Inibaru.id – Pernah membayangkan nggak ada dawet yang rasanya pedas? Hal ini bisa kamu temui di Kulonprogo, DI Yogyakarta, lo. Nama kuliner yang dimaksud adalah adalah dawet sambal.
Jika kebanyakan dawet memiliki rasa manis dan menyegarkan, dawet sambal memiliki cita rasa yang pedas. Yang bikin menarik, toppingnya juga nggak lazim untuk sejenis minuman-minuman.
“Dawet sambal juga memakai cendol dengan pemanis dari nira kelapa. Tapi nggak memakai santan. Toppingnya adalah bawang goreng, tauge, tahu goreng, dan sambal,” ungkap salah seorang penjual dawet sambal dari Desa Jatimulyo, Kulonprogo, Andri sebagaimana dilansir dari Gudegnet (19/4/2021).
Andri juga menyebut kuliner ini sudah eksis sejak 70 tahun lalu. Saat itu, Mbah Wagiyem menemukannya secara nggak sengaja.
“Saya ini generasi ketiga dari Mbah Wagiyem, jadi tahu ceritanya. Dulu Mbah menjual pecel sama dawet. Pecelnya selalu habis duluan tapi sambal pecelnya tetap sisa banyak. Nah, ada orang pengin makan dawet tapi nggak pengin dengan santan. Pas dicampur dengan sambal pecel ternyata enak. Akhirnya juga menjual dawet dengan sambal,” lanjutnya.
Keturunan Mbah Wagiyem, yaitu Mbah Ponirah, melanjutkan bisnis kuliner yang nggak biasa ini di Pasar Cublak, Jatimulyo, setiap Rabu dan Sabtu. Tapi, banyak pelanggan yang terus mendatanginya ke rumah meski harus menunggu pembuatan dawet cukup lama. Sejak saat itulah, kuliner ini semakin populer dan melegenda di Kulonprogo.
Saking legendarisnya kuliner ini, pada 2019 lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sampai menjadikannya warisan budaya tak benda, lo. Status ini membuat dawet sambal jadi banyak diburu oleh wisatawan yang datang ke Kulonprogo.
Kalau pengin mencicipi kuliner ini di tempat asalnya, kamu harus bersiap untuk mencicipi dawet yang sangat berbeda dari biasanya ini, ya? Soalnya, dawet sambal punya perpaduan tiga rasa yang cukup kontras, yaitu gurih, manis, serta pedas.
Meski ditemukan secara nggak sengaja, banyak penjual dawet sambal yang menyebut tiga rasa ini punya filosofi bahwa warga Jatimulyo menerima siapa saja tanpa memandang ras, suku, ataupun agama.
Terkait dengan harga, dawet sambal cukup murah, kok. Per porsinya dibanderol kurang lebih Rp5.000. Bahkan, kalau kamu membelinya di pasar tradisional, bisa jadi harganya lebih murah. Kamu juga bisa memakannya langsung di tempat atau membungkusnya untuk dibawa pulang, lo.
Gimana, berani menikmati sensasi pedas saat "minum" dawet sambal, Millens? (Arie Widodo/E10)