. Bukan sekadar gaya, tapi strategi administrasi yang simpel tapi efektif, Millens. (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Sering melakukan pengecekan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk keperluan Tes Bahasa Inggris di sebuah institusi pendidikan di Kota Semarang bikin Farida menyadari ada hal unik, yaitu warna latar foto di KTP ada dua, tepatnya merah dan biru.

Awalnya, dia hanya menganggapnya sebagai hal yang biasa. Tapi, lambat laun, dia kepikiran apakah perbedaan latar warna foto KTP ini ada maknanya.

Bukan asal-asalan, ternyata ada makna warna latar foto di KTP yang biasanya merah dan biru. Apa ya maknanya?

Mengapa Foto KTP Berlatar Merah atau Biru? Ini Penjelasan Dukcapil!&nbsp;

 Dalam arak-arakan itu, dua siwur pusaka atau gayung sakral dibawa dengan penuh penghormatan. Masing-masing berasal dari Keraton Yogyakarta dan Surakarta, dan nantinya digunakan untuk menyucikan empat kendi pusaka (enceh) di kompleks Makam Raja-raja Mataram Islam.

Nggak hanya itu, kirab tahun ini juga terasa lebih sakral karena bertepatan dengan malam Jumat Kliwon dan awal Tahun Baru Hijriah. Bahkan, Keraton Surakarta turut menyumbangkan dua pusaka tambahan: Tombak Kyai Agyo Budaya dan Teken Kyai Nogo Sari, sebagai simbol kekuatan menjaga budaya dan pegangan hidup.

“Kirab ini bukan semata-mata parade budaya. Di balik siwur, tombak, dan tongkat itu tersimpan filosofi luhur,” terang Widodo Supranoto, tokoh budaya dari Forum Cinta Budaya Bangsa sebagaimana dinukil dari Radarjogja, Jumat (27/6/2025).

Dia juga menambahkan, siwur yang diarak dalam tradisi ini lebih dari sekadar alat menyiram air, melainkan lambang kehidupan dan keharmonisan .

Sehari setelahnya, pada Jumat 27 Juni pagi, digelar puncak acara Nguras Enceh alias pembersihan empat gentong pusaka peninggalan Sultan Agung, pendiri Makam Imogiri. Enceh-enceh ini diyakini berasal dari kerajaan-kerajaan sahabat: Aceh, Palembang, Siam (Thailand), dan Turki (Utsmaniyah). Air lama dalam kendi dikuras dan diganti dengan air baru yang dicampur air zam zam, lalu didoakan dalam suasana penuh haru.

Air bekas cucian enceh itu bahkan dipercaya membawa keberkahan. Makanya, nggak sedikit warga yang datang dari luar daerah seperti Kota Magelang, Muntilan, hingga Wonosobo. Mereka berlomba mendapatkan percikan air suci, yang diyakini bisa menyembuhkan penyakit atau mendatangkan ketenangan batin.

Ketua Paguyuban Bregada Rakyat DIY Nur Sukiyo menyebut bahwa meskipun pelaksanaan kali ini lebih sederhana dibanding tahun-tahun sebelumnya, esensi budayanya tetap kuat. “Justru dari kesederhanaan itu kita bisa menangkap nilai kebersamaan dan spiritualitasnya,” ungkapnya sebagaimana dinukil dari Jogjaprov, Jumat (27/6) .

Bisa dibilang, tradisi Ngarak Siwur dan Nguras Enceh bukan hanya soal budaya, tetapi juga refleksi batin. Ia mengajarkan masyarakat untuk merawat pusaka, menyucikan hati, sekaligus melawat sejarah. Semoga saja, kita bisa ikut serta dalam pelestarian tradisi yang sangat unik ini, ya, Millens di kemudian hari? (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Di tengah perkembangan teknologi yang semakin modern, ada satu tradisi yang tetap kokoh berdiri di kaki perbukitan Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tiap awal bulan Sura yang juga menandai Tahun Baru Jawa, masyarakat setempat bersama perwakilan dari Keraton Yogyakarta dan Surakarta berkumpul dalam suasana khidmat untuk menggelar tradisi Ngarak Siwur dan Nguras Enceh, dua ritual budaya yang tak sekadar simbol, melainkan napas panjang dari warisan spiritual Mataram Islam.

Tahun ini, prosesi Kirab Ngarak Siwur berlangsung pada Kamis, 26 Juni 2025 sejak pukul 13.00 WIB. Ratusan peserta, dari abdi dalem hingga warga biasa, berjalan bersama dari Kantor Kapanewon Imogiri menuju Terminal Pajimatan.

