Inibaru.id - Berdasarkan data yang dirilis pada April 2025 lalu, Indonesia menjadi negara pengekspor kemenyan terbanyak sedunia. Ekspor komoditas yang dalam dunia perdagangan internasional dikenal sebagai benzoin gum atau getah kemenyan (Styrax) ini mengalahkan produk India dan Singapura.
Ada tiga perusahaan yang mendominasi ekspor kemenyan di Indonesia, yakni CV Aroma Co, PT Java Agro Timber Investama, dan PT Karimun Kencana Aromatics. Mereka menyumbang lebih dari setengah dari total ekspor benzoin dari Tanah Air.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, pada 2024 ekspor kemenyan Indonesia mencapai 43 ribu ton dengan nilai lebih dari 52 juta dolar AS (sekitar Rp847 miliar).
"Sekitar 30 persen masyarakat di Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan menggantungkan hidup dari komoditas ini," kata Luhut di Instagram-nya, yang dikutip Inibaru.id pada Sabtu (7/6/2025). "Maka, kami berniat mendorong hilirisasi kemenyan karena potensi ekonominya tinggi."
Budi Daya Kemenyan
Indonesia memang telah lama dikenal sebagai penghasil dan eksportir utama kemenyan di dunia. Tanaman ini tumbuh subur di hutan-hutan Sumatra, khususnya di kawasan Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
Menurut data dari Dinas Peternakan dan Perkebunan Sumatera Utara, produksi kemenyan pada 2021 mencapai 8.845 ton dengan luas lahan 23.172 hektare. Nilai ekonomi dari produksi tersebut diperkirakan mencapai Rp2,65 triliun di tingkat petani.
Kemenyan Indonesia diekspor ke berbagai negara, termasuk India, Tiongkok, Jepang, Malaysia, Uni Emirat Arab, Taiwan, dan Prancis . Dikenal dengan nama "benzoin" di pasar internasional, kemenyan biasanya digunakan dalam industri parfum, kosmetik, farmasi, serta sebagai bahan pengawet makanan dan minuman.
Pohon kemenyan mulai menghasilkan getah setelah berusia sekitar 10 tahun. Proses penyadapan dilakukan dengan membuat luka kecil pada batang pohon menggunakan alat khusus. Getah yang keluar kemudian mengeras dan dikumpulkan setelah 4-5 bulan.
Dalam satu tahun, sebatang pohon kemenyan dapat menghasilkan sekitar 1 kilogram getah. Petani biasanya menyadap hingga 150 pohon per periode, menghasilkan sekitar 150 kilogram getah per tahun.
Bagian dari Masyarakat Indonesia

Di Indonesia, kemenyan memiliki peran penting dalam berbagai upacara adat dan ritual keagamaan. Masyarakat Batak, misalnya, memiliki tradisi "Marhottas", yaitu ritual memanen kemenyan yang dilakukan dengan penuh penghormatan terhadap alam.
Selain itu, kemenyan juga acap menjadi bagian dari pelbagai ritual dan tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa. Wewangian kemenyan dianggap memiliki unsur magis di banyak tempat. Selain itu, kemenyan juga digunakan dalam pembuatan rokok tradisional seperti klembak menyan di Jawa Tengah.
Selain digunakan dalam upacara adat dan spiritual, kemenyan juga memiliki berbagai manfaat, antara lain:
- Industri Parfum dan Kosmetik: Kemenyan digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan parfum dan kosmetik karena aromanya yang khas.
- Farmasi dan Pengobatan Tradisional: Dalam dunia medis, kemenyan diyakini bisa digunakan sebagai ekspektoran untuk penyakit bronkitis, antiseptik pada luka, dan sebagai bahan dalam pembuatan obat-obatan
- Pengawet Makanan dan Minuman: Kemenyan juga digunakan sebagai bahan pengawet alami dalam industri makanan dan minuman .
Benzoin vs Frankincense

Melihat potensi ekonominya, berbagai inovasi dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah kemenyan. Salah satunya adalah pengolahan kemenyan menjadi minyak atsiri yang digunakan dalam pembuatan parfum, misalnya yang tengah dikembangkan Lamitana Atsiri Medicamento di Sumatera Utara.
Oya, bicara tentang kemenyan, pasar internasional sebetulnya punya dua produk yang merujuk pada bahan pembuatan parfum ini. Yang pertama adalah benzoin, getah dari pohon styrax yang banyak tumbuh di Indonesia, memiliki karakter aroma yang manis, creamy, dan sering digunakan sebagai penstabil aroma.
Yang kedua adalah Frankincense yang berasal dari tumbuhan Boswellia (Boswellia spp). Produk ini telah digunakan sejak ribuan tahun lalu dalam upacara keagamaan dan pengobatan di wilayah Afrika dan Timur Tengah.
Sejumlah jenama parfum terkenal juga memakainya, misalnya "Sahara Noir" dari Tom Ford dan "Encens Mythique d’Orient" keluaran Guerlain.
Produk Parfum dari Kemenyan
Sedikit catatan, Indonesia nggak memproduksi frankincense secara massal, tapi mengekspor benzoin yang acap disamakan secara komersial, karena dianggap memiliki sensasi aroma yang lebih lembut dan hangat.
Beberapa produk parfum yang diyakini mengandung notes benzoin antara lain "Ombre Nomade" yang menjadi andalan Louis Vuitton, "Le Gemme Orom" Bvlgari, "Benjoin Bohème" Diptyque, "Soleil de Feu" Tom Ford, dan parfum vanilla andalan Prada, yakni "Prada Candy".
Melihat potensi besar dari kemenyan atau benzoin dalam industri parfum global serta terus meningkatnya aktivitas ekspor ini di Indonesia, bukan nggak mungkin kita akan terus menjadi supplier utama dari produk tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa keberadaan kemenyan bagi masyarakat Indonesia bukanlah semata komoditas ekspor unggulan, tapi juga bagian integral dari budaya dan tradisi masyarakat setempat. Agar tetap lestari, pengelolaan yang berkelanjutan mungkin diperlukan agar kemenyan tetap menjadi produk kebanggaan masyarakat Indonesia. Bagaimana menurutmu? (Siti Khatijah/E07)