Inibaru.id – Pesantren Buntet terletak di antara dua desa, yaitu Desa Mertapada Kulon dan Desa Munjul, Cirebon. Pesantren tua ini memiliki luas yang fantastis. Kalau diukur luasnya seukuran desa, lo. Kalau kamu ke sini, kamu nggak akan bisa membedakan mana santri dan mana orang biasa. Karena banyak warga yang juga ikut mengaji di pesantren.
Pendiri Pesantren Buntet Cirebon, Jawa Barat adalah Kiai Muqoyyim yang kharismatik. Dia merupakan anak dari Kiai Abdul Hadi yang masih keturunan bangsawan dari Kesultanan Cirebon. Sedikit meruntut sejarah, Kiai Muqoyyim lahir di Desa Srengseng Krangkeng, Karang Ampel, Indramayu tahun 1689 saat Kesultanan Cirebon melemah dan pasca mangkatnya Pangeran Girilaya di tahun 1662.
Awal Mula Berdiri
Awalnya, Kiai Muqoyyim merupakan Mufti Keraton Kanoman, Millens. Namun karena merasa Keraton Cirebon mulai tunduk kepada Belanda, dia memilih mundur dari posisinya. Dia mendirikan Pesantren Buntet. Pesantren ini berjarak 12 kilometer dari Keraton.
Kiai Muqoyyim punya alasan mengapa dia memilih daerah itu. Dia ingin mengikuti jejak Kuwu Cirebon atau Syarif Hidayatullah yang pernah mendirikan padepokan di sekitar situ. Alhasil, perlahan namun pasti, Pesantren Buntet berdiri dan menjadi pusat penyebaran agama Islam.
Selain menyebarkan syiar Islam, Kiai Muqoyyim juga menjadikan pondok pesantrennya sebagai basis perlawanan terhadap Belanda. Kiai Muqoyyim dikenal sebagai penggembleng mental dan spiritual santri-santrinya agar bisa melaksanakan ajaran agama Islam dengan tenang serta menyikapi situasi dengan pikiran jernih.
Warga dan santri sedang ziarah ke makam desa dalam rangka haul massal. (fahmina.or.id)
Sempat Diserang Belanda
Keberadaan Pesantren Buntet tentunya membuat Belanda gusar. Misi Belanda yang hendak mengosongkan pesantren nggak berjalan mulus. Mereka mendapat perlawanan sengit dari para santri. Korban dari pihak pesantren lebih banyak berjatuhan.
Akhirnya, Kiai Muqoyyim dan para santri dapat menyelamatkan diri ke Pesawahan Sindanglaut, tempat adiknya tinggal. Selama bertempat tinggal di sana, Kiai Muqoyyim mendirikan masjid yang konon hanya menggunakan sebatang pohon jati. Masjid itu dikenal dengan nama Jatisawit.
Gimana, Millens, sudah tahu sejarah pesantren tertua di Jawa? (MG10/E05)