Inibaru.id – Nyaman adalah satu kata paling tepat untuk menggambarkann kedai makan di Semarang, Jawa Tengah, ini. Iga Bakar Tandhok Cafe dan Resto namanya. Menu hidangan yang istimewa cocok untukmu yang pengin menikmati waktu spesial bersama teman, sahabat, keluarga, atau bahkan pasangamu.
Bertempat di Jalan Papandayan No 11 Kecamatan Gajahmungkuri, kedai makan ini menyediakan dua pilihan tempat, yakni outdoor dan indoor.
Untuk outdoor, cafe ini mengusung konsep garden cafe. Beberapa bangku dan meja ditata sedemikian rupa di ruang terbuka mengelilingi kebun kecil yang berada di tengahnya. Di sini kamu bisa berfoto-foto ria karena tempatnya memang sangat instagenik.
Suasana yang cozy di cafe dan resto Iga Bakar Tandhok (Faidah Umu/Inibaru.id)
Sementara, untuk indoor, kamu akan difasilitasi dengan AC (air conditioner) serta tempat yang bersih. Suasana di dalam ruangan juga lumayan tenang. Tempatnya yang nyaman lagi-lagi menjadikan pengunjung bertambah betah berada lama-lama di cafe ini.
Dony Hendro Wibowo selaku owner memang mengedepankan tempat yang nyaman dan menarik untuk cafe miliknya ini.
"Karena saya juga background-nya arsitek dan desain, jadi desain tempat ini semua saya atur sedemikian rupa supaya pengunjung nyaman di sini. Terus, yang unik dari tempat ini yaitu kita pakai tempat dengan gaya rumah jengki," terang dia.
Rumah Jengki merupakan model rumah yang ada pada era 1950-an. Gaya rumah jengki yang dipakai ini menambah kesan antik dan unik. Dekorasi dinding pendukung seperti lukisan, lampu, dan cermin yang sesuai juga semakin mempermanis tempat tersebut.
Dony mengklaim bahwa Iga Bakar Tandhok merupakan perintis rumah makan iga yang ada di Semarang.
“Tandhok ini kemungkinan besar rumah makan iga pertama yang ada di Semarang. Saya bilang seperti itu karena dulu waktu 2007 saya memulai usaha, saya belum pernah melihat ada rumah makan yang khusus iga di Semarang,” ungkap lelaki berperawakan tinggi tersebut.
Rumah bergaya jengki menjadi hal unik yanga ada di Iga Bakar Tandhok (Faidah Umu/Inibaru.id)
Dia mengaku, bisnis ini terinspirasi dari sang ibu. Menu iga bakar yang menjadi menu favorit di resto tersebut juga merupakan resep dari ibunya. Setelah itu Dony mencoba resep-resep baru hingga menghasilkan beberapa varian iga seperti iga bakar keju, iga bakar kecap, iga goreng dabu, iga penyet, iga asap, sup iga, rawon iga, asem-asem iga, dan tumis iga.
Konsep cafe dan resto dipilih karena Dony nggak ingin bisnisnya ini dikenal dengan restoran iga yang terkesan mahal. Oleh karena itu beberapa menu kopi pun disediakan sebagai teman makan di Iga Bakar Tandhok.
Itu dia konsep yang diusung oleh cafe dan resto Iga Bakar Tandhok. Menu iga yang lezat ditemani oleh secangkir kopi di tempat yang cozy jadi pilihan tepat deh buat momen spesialmu bersama orang-orang terdekat. (Faidah Umu/E03)