Inibaru.id – Dibentuk bulat dan biasa menjadi sajian menu sarapan di Kebumen, itulah nasi penggel. Dalam bahasa Jawa, “penggel” (eja “e” sebagaimana mengucapkan pensil) berarti bulat. Makanan khas Kabupaten Kebumen ini mungkin seperti nasi megono di Pekalongan.
Nasi peggel besarnya seukuran bola pingpong. Penjual nasi ini biasanya sudah membuat nasi dalam bentuk bulatan yang disimpan di bakul. Kamu bisa mengambilnya sendiri nih.
Ketika akan menyantapnya, nasi bulat tersebut lalu diletakkan di pincuk daun pisang, yang menjadi ciri khas wadah nasi penggel. Untuk sarapan, 7-10 bulatan mungkin sudah cukup untuk mengganjal perutmu
Setelah mengambil bulatan nasi, kamu bisa meminta menu sarapanmu itu untuk dituangi sayur dan lauk. Sayurnya berupa lodeh berbumbu gurih pedas yang dicampur nangka muda, daun singkong, tempe, tahu, dan melinjo.
Nasi penggel. (Genpi)
Sementara, lauk nasi penggel umumnya adalah kulit dan jeroan sapi seperti babat, iso, kikil, daging tetelan, jantung, ginjal, dab paru. Untuk pelengkap lainnya kamu bisa memakannya dengan tempe mendoan yang cukup besar dan tebal.
Jika sudah diguyur lodeh, bulatan nasi bakal kembali seperti semula. Hanya, lantaran pas membuat bulatan penjual mengolesi tangannya dengan minyak kelapa, nasi peggel terasa lebih gurih.
Hm, tertarik mencicipinya? Nasi penggel hanya dijual pada pagi hari dan bisa kamu temukan di Dusun Lengkongan, Desa Kebulusan, Kecamatan Pejagoan, Kebumen, Jawa Tengah.
Para penjual nasi penggel umumnya mangkal di di pinggir Jalan Raya Sokka setelah Jembatan Luk Ulo, sekitar dua kilometer dari Alun-alun Kebumen. Mereka umumnya sudah buka sejak pukul 05.30 WIB sampai 08.00 WIB.
Betul-betul pengin mencicipinya? Bersiaplah bangun pagi dan mengantre! (IB20/E03)