Inibaru.id – Kalau Sobat Millens pernah berkunjung ke Kabupaten Banyumas, tentu nggak asing dengan getuk goreng Sokaraja. Yap, kudapan itu menjadi salah satu oleh-oleh khas Kota Satria.
Getuk goreng terbuat dari ketela dengan campuran gula merah yang lumer. Rasanya manis dan sedikit gurih. Dijamin, kamu akan ketagihan setelah memakannya.
Ada cerita unik di balik terciptanya getuk goreng nih, Millens. Apakah itu?
Umumnya getuk goreng dijual dalam wadah besek. (travelingyuk.com)
Nggak Sengaja
Suaramerdeka.com (30/9/2017) menulis, getuk goreng diciptakan secara nggak sengaja oleh H Sanpirngad pada 1918 di Sokaraja, Banyumas. Mulanya Sanpirngad adalah seorang penjual nasi rames. Tapi nggak hanya rames yang dia sajikan, getuk pun menjadi salah satu hidangan yang ada di lapak jualannya.
Getuk goreng. (kemdikbud.go.id)
Getuk kemudian dimodifikasi dengan digoreng agar nggak mudah basi dan menjadi mubazir. Lama kelamaan getuk goreng buatan Sanpirngad justru lebih laris ketimbang nasi rames. Dia pun mengembangkan usaha itu hingga turun-temurun, yang juga diikuti warga lain.
Warisan Budaya Nasional
Perlu kamu tahu, saat ini getuk goreng Sokaraja sudah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya nasional bukan benda. Keputusan itu ditetapkan oleh Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia.
Getuk Goreng Sokaraja. (wikimedia.org)
Penghargaan untuk getuk goreng Sokaraja sebagai warisan budaya nasional secara resmi diserahkan di Jakarta pada 4 Oktober 2017 silam.
Wah, dengan membeli getuk goreng Sokaraja secara nggak langsung kita ikut melestarikan warisan budaya nasional kan? Yuk lah ke Banyumas! Jangan lupa beli getuk gorengnya untuk oleh-oleh keluarga di rumah ya! (IB10/E03)