Pada Kamis (26/6/2025) dan Jumat (27/6/2025), digelar tradisi Ngarak Siwur dan Nguras Enceh di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti apa ya keseruan dari tradisi ini?

Menilik Tradisi di Setiap Pergantian Tahun Jawa: Ngarak Siwur dan Nguras Enceh

Katanya sih,
berinteraksi dengan hewan berbulu ini bisa memberikan kenyamanan dan efek psikologis
positif lainnya. Eh, kamu tahu nggak, menurut Primbon Jawa, kucing bisa
memberikan keberuntungan untuk kamu yang memeliharanya.

Jadi ya, kucing
itu dipercaya bisa mendatangkan rezeki dan keberuntungan bagi pemiliknya.

Dikutip
dari Suara Merdeka (28/12/2022), berikut ini tanda-tanda kucing yang bisa
memberikan keberuntungan. Yuk simak!

Kucing
Condro Mowo adalah kucing yang memiliki uyeng-uyeng pada bagian kepala
dan dadanya. Bagi yang memelihara kucing ini, diyakini mampu mendatangkan kebahagiaan
bagi pemiliknya.

Ciri-ciri
dari kucing Wisnu Topo ialah nggak pernah mengeong alias bisu. Eits jangan
salah, meskipun nggak mengeong, dalam Primbon Jawa kucing ini dianggap sebagai ‘ratunya’
kucing. 

Kucing ini
dipercaya akan senantiasa memberikan kebahagiaan, kesehatan, keselamatan, keberuntungan
dalam segala kebaikan dari segala penjuru bagi pemiliknya.

Kucing jenis
ini adalah kucing yang keempat kakinya berwarna hitam dan tubuh kucing memiliki
warna yang berbeda. 

Menurut Primbon Jawa, memelihara kucing dengan ciri-ciri ini akan memperoleh
keselamatan dan dijauhkan dari berbagai macam bentuk marabahaya.

Berkebalikan dengan winotobo, kucing Kusuma
Wibowo adalah jenis kucing yang telapak kakinya berwarna putih polos dengan badan
yang memiliki warna dan corak berbeda. Nggak hanya itu, telapak kaki kucing ini
dapat sampai ke kepala.

Menurut Primbon
Jawa, jika memelihara kucing jenis ini akan banyak memperoleh kelancaran rezeki,
usahanya lancar, dan apapun pekerjaan juga lancar.

Kucing ini
adalah kucing yang berwarna hitam tetapi pada lambung kirinya ada segumpal warna
putih. 

Dalam Primbon
Jawa, jika memelihara kucing jenis ini akan memperoleh apapun yang diinginkan
dan akan memperoleh keselamatan dijauhkan dari berbagai macam marabahaya. 

Ciri-ciri dari
kucing jenis ini adalah seluruh bulu di bagian kepalanya berwarna hitam
sedangkan pada bagian leher sampai ke dada berwarna putih.

Dalam Primbon
Jawa, kucing ini diyakini nggak cuma mendatangkan rezeki dan kebahagiaan bagi
pemiliknya saat ini, tapi juga hoki.

Omong-omong,
tertarik untuk memelihara kucing nggak nih, Millens? (Fatkha Karinda
Putri/E05)

Inibaru.id – Memiliki hewan peliharaan
sepertinya nggak cuman tentang sekadar merawatnya saja, ya. Nggak jarang,
mereka yang memiliki hewan peliharaan menganggap hewan-hewan ini bagian dari
keluarga.

Kucing
adalah salah satu hewan yang paling banyak dirawat di Indonesia. Faktanya,
72 persen rumah tangga di Indonesia memiliki hewan peliharaan dengan 47 persennya adalah kucing.

Memiliki peliharaan seperti kucing bisa menjadi hiburan sekaligus penghilang stres tersendiri. Selain itu, menurut Primbon Jawa ada beberapa jenis kucing yang bisa membawa keberuntungan bagi sang pemilik.

Kucing dan Keberuntungan dalam Primbon Jawa

Dalam Primbon Jawa, standar kesempurnaan lelaki bisa dibagi menjadi beberapa hal, yaitu&nbsp;wismo, wanito, turogo, ukilo dan curigo. Biasanya, kelima standar ini disingkat
menjadi motogologo. Yuk kita kulik satu per satu arti dari standar-standar kesempurnaan tersebut.

