Inibaru.id – Kementerian Perindustrian Indonesia mendorong peningkatan investasi dari para pelaku industri dari Korea Selatan, khususnya di sektor otomotif. Selama ini, hanya Hyundai Motor Corporation (HMC) yang memiliki pabrik perakitan mobil di Indonesia, itupun hanya satu buah dan hanya untuk memproduksi satu jenis mobil saja.
“Sebelumnya, kami telah berbincang dengan pihak Hyundai Motor. Mereka memang minat berinvestasi di Indonesia. Untuk itu, ketika bertemu dengan Bapak Dubes dari Korea, kami juga membahas tentang rencana ekspansi tersebut,” ujar Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto sebagaimana dikutip dari Antara (26/10/2017).
Airlangga mengungkapkan hal ini setelah menerima Duta Besar Korea Selatan Untuk Indonesia, Taiyong Cho di Kementerian Perindustrian, Jakarta.
Baca juga:
Bisnis Kain “Prada” Sablon dari Klungkung Semakin Berkibar
Ekspor Batu Bara Indonesia ke Tiongkok Naik 63 Persen
Airlangga berkata bahwa industri otomotif adalah salah satu sektor strategis yang menjadi tolak ukur perkembangan ekonomi Indonesia. Hingga Juni 2017 saja, penjualan mobil di Indonesia sudah mencapai 533.537 unit. Diperkirakan, hingga akhir tahun penjualan mobil ini bisa mencapai angka 1,1 juta unit. Sementara itu, ekspor mobil hingga Juni 2017 sudah mencapai 113.269 unit dan ditargetkan pada akhir tahun mencapai 200 ribu unit. Industri otomotif nasional juga sedang berusaha untuk meningkatkan kapasitas produksinya hingga 2,2 juta unit per tahun.
“Pada tahun 2015 kita sudah surplus 466 juta Dollar AS, dan akhir tahun 2016 meningkat menjadi 600 juta dollar AS. Jadi kita sudah menjadi net exporter dari sektor otomotif,” lanjut Airlangga.
Indonesia memang memiliki potensi cerah dalam hal pengembangan manufaktur otomotif berskala global. Hal ini disebabkan oleh pangsa pasarnya yang masih paling besar di Asia Tenggara. Sepertiga dari total permintan pasar ASEAN atau sekitar 1 triliun dollar AS dari 2,3 trilliun dollar AS ternyata berasal dari Indonesia. Selain itu, di Indonesia juga sudah ada 1.500 perusahaan komponen untuk lapis pertama hingga ketiga. Kekuatan inilah yang diharapkan bisa dijadikan patokan para pabrikan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor.
Baca juga:
Desa di Bangkalan Ini Bakal Menjadi Kampung Iklim
Pesona Topeng Bulu ala Indian dari Blitar pada IQE Ke-5
“Saat ini, jumlah tenaga kerja kita di sektor otomotif mencapai satu juta orang. Apabila digabung dengan industri pendukungnya, bisa lebih dari lima juta tenaga kerja,” Ujarnya.
Kemenperin telah memfasilitasi pembangunan kawasan industri bagi investor otomotif. Diharapkan hal ini bisa menarik minat para pelaku industri otomotif dari Korea untuk semakin meningkatkan invenstasinya. (AW/SA)