Inibaru.id - Seri manga Jepang My Dress-Up Darling mengajari saya bahwa untuk meng-cosplay suatu karakter, banyak hal yang harus dipikirkan. Pertimbangannya nggak hanya pilihan kostum, tapi juga bahan yang dipakai, tingkat kesulitan, hingga karakter sosok yang kita perankan.
Oya, untuk yang belum tahu, My Dress-Up Darling adalah manga romcom populer karya Shinichi Fukuda yang bercerita tentang perajin boneka hina bernama Wakana Gojo yang menjadi teman dekat Marin Kitagawa, teman sekelasnya yang populer, karena Marin bersedia membuatkannya kostum.
Marin adalah seorang cosplayer. Keduanya makin dekat setelah Wakana juga mendandani Marin, memilihkan aksesori, bahkan menemaninya belanja serta menghadiri event cosplay. Nah, selama pembuatan kostum, manga ini banyak mengulas detail persiapan pembuatan hingga pemilihan bahannya.
Semula, saya pikir ini hanya ada di cerita manga. Namun, saat menyambangi sebuah event kompetisi cosplay di Semarang akhir Januari lalu dan bertukar cerita dengan beberapa coser (singkatan untuk cosplayer), saya jadi tahu bahwa persiapan untuk melakukan cosplay amatlah panjang.
FYI, cosplay adalah kependekan dari costum dan play. Istilah ini dipakai untuk menyebut hobi mengenakan kostum yang terinspirasi oleh karakter dalam gim, komik, atau anime. Pehobinya disebut cosplayer atau disingkat coser.
Karena memadukan antara kostum dengan sosok tertentu, seorang cosplayer harus mendalami karakter yang dia perankan. Inilah yang tersulit. Selain itu, cosplayer biasanya juga harus meng-custom kostumnya sendiri serta "mempermak" tampilannya agar terlihat semirip dengan sosok tersebut.
Persiapan yang Diperlukan
Muhammad Zidayni atau lebih akrab disapa Lord Rafa, salah seorang cosplayer Semarang, pun berbagi cerita apa saja yang harus dia siapkan untuk meng-cosplay suatu tokoh tertentu. Apa saja?
1. Kostum
Saya temui di sebuah lomba cosplay di Semarang belum lama ini, Rafa yang hari itu memerankan Sandalphon dari gim Blue Fantasy mengungkapkan kostum adalah hal terpenting yang harus dipersiapkan sebagai seorang cosplayer.
Untuk kostum, cowok 24 tahun tersebut memilih membuat sendiri segala perlengkapannya. Kendati membutuhkan waktu yang relatif lebih lama ketimbang memesan ke custom maker, Rafa mengatakan, bikin kostum sendiri membuatnya bisa menekan bujet lebih besar.
“Butuh waktu 1,5 bulan untuk bikin kostum yang aku pakai ini. Semuanya, termasuk aksesori seperti pedang dan armor, juga bikin sendiri; lebih ngirit dibanding sewa atau pakai jasa custom maker,” kata dia sembari mematut diri dengan kostum bersayap putih bikinannya.
Menurut Rafa, cosplay adalah hobi yang mahal, jadi sebisa mungkin dia menekan anggaran. Untuk kostum Sandalphon yang dia kenakan, misalnya, lelaki asal Ngaliyan, Semarang, itu menghabiskan dana hingga Rp800 ribu.
2. Mekap
Untuk memerankan sosok tertentu dengan sempurna, Rafa harus mengubah wajahnya menjadi semirip mungkin dengan sosok tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mekap. Sebelum tampil, lelaki yang jadi cosplayer sejak 2016 itu mengaku butuh waktu berjam-jam untuk mekap.
"Aku mekap sendiri setiap mau tampil, hasil dari belajar otodidak via internet," bebernya bangga. “Sebetulnya ada, sih, make up artist yang open commission di venue dengan fee Rp50ribu-100 ribu, tapi aku lebih senang mekap sendiri.”
3. Menghayati Karakter
Seperti yang saya katakan di atas, menurut Rafa, cosplayer juga perlu menghayati karakter yang bakal dia perankan. Nah, agar bisa mendalami karakter dengan baik, dia mengaku selalu memilih karakter yang benar-benar dia sukai dan cocok dengan kepribadiannya.
“Penting untuk memilih karakter yang 'gua banget'. Harus baca backstory karakter itu juga serta terus berlatih memerankannya agar semakin menghayati sosok tersebut," aku Rafa.
3. Menyiapkan Mental
Karena tujuan akhir dari cosplay adalah untuk tampil di muka publik, menurutnya, menyiapkan mental juga perlu dilakukan. Rafa yang sudah bolak-balik mengikuti kompetisi cosplay pun merasa perlu terus melakukannya.
"Tiap mau tampil, saya masih nervous, kok," ungkap Rafa, lalu tersenyum. "Menurut saya, deg-degan itu wajar, bahkan bagus, karena itu bukti bahwa kamu udah niat!"
4. Mengecek Ulang
Menurut Rafa, hal terakhir yang nggak boleh dilupakan saat meng-cosplay adalah mengecek ulang seluruh penampilan kita sedetail mungkin hingga detik-detik terakhir sebelum maju ke atas panggung. Dia juga mengingatkan, pastikan kostum dan aksesori terpasang sempurna dan nggak mudah copot saat melakukan aksi.
"Jangan melakukan kesalahan fatal seperti saya," celetuknya, lantas terbahak-bahak. "Pernah suatu kali wig (rambut palsu)-ku copot pas pose. Aksesori juga pernah lepas saat melakukan aksi."
Duh, malu banget pastinya ya? Ha-ha. Penting dicatat nih untuk kamu yang pengin jadi cosplayer profesional seperti Lord Rafa ini, Millens! (Rizki Arganingsih/E03)