Wismo secara harfiah dapat diartikan sebagai rumah. Artinya, seorang laki-laki dianggap sempurna bila dia sudah memiliki tempat berteduhnya
sendiri.

Bagi masyarakat Jawa, Wismo juga dapat diartikan sebagai seorang lelaki
harus sanggup melindungi dan dijadikan sebagai tempat berlindung (rumah) bagi
keluarganya.

Wanita adalah lambang kehidupan dan penghidupan, kesuburan,
kemakmuran, dan kesejahteraan. Lelaki dianggap sempurna bila sudah memiliki istri. Lelaki yang sempurna juga harus
bisa bertanggung jawab atas segala kebutuhan istrinya.

Secara harfiah, turogo&nbsp;diartikan sebagai kuda.
Pada zaman dahulu, kuda difungsikan sebagai alat transportasi. Tapi, jika kita mengartikannya secara
filosofis, maknanya adalah seorang lelaki harus cekatan dalam mencari nafkah
untuk keluarga. Jadi, lelaki sempurna adalah lelaki yang sudah mempunyai
pekerjaan untuk memberi nafkah keluarganya dan kendaraan untuk aktivitasnya sehari-hari.

Kukila dapat diartikan sebagai burung. Dulu, seorang lelaki
yang sudah mapan memiliki burung peliharaan seperti kutilang, kepodang, jalak,
kakatua, atau merak. Nah, bagi mereka, burung difungsikan sebagai penghibur,
kesenangan atau hobi.

Jadi, laki-laki dikatakan sempurna bila sudah memiliki
kesenangan tersendiri. Selain untuk dirinya, lelaki sempurna harus bisa
menyenangkan dan membahagiakan keluarga, istri, dan anaknya.

Curigo dapat diartikan sebagai keris, pusaka, atau senjata
yang dapat diandalkan. Keris ini menjadi lambang kewaspadaan, kesiagaan,
dan alat untuk mempertahankan keempat standar sebelumnya.

Dulu, keris dianggap sebagai simbol sifat kendel
yang harus dimiliki seorang laki-laki Jawa. Dengan adanya sifat ini pula, lelaki Jawa harus punya kekuatan dan keberanian untuk melindungi anak
dan istrinya dari segala macam ancaman.

Gimana, menurut kamu standar kesempurnaan lelaki menurut Primbon Jawa
masih relevan pada zaman sekarang nggak, Millens? (Lar, Bad, Bon/IB32/E07)

Inibaru.id – Orang Jawa zaman dahulu sering menggunakan Primbon sebagai pedoman hidup. Di sana, ada banyak catatan yang digunakan untuk mengambil langkah-langkah atau keputusan, termasuk dalam hal mencari jodoh, melakukan aktivitas, dan lain-lain.

Menariknya, di dalam Primbon juga, ada sejumlah petunjuk yang bisa dipakai laki-laki Jawa untuk mendapatkan kesempurnaan dalam kehidupannya. Dengan memakai petunjuk ini, laki-laki Jawa disebut-sebut bisa menjalani kehidupan dengan baik.

Orang Jawa memiliki Primbon yang membahas tentang segala hal dan digunakan sebagai pedoman hidup. Bahkan, Primbon juga membahas standar untuk menilai kesempurnaan seorang lelaki, lo.&nbsp;&nbsp;

Kesempurnaan Lelaki dalam Primbon Jawa, Masihkah Relevan?

Yang unik, Primbon juga membahas tentang gempa bumi yang terjadi
menurut bulan dalam kalender Jawa. Di dalam kitab bernama Betaljemur Adammakna ini, disebutkan bahwa
bencana alam membawa pesan tersendiri dari Sang
Maha Pencipta.

Berikut ini tafsiran gempa bumi berdasarkan waktu bulan
terjadinya gempa dalam kalender Jawa. Yuk Simak!

Bila gempa terjadi pada siang hari di bulan Sura, dianggap sebagai pertanda buruk. Di masa depan, dipercaya bakal muncul wabah penyakit. Bila terjadi
pada malam hari, maknanya akan terjadi kelangkaan bahan makanan. Kalaupun ada, harganya akan sangat mahal. 

