Inibaru.id – Gamelan, siapa nggak mengenal alat musik ini? Di Jawa, alat musik dengan nilai seni tinggi tersebut hampir selalu dipakai untuk mengiringi pergelaran atau tradisi. Lantaran butuh ketelitian tingkat tinggi, nggak semua orang bisa membuatnya.
Memiliki alam yang masih asri dan sejuk, Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, menjadi salah satu tempat segelintir pengrajin gamelan masih berusaha melestarikannya. Konon, karya mereka juga masyhur di luar negeri.
Berjarak sekitar 10 kilometer arah tenggara dari Kota Solo, Desa Wirun cukup mudah untuk dikenali lantaran gapuranya bertuliskan: Desa Gamelan. Magnet ini pula yang membuat desa tersebut dikunjungi wisatawan dari pelbagai penjuru.
Perlu kamu tahu, nggak semua orang bisa membuat gamelan lantaran cukup sulit menguasai kerajinan ini. Hal tersebut dikarenakan gamelan mempunyai ciri khas nada dan suara masing-masing.
Nah, kerajinan gamelan di Desa Wirun ini sudah berdiri sejak tahun 1956. Hingga saat ini, nggak kurang dari delapan pengrajin gamelan tercatat masih aktif membuat gamelan. Bekerja di rumah masing-masing, para pengrajin itu juga memiliki sejumlah pekerja.
Untuk membuat gamelan, para pengrajin gamelan di sana bisa dibilang masih menggunakan teknik tradisional. Ini karena perangkat alat musik tersebut memiliki tingkat kesulitan dan ketelitian yang cukup tinggi.
Untuk proses pembentukan lempengan hingga menjadi gamelan sesuai dengan ukuran yang diinginkan, mereka hanya menggunakan tenaga manusia yang melibatkan sekitar 7-9 pekerja, dengan perkakas manual. Proses itu bisa memakan waktu hingga empat bulan.
Wah, proses yang panjang! Mungkin, inilah yang membuat harga satu set gamelan cukup mahal, yakni mencapai sekitar Rp 600 juta. Hmm! (IB20/E03)