Inibaru.id – iPod Brodcasting atau Podcast awalnya merupakan produk layanan dari Apple berisi rekaman audio berlangganan. Namun hari ini, podcast bisa kamu temukan dengan sangat mudah di berbagai macam jenis gawai dan platform. Sebenarnya, apa sih makna podcast bagi produsen dan konsumen podcast?
Saya berkesempatan melakukan wawancara daring dengan salah seorang podcaster pendiri podcast Sosiologis! bernama Moh Alfarizqy atau yang kerap disapa Alfa. Dia menerangkan, Sosiologis! adalah podcast pendidikan singkat dan padat bagi mereka yang ingin belajar sosiologi kontemporer. Podcast ini didirikan Alfa pada pertengahan Maret 2020 di Surabaya.
“Pada awalnya, podcast terinspirasi oleh Philosophize This! Podcast edukasi juga tingkat global yang lebih to the point dan serious. Seiring berjalannya waktu, saya mengubahnya menjadi lebih populer secara bahasa dan less serious, seperti Science Vs,” katanya.
Alfa sendiri mengartikan podcast sebagai media antara Youtube dan Blogger. Paduan antara banyak suara, sedikit visual, teks narasi/deskripsi, kreativitas, kebebasan yang tiada duanya, serta yang lebih penting, emerging trend.
Dari sudut pandang pendengar podcast, menurut mantan penyiar radio Mujaeni, podcast merupakan medium audio yang memungkinkan seseorang untuk memiliki imajinasi lebih terhadap sesuatu hal.
Hal ini mungkin karena orang hanya mengandalkan indra pendengaran. Dibandingkan radio, podcast bisa memproduksi suara sendiri tanpa harus memiliki gelombang frekuensi.
Pendengar podcast Sidratul Muntaha memiliki cerita lain lagi. Dia pertama kali suka mendengarkan podcast saat semester satu masuk kuliah. Selain menghibur, dia mengaku ngerasa edgy tiap kali mendengar podcast. Menurut dia penyiar menjadi salah satu elemen penting dalam podcast.
“Aku ngeliat orang-orang sini [Indonesia] suka denger podcast cuma gara-gara penyiarnya. Bukan yang eksplorasi banget kayak kita berselancar di Youtube,” ucap mahasiswa jurusan Komunikasi itu.
Sidra menambahkan, di luar negeri podcast bisa berkembang karena muncul sebelum 4G, di mana kuota internet masih tipis dan lambat. Sedangkan podcast di Indonesia muncul saat internet sudah melimpah dan cepat.
Ini yang membuat podcast Indonesia rada susah berkembang karena pendengar punya banyak pilihan untuk berselancar ke Youtube atau Netflix. Hm, ya juga ya, he-he. (Isma Swastiningrum/E05)