Bila gempa terjadi pada siang hari di bulan Sapar, maknanya banyak
orang berpindah tempat untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Bila terjadi pada malam hari, maknanya cukup baik, nih Millens, yakni&nbsp;kehidupan akan makmur, berkecukupan, dan tidak kekurangan. Bahkan hewan ternak akan banyak berkembang biak karena sumber pakan ternak cukup melimpah

Bila gempa terjadi di siang hari pada bulan ini, dianggap sebagai pertanda
buruk karena kehidupan tidak akan tentram, banyak fitnah, dan banyak orang
ingin menang sendiri.&nbsp;

Bila terjadi di malam hari, menandakan akan datang musim
hujan yang disertai angin kencang. Dampaknya bisa menyebabkan bencana hebat seperti banjir, lo.

Bila gempa terjadi di siang hari, pertanda buruk nih karena
diyakini akan banyak orang saling bertikai yang menimbulkan banyak korban. 

Bila terjadi saat malam, menjadi pertanda masa-masa
kemakmuran dan kebahagiaan. Sayangnya, gempa bumi di malam hari pada bulan ini bisa juga
diartikan sebagai pertanda buruk karena hujan badai akan datang. 

Bila gempa terjadi di siang hari, dipercaya akan banyak hal
buruk dan kejahatan yang merajalela.&nbsp;Bila terjadi di malam hari, pertanda akan terjadi
kesusahan, gagal panen, dan krisis pangan.

Bila terjadi di siang hari, maka diyakini akan terjadi
kemarau yang mengakibatkan gagal panen. Dampaknya, bisa memicu peningkatan aksi kriminalitas, Millens. Sebaliknya, jika gempa terjadi di malam hari pada bulan ini, dipercaya bisa membawa kebaikan, kehidupan aman, tentram, dan damai.

Gempa yang terjadi di siang hari pada bulan Rajab memiliki makna
buruk bagi orang yang memiliki usaha di bidang peternakan. Diyakini, hewan ternak bakal lebih mudah terkena wabah penyakit, Millens. Sementara itu, kalau gempa terjadi di malam hari, diyakini sebagai tanda bahwa akan terjadi banyak tindak kejahatan dan munculnya tipu muslihat.

Gempa yang terjadi di siang hari pada bulan Ruwah menandakan akan munculnya wabah penyakit ganas. Bahkan, dampaknya bisa membuat harga kebutuhan sehari-hari melambung. Sebaliknya, kalau gempa terjadi di malam hari, justru menandakan kemakmuran dan harga kebutuhan pokok yang terjangkau

Gempa di siang hari pada bulan ini bisa dianggap sebagai pertanda akan terjadi
banyak pertengkaran dan perselisihan di antara keluarga ataupun tetangga. Bila
terjadi di malam hari, menandakan akan terjadi banyak perpindahan penduduk untuk
mencari penghidupan yang lebih baik. 

Gempa yang terjadi di siang hari pada bulan Syawal menandakan banyak orang
yang merasa prihatin dan mendekat kepada Tuhan. Jika terjadi di malam hari, dipercaya sebagai tanda bahwa banyak terjadi perselisihan dan pembangkangan.

Gempa bumi di siang hari pada bulan ini menandakan kalau banyak orang yang melalaikan kewajiban kepada orang tuanya. Selain itu, banyak pejabat tinggi yang berselisih. Kalau terjadi di malam hari, menandakan banyak orang yang meninggal serta berpindah tempat.

Kalau gempa terjadi di siang hari, dipercaya sebagai tanda akan datang wabah penyakit. Kalau terjadi di malam hari, justru menandakan bakal datang kebahagiaan
dan kemakmuran. Menariknya, jika gempa terjadi saat hujan, dianggap bisa memberikan berkah bagi petani. Mereka bakal mendapatkan panen yang berlimpah.

Kalau kamu, percaya nggak dengan makna gempa menurut Kitab Primbon
ini nggak, Millens? (Int, Pri/IB32/E07)

Inibaru.id - Kitab Primbon merupakan karya
sastra Jawa yang dibuat oleh Pangeran Tjakraningrat atau Patih Danuredjo VI
dari Kesultanan Yogyakarta. Bagi masyarakat Jawa, Primbon merupakan catatan-catatan yang dianggap seperti pedoman
hidup.

Nggak hanya itu, Primbon juga berisikan ilmu
tentang rumusan mencari kecocokan jodoh hingga membaca gejala alam semesta. Istilahnya adalah&nbsp;tafsir ngalam semesta.

Primbon menjadi salah satu karya sastra Jawa yang berisi segala hal terkait dengan&nbsp;kehidupan manusia dan alam, termasuk bencana. Bahkan, gempa atau dalam Bahasa Jawa disebut sebagai lindu juga ikut dibahas, lo, Millens.

Gempa Menurut Primbon Jawa, Seperti Apa, ya?

