Inibaru.id - “Awalnya kukira ini daun jambu,” celetuk Afiyanti ketika disuguhi secangkir minuman berisikan daun seduh saat bertandang ke rumah temannya di Kalurahan Sidoharjo, Kepanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, belum lama ini. "Ternyata daun pegagan!"
Ketika mengetahui Afiyanti ini mau bertandang, teman sekantornya itu rupanya sengaja menyajikan teh pegagan, minuman khas dari daerahnya yang kemungkinan besar sulit dicari di wilayah-wilayah lain.
Dibuat dari daun pegagan (Centella asiatica), perempuan asli Sleman itu mengungkapkan, teh ini punya rasa yang khas: sepat, ringan, dan menyisakan kesan segar di lidah.
"Nggak seperti teh pada umumnya, aroma teh pegagan terbilang netral, bahkan cenderung earthy," tutur perempuan yang mengaku cukup menikmati rasa yang netral ini. "Yang menarik, saya baru tahu kalau teh ini punya banyak khasiat."
Potensi Alam Lereng Menoreh
Dengan rasa yang "sederhana", teh pegagan rupanya memang menyimpan pelbagai khasiat yang dipercaya baik bagi tubuh. Kendati sudah lama dikenal masyarakat, keberadaan teh berwarna kekuningan ini baru muncul secara luas pada 2020 di Kulon Progo, khususnya di Kalurahan Sidoharjo.
Hal ini nggak lepas dari inisiatif warga setempat untuk mengembangkan potensi alam di wilayah lereng pegunungan Menoreh. Tumbuh liar di sekitar kebun dan ladang, pegagan selama ini hanya dimanfaatkan sebatas lalapan. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, warga menyadari nilai ekonomis tanaman ini.
“Proses pengolahannya cukup sederhana. Daun pegagan dipetik, lalu dicuci bersih, kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama satu sampai dua hari. Setelah kering, daun ini diseduh seperti teh biasa,” ujar Wahyu Setyawan, Lurah Sidoharjo, kepada Radarjogja., Minggu (15/6/2025).
Untuk memperkaya rasa, teh pegagan kerap dicampur dengan bahan-bahan lain seperti jahe, serai, daun pandan, hingga cengkih. Perpaduan ini menghasilkan sensasi hangat yang menenangkan, cocok dinikmati pada pagi hari atau kala cuaca dingin.
Produk Unggulan UMKM Lokal
Bukan sekadar minuman, teh pegagan kini juga menjadi produk unggulan UMKM lokal. Pemerintah Kalurahan Sidoharjo bahkan rutin mengikuti pameran-pameran produk herbal dan kuliner, mengenalkan teh pegagan sebagai bagian dari kekayaan tradisi lokal.
Produksi teh pegagan dilakukan oleh warga dengan sistem pengolahan rumahan namun tetap memperhatikan kebersihan dan mutu.
Kehadiran teh pegagan turut membuka lapangan kerja kecil di desa, sekaligus memperkuat identitas Sidoharjo sebagai wilayah penghasil tanaman herbal. Para ibu rumah tangga kini bisa turut andil dalam proses panen hingga pengemasan. Anak-anak muda pun dilibatkan dalam pemasaran melalui media sosial.
Meskipun belum melalui uji klinis resmi, warga percaya bahwa konsumsi teh pegagan secara rutin bisa membantu menjaga kesehatan, terutama untuk daya ingat dan peredaran darah. Inilah sebabnya minuman ini kerap dijadikan oleh-oleh khas bagi tamu yang berkunjung ke Sidoharjo.
Dari yang semula dianggap tanaman liar, pegagan kini naik kelas berkat tangan kreatif warga. Hebat banget, ya, Millens? (Arie Widodo/E10)