Inibaru.id - Keragaman adat dan tradisi Nusantara bersifat dinamis dan berakuluturasi dengan pelbagai aspek, salah satunya dengan ajaran Islam. Mabbarasanji atau pembacaan Kitab Barzanji di kalangan masyarakat Bugis di Makassar termasuk bagian akulturasi tersebut.
Perlu diketahui, Islam masuk ke Sulawesi Selatan dengan cara yang sangat santun terhadap kebudayaan dan tradisi masyarakat Bugis Makassar. Bukti nyata dari sikap kesantunan Islam terhadap budaya dan tradisi Bugis Makassar dapat kita lihat dalam tradisi-tradisi keislaman yang berkembang di Sulawesi Selatan hingga kini.
Contohnya penggantian pembacaan kitab La Galigo dengan tradisi pembacaan Barzanji, sebuah kitab yang berisi sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, dalam setiap hajatan dan acara, doa-doa selamatan, bahkan ketika membeli kendaraan baru, dan lain sebagainya.
Baca juga:
Rayouf Al-Humedhi , Pencipta Emoji Berhijab yang Jadi Gadis Berpengaruh
Islam di Tanah Kroasia
Mabbarasanji atau Barzanji atau Barazanji yang biasa dikenal dalam masyarakat Bugis memiliki beberapa ragam menurut apa yang ada dalam keseharian mereka.
Karena itu, ada Barazanji Bugis 'Ada' Pa'bukkana', Barazanji Bugis 'Ri Tampu'na' Nabitta', Barazanji Bugis 'Ajjajingenna', Barazanji Bugis 'Mappatakajenne', Barazanji Bugis 'Ripasusunna', Barazanji Bugis 'Ritungkana', Barazanji Bugis 'Dangkanna', Barazanji Bugis 'Mancari Suro', Barazanji Bugis 'Nappasingenna Alena', Barazanji Bugis 'Akkesingenna', Barazanji Bugis 'Sifa'na Nabi'ta', Barazanji Bugis 'Pa'donganna', dan Barazanji Bugis 'Ri Lanti'na'.
Berdasarkan simpulanilmu.blogspot.com, macam-macam dari Barazanji di atas, apabila ditelaah dengan baik, maka semua makna dari Barazanji di atas menceritakan mengenai segala macam dari hal-hal keseharian kita yang mereferensi pada berbagai perilaku keseharian Rasulullah Muhammad saw dan sahabatnya.
Kisah akulturasi di masyarakat Bugis ini berjalan dinamis. Bahkan seperti dikutip dari islamnusantara.org, peringatan Maulud Nabi tahun 2015 dilengkapi dengan acara pembacaan Barzanji dengan bahasa Bugis dan Makassar.
Baca juga:
Para Ilmuwan Muslim dalam Bidang Luar Angkasa Barat
Islam di Selandia Baru: Sejarah Panjang Dakwah di Tanah Berawan Putih
Sebagai informasi, Berzanji atau Barzanji ialah suatu doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, khitanan, pernikahan dan Maulid Nabi Muhammad saw. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Muhammad, yang disebutkan berturut-turut yaitu silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Di dalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.
Nama Berzanji diambil dari nama pengarangnya yaitu Syekh Ja'far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Ia lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tersebut sebenarnya berjudul 'Iqd al-Jawahir (Bahasa Arab, artinya Kalung Permata) yang disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw, meskipun kemudian lebih terkenal dengan nama penulisnya. (EBC/SA)