Rumah dengan pintu yang lurus sejajar dari ruang tamu hingga ke pintu belakang memang bisa membuat denah rumah jadi nggak ribet. Hanya, ada yang menyebut hal ini bisa membuat pemiliknya nggak mampu mengelola uang dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya kepercayaan kalau rezeki akan masuk dari pintu masuk dan langsung bablas&nbsp;keluar lewat pintu belakang tanpa ada yang menghalangi.

Banyak orang yang mengakalinya dengan memasang partisi sehingga pintu rumah jadi nggak langsung bablas&nbsp;ke pintu belakang. Ada juga yang memasang meja dan vas bunga segar di antara pintu-pintu yang sejajar demi membuat energi positif di rumah jadi lebih baik. Dengan cara ini, keuangan akan bisa ditata dengan lebih baik. Jadi nggak tekor terus, deh.

Ini sebutan rumah
sial yang paling sering dibicarakan orang. Biasanya rumah tusuk sate berada di depan pertigaan, terekspos sinar matahari dan langsung menghadap ke jalan.

Maka dari itu, rumah akan terasa lebih panas, berangin, berdebu dan bikin penghuninya mudah marah dan
sakit. Banyak orang yang juga percaya penghuni rumah tusuk sate akan mengalami hambatan rezeki dan sering mengalami pertengkaran.

Tenang, ada kok cara mengatasinya kalau kamu sudah terlanjur memiliki rumah tusuk sate. Kamu bisa memindah pintu utama rumah ke bagian samping. Jendela depan juga bisa dipindah ke sisi lain. Kalau nggak, kamu bisa memasang semacam tembok pembatas jadi rumah nggak terlihat langsung menghadap ke jalan.

Mitos rumah luwang
mayit ini berasal dari kepercayaan Jawa. Luwang mayit maksudnya adalah “liang kubur” yang
ukurannya 2 meter x 1 meter. 

Luwang mayit yang dimaksud bukan berarti rumah ini ukurannya sangat kecil, namun berupa tipe rumah yang memiliki lorong buntu di tengah-tengah rumah. Lorong ini kabarnya bikin rumah jadi terasa panas dan penghuninya nggak betah.

Biar sirkulasi udara di lorong jadi lebih baik dan suhunya nggak begitu panas, kamu bisa kok memberi kipas angin. Selain itu, pasanglah semacam lukisan atau vas bunga jadi suasananya jadi nggak begitu suram.

Meski mitos rumah bawa sial ini masih dipercaya, kamu nggak perlu khawatir berlebihan kalau tinggal di dalamnya. Ada cara buat membuatnya jadi nyaman dan bikin rezeki lancar, kok.&nbsp;(Ruk/IB28/E07)

Inibaru.id - Bagi
orang yang masih percaya mitos, tentu akan sangat memperhatikan letak, denah, lokasi, atau bahkan nomor rumah. Mereka yakin jika berbagai hal tersebut bisa menentukan nasib penghuninya. Ada sejumlah rumah yang bahkan dipercaya bisa membawa apes atau sial sehingga cenderung dihindari.

Nah, mitos-mitos ini juga sering dikaitkan dengan Feng Shui dan Primbon Jawa. Menariknya, meski dianggap bisa membawa sial, ada kok cara untuk memperbaiki kondisi rumah agar nggak lagi membawa nasib buruk. Nah, bagaimana ya cara memperbaikinya? Simak yuk
di laporan Inibarumitos!

Bagi orang yang percaya mitos, rumah kalau posisinya salah bisa mendatangkan sial atau rezeki seret. Namun, nggak perlu khawatir berlebihan. Ada kok cara untuk memperbaikinya. Gimana, ya?

Mitos Rumah Bawa Sial Ini Dipercaya Banyak Orang, Benar Nggak Ya?

Akun Twitter @mooncrimsonn beberapa waktu lalu membeberkan cara menghitung primbon jodoh menggunakan weton pasangan. Cara yang digunakan pun relatif simpel dan mudah. Yuk simak!

Hal pertama yang mesti kamu ketahui adalah wetonmu dan pasangan. Weton adalah sistem pasaran dalam kalender Jawa. Terdapat lima pasaran dalam kalender Jawa yakni Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi. 

Bila kamu nggak tahu wetonmu, ceklah hari lahirmu di situs daring ki-demang.com/almanak. Kamu tinggal memasukkan tanggal, bulan, dan tahun lahirmu serta pasangan ke dalam situs itu. Klik, dan keluar deh pasaran lahirmu. Cara membacanya adalah hari lahir dan pasaranmu. Misal, wetonmu adalah Senin Pon dan pasangan adalah Selasa Kliwon.

