Inibaru.id - Iran memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Kota Isfahan yang dikenal dengan slogan Isfahan Nisfe Jahan yang dalam bahasa Persia bermakna "Isfahan Kota Separuh Dunia". Julukan tersebut muncul saat Isfahan sedang mengalami pembangunan besar-besaran ketika Dinasti Safawi berkuasa di wilayah Iran selama dua setengah abad (1499-1722 M).
Ditetapkan sebagai ibukota kebudayaan Islam, kota yang dibelah Sungai Zayandeh Rud ini mewariskan banyak bangunan tua berarsitektur Islam. Salah satu bangunan peninggalan yang terkenal adalah Masjid Agung Isfahan atau disebut juga Masjid Imam.
Mengutip Republika.co.id (12/8/2018), Masjid Agung Isfahan mulai didirikan pada 771 dan dianggap sebagai masjid tertua di Iran. Adapun pembangunan masjid bermula pada masa Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus. Namun untuk penyempurnaan bangunan Masjid Agung Isfahan terjadi berangsur-angsur hingga abad ke-20.
Gaya arsitektur masjid tersebut terkenal akan empat gerbang raksasa (iwan) yang menghubungkan bagian dalamnya dengan lapangan luar. Nah, bentuk iwan ini merupakan khas kebudayaan Persia yang dapat dilacak hingga era Kekaisaran Sasania. Bentuk iwan ini adalah ruang terbuka yang berkubah. Di setiap iwan raksasa, masjid juga bersisian dengan dua menara yang berbentuk silinder.
Baca juga:
Uniknya Masjid Lumpur Agadez
Al Noor, Masjid Pertama dan Bukti Perjuangan Panjang Muslim Dominika
Adapun untuk iwan yang menjadi mihrab Masjid Agung Isfahan diberi kubah dengan hiasan muqarnas pada abad ke-13. Bentuknya mirip stalaktit tetapi juga menyerupai dedaunan yang mengembang. Muqarnas ini mengisi rongga bagian dalam lengkung iwan.
Perlu diketahui juga nih, Kota Isfahan sempat menjadi ibu kota pada masa Dinasti Seljuk dan saat itu Masjid Agung Isfahan hancur akibat kebakaran hebat pada 1120. Perbaikan pun kemudian dilakukan namun dilakukan secara bertahap, mulai masa pemerintahan Sultan Il Khanid, Timurid, Safavid, hingga Qajad. Barulah ketika Sultan Malik Shah I berkuasa, Masjid Agung Isfahan memiliki bentuk seperti yang dikenal sekarang. Sejak saat itulah, masjid ini menjadi cikal bakal gaya arsitektur Persia Islam yang bercirikan empat iwan besar yang mengelilingi lapangan luas di bagian dalam bangunan.
Seperti halnya masjid-masjid lain, masjid ini pun mempunyai kubah besar. Terdapat dua kubah besar yang dimiliki Masjid Agung Isfahan. Salah satunya berada di bagian atas mihrab sehingga tepat menghadap kiblat. Sementara itu, kubah besar lainnya berada di atas pintu gerbang utara. Adapun dua kubah itu merupakan inisiasi Nizam al-Mulk, seorang perdana menteri Kesultanan Seljuk dari awal abad ke-11.
Selain kubah besar, masjid ini juga memiliki puluhan kubah kecil yang menutupi bagian atas bangunan. Kubah-kubah kecil tersebut merupakan khas bangunan rumah di Iran yang disebut "kiosk". Menurut kamus, ''kiosk" bermakna pola bangunan di Iran dan Turki yang atapnya disangga banyak pilar.
Adapun untuk bangunan masjid, hampir seluruh dinding masjid ditutup keramik mozaik dengan perpaduan warna biru toska (turquoise), cokelat dan kuning. Ada juga penutup tiang dari marmer hijau yang tampak amat jernih. Motif keramiknya juga bervariasi dari bunga hingga pola geometris (perpaduan Indo-Europian dan Sasanid). Sudah tentu, keindahan bagian dalam Masjid Agung Isfahan yang sarat dengan guratan kaligrafi ayat-ayat suci Alquran yang menawan juga akan membuat pengunjung terkesima.
Memiliki luas kompleks mencapai 20 ribu meter persegi, Masjid Agung Isfahan berada di kawasan Grand Bazaar Esfahan dan menjadi salah satu bangunan paling megah di kota tersebut. Keindahan dan kemegahan Masjid Agung Isfahan pun kian kentara dengan kehadiran sebuah kolam besar di tengah pelataran masjid. Karena itu, masjid ini menjadi center point area Grand Bazaar Esfahan. Nggak hanya itu saja, menjadi salah satu peninggalan sejarah Islam, Masjid Agung Isfahan juga diakui UNESCO pada 2012 lalu sebagai Warisan Dunia.
Baca juga:
Islam Pesat di Negeri Ratu Elizabeth
Masjid Bayan Beleq, Saksi Bisu Masuknya Islam di Tanah Lombok
Masjid ini juga menjadi salah satu bukti kecanggihan perkembangan teknologi arsitektur Islam pada abad pertengahan. Satu hal yang juga telah dipikirkan arsitek masjid ini adalah bangunan tahan gempa. Yup, arsitek Iran memahami bahwa wilayahnya termasuk ring of fire dan ring of earthquake. Alhasil, mereka harus mendesain bangunan yang kokoh dan tak goyah oleh gempa. Buktinya, berabad-abad Masjid Agung Isfahan masih tegak berdiri. Pernah kembali mengalami restorasi setelah serangan udara yang terjadi pada 1984, Masjid Agung Isfahan nggak sekadar menjadi tempat ibadah, tapi juga destinasi wisata yang menarik bagi turis-turis lokal maupun mancanegara. (ALE/SA)