Inibaru.id - “Bukan yang terkuat yang akan bertahan, melainkan mereka yang adaptif menghadapi perubahan”. Kutipan super dari Charles Darwin tersebut barangkali yang hendak dilakukan oleh Dadang Wibowo, salah seorang pengusaha event organizer di Kota Semarang.
Pandemi yang sudah melanda beberapa bulan ini turut memengaruhi mata pencahariannya. Dadang tentu mengungkapkan kalau klien berguguran satu demi satu karena kondisi nggak kunjung membaik. Selain itu dia menilai kalau ke depan bakal sulit bangkit karena animo masyarakat dalam memandang event pasti akan berbeda.
Namun dia nggak sepenuhnya frustrasi. Dia tetap optimistis dan melakukan upaya supaya bisa tetap bertahan di tengah pandemi ini. Menjadi pengusaha event organizer adalah jalan hidup yang sudah disepakatinya.
“Meskipun keadaan sedang begini saya nggak takut bangkrut. Kalau saya berhenti, ilmu atau pengalaman yang saya miliki sejauh ini akan percuma,” katanya pada Minggu (19/7/2020).
Penggunaan media daring tentu akan ditempuh Dadang. Sebab memang sejauh ini, hampir semua penyelenggaraan acara dialihkan ke sana. Maka dari itu Dadang akan terus memaksimalkan berbagai platform media sosial yang perusahaannya miliki.
Sebelum berencana memaksimalkan metode daring, Dadang sudah sepenuhnya paham kalau hasilnya mungkin nggak sebanding dengan penyelenggaraan event secara normal. Namun dia berpendapat kalau semua itu tetap ada plus-minusnya.
“Kalau menurut saya, mau online atau offline tetap ada positif-negatifnya. Cuma apa yang mau diharapkan dalam kondisi seperti sekarang selain bertahan?” ujarnya.
Salah satu upaya dari yang dilakukan oleh Dadang mungkin sudah terlaksana. Di hari yang sama kebetulan dia sedang bikin acara musik via daring di ruangan studionya yang kurang lebih berukuran 15 meter. Namanya adalah “Stage Room”.
Kemudian selain pengoptimalan event daring, Dadang juga katanya punya strategi lain yakni membuat sebuah produk. Produk tersebut lanjut Dadang berbentuk sebuah aplikasi yang akan berhubungan dengan event.
Namun, untuk saat ini strategi membuat Dadang tersebut masih terus digarap dan dibicarakan bersama rekan-rekannya. Sebab Dadang menilai kalau membuat produk ini nggak mudah. Perlu adanya campur tangan orang banyak.
“Kami tetap butuh penyokong baik terutama berkaitan dengan sponsor,” pungkasnya.
Bertumpu pada jalur virtual juga menjadi opsi utama Rizal Saputra, Project Officer di "Cah Event Indonesia" mencari pendapatan. Dia menjelaskan kalau jalur virtual tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu untuk perusahaan dan klien, Jumat (24/7/2020).
Bagi perusahaan, banyak EO yang menyulap ruangan di kantornya menjadi tempat untuk bikin acara. Kalau yang punya dana, bisa sampai bikin konser virtual bahkan konser drive-in. Nah, kalau untuk klien berkaitan dengan pembatasan keramian. Jadi selain menyiapkan panggung, krunya harus menyiapkan tampilan di sosial media.
"Tapi memang dari daring tadi jujur bikin biaya membengkak. Soalnya mau nggak mau kami harus menambah peralatan multimedia. Cuma ya kami mikir lagi kalau semua untuk investasi jangka panjang. Soalnya ini bakal daring terus kan," ceritanya.
Wah, semoga segala strategi mereka berhasil ya, Millens. (Audrian F/E05)