Inibaru.id – Dalam bahasa Jawa, goyor-goyor berarti lembek. Itulah alasan kenapa sarung khas Tegal ini dinamakan demikian. Sarung Goyor! Sekali pegang kainnya, kamu bakal paham, karena kain yang diproduksi sejak 1986 itu memang lembut, lembek, dan jatuh di tubuh.
Dibuat dengan tenun manual (ATBM), sarung goyor nggak bisa dibilang murah. Sepotong sarung berukuran 125 x 120 sentimeter harus kamu tebus dengan harga hingga ratusan ribu rupiah. Namun, bukan berarti sarung ini sepi peminat.
Nggak hanya lokal, sarung goyor juga diproduksi untuk dipasarkan di luar negeri. Hasil produksi yang terbatas dengan kualitas yang mumpunilah yang membuat orang berminat memilikinya, bahkan menjadi koleksi di kalangan menengah ke atas.
Namun, harga ini sepadan, karena proses produksi kain goyor memang rumit, membutuhkan ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Konon, prosesnya membutuhkan 18 langkah, yang diproduksi dalam dua minggu.
Satu hal yang istimewa dari sarung goyor adalah kemampuannya menyesuaikan kondisi. Saat berada di cuaca berhawa panas, sarung goyor bakal menyejukkan di kulit. Sementara, ia akan menghangatkanmu pada cuaca dingin.
Untuk motifnya, sekurangnya ada dua motif sarung goyor, yakni botolan atau timuran dan balian atau tegalan. Motif terakhir biasanya lebih mudah dikerjakan sehingga harganya lebih murah ketimbang botolan.
Tertarik memilikinya? Yuk, jalan-jalan ke Tegal! (IB20/E03)