Setelah kamu tahu hari dan pasaran lahirmu, langkah selanjutnya adalah menghitung weton itu berdasarkan neptu. Tambahkanlah angka neptumu dengan neptu pasanganmu. Sebagai contoh wetonmu Senin Pon jadi 4+7= 11, sedangkan weton pasanganmu Selasa Kliwon 3+8=11. Dengan begitu, jumlah wetonmu dengan pasangan adalah 11+11= 22.

Berikut adalah daftar hari dan jumlah neptu yang perlu kamu tahu.

Sementara itu, untuk pasaran, berikut adalah daftar jumlah neptunya.

Cocokkan Total Wetonmu dan Pasangan dengan Tabel Primbon

Setelah mendapat jumlah angka wetonmu dan pasangan, cocokkanlah dengan primbon. Tiap angka memiliki makna tersendiri. Misal jumlah weton kamu dan pasanganmu adalah 22. hal ini masuk kategori Topo yang bermakna di awal pernikahan mengalami kesulitan tapi akan mendapat kebahagiaan di akhir. Terdapat delapan kategori weton beserta maknanya seperti sebagai berikut.

Sujanan: Pasangan ini bakal mengalami pertengkaran dan perselingkungan dari satu atau dua belah pihak. Jumlah neptu Sujanan&nbsp;adalah 7, 16, 25, dan 34.

Pegat: Pasangan ini bakal mengalami banyak masalah dari sisi ekonomi, kekuasaan, atau perselingkuhan hingga mengakibatkan perceraian. Jumlah neptunya adalah 1, 10, 19, dan 28.

Ratu: Berbeda dengan dua kategori sebelumnya, pasangan ini berjodoh dan bakal disegani serta dihormati lingkungannya. Bahkan, diramalkan banyak orang yang iri dengan keharmonisan mereka. Duh, senangnya! Jumlah neptunya adalah 2, 11, 20, dan 29.

Jodoh: Sesuai dengan kategorinya, pasangan bakal berjodoh dan rukun hingga tua. Pasangan dapat menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jumlah neptunya adalah 3, 12, 21, dan 30.

Topo: Pasangan ini bakal menghadapi banyak kesulitan di awal tetapi akan mendapat kebahagiaan di akhir. Jumlah neptunya adalah 4, 13, 22, dan 31.

Tinari: Pasangan ini bakal dilingkupi kebahagiaan dan keberuntungan. Mereka akan mendapag rezeki berlebih dan nggak takut akan kurang. Jumlah neptunya adalah 5, 14, 23, dan 32.

Padu: Amarah pasangan ini bergejolak dan mudah berapi-api. Bakal banyak pertengkaran dalam rumah tangganya sekalipun dipicu hal sepele. Namun, rumah tangga ini nggak bakal bubar. Jumlah neptunya adalah 6, 15, 24, dan 33.

Pesthi: Pasangan ini termasuk pasangan harmonis sampai tua. Rumah tangganya adem ayem, rukun, dan tenteram. Jumlah neptunya adalah 8, 18, 27, dan 36,

Hayo, bagaimana hasil perhitungan wetonmu bersama pasangan, Millens? Perlu diingat ya kalau ini hanya sekadar ramalan. Kamu boleh percaya dan boleh nggak percaya dengan perhitungan ini. Semoga kamu dan pasangan berjodoh ya! (Hip/IB03/E07)

Inibaru.id - Menikah adalah momen penting dalam kehidupan seseorang. Karena itu, sebelum mantap membawa hubungan ke jenjang yang lebih tinggi, seseorang akan menimbangkan segala sesuatu. Salah satu yang biasanya dijadikan patokan adalah bibit, bebet, dan bobot pasangan. Hm, tapi kalau orang Jawa, indikator itu ditambah satu, yakni weton.

Meski zaman sudah serbadigital seperti saat ini, masih banyak lo masyarakat Jawa yang mempercayai kecocokan weton pasangan sebagai tolok ukur kebahagiaan pernikahan. Nggak jarang, sebelum menikah, mereka bakal menghitung weton diri dan pasangan dengan primbon tertentu.

Millens, kamu hendak menikah? Coba deh hitung kecocokanmu dengan pasangan melalui Primbon Jawa berikut. Caranya mudah, kok. Yu, simak!