Inibaru.id – Film adalah hasrat terpendam Livi Zheng. Ia suka membuat skrip film. Kendati begitu, perempuan asal Blitar itu kemudian justru memilih menjadi atlet Wushu, cita-citanya yang lain, sebagai jalan hidupnya.
Namun, ibarat istilah “semesta mendukung”, ternyata seni bela diri kuno Tiongkok itu justru yang pada akhirnya membawa Livi kembali ke dunia perfilman, meski jalan yang ditempuh tidaklah mudah.
Berbekal ketekunan, kegigihan, dan hasrat yang terus digenggam erat, kandidat master sekolah seni sinematik di University of Southern California ini kini berhasil mewujudkan impian terbesarnya, yakni berada di Hollywood dan menjadi bagian dari industri perfilman terbesar di dunia tersebut.
Baca juga: Konduktor dari Indonesia Ini Memukau Penonton di Bulgaria
Hollywood adalah impian bagi sebagian besar orang yang menggandrungi dunia perfilman. Terletak di tengah kota Los Angeles, bisnis hiburan benar-benar berkembang pesat di sana. Siapa yang mampu menolaknya?
Pun demikian dengan Livi. Saat ini anak kedua dari tiga bersaudara tersebut dikenal sebagai salah seorang produser dan sutradara di Hollywood. Brush with Danger (2014) adalah salah satu buah karyanya. Di situ ia bertindak sebagai surtadara, produser, sekaligus pemain. Film produksi Sun and Moon Films itu masuk nomine Oscar 2015.
Livi tak pernah membayangkan dirinya bakal berada di posisi prestisius ini. Namun, takdirlah yang dia akui membawa dia ke Hollywood.
Lahir di Blitar, 3 April 1989, Livi dan keluarganya pindah ke Jakarta pada usia empat tahun. Setelah lulus dari SMP Pelita Harapan, ia yang saat itu berusia 15 tahun berangkat ke Tiongkok untuk bersekolah di Shi Cha Hai Sports School, Beijing, bersama adiknya, Ken, yang baru berusia 9 tahun.
Di Beijing ia benar-benar mendalami seni bela diri Wushu. Ia lalu melanjutkan SMA di Western Academy of Beijing. Selepas itu pindah ke AS untuk melanjutkan kuliah ekonomi di Washington University, Seattle.
Tiga tahun kemudian dirinya lulus dan melanjutkan kuliah ke International Honours Society in Economics. Sembari kuliah, Livi mengikuti berbagai kejuaraan bela diri, baik sebagai atlet wushu, karate, maupun taekwondo. Tak kurang dari 26 medali dan tropi berhasil ia sabet.
Baca juga: Sukiyat Siap Produksi Mahesa Agustus 2018
Di samping kuliah ekonomi, Livi juga mengambil kursus film. Dari situ ia kembali membangkitkan passion di dunia film, dimulai dengan bantu-bantu di set film, hingga akhirnya mengambil master di University of Southern California.
Berbagai profesi, mulai aktris, penulis sekenario, hingga stuntwoman ia lakoni, hingga berhasil menjadi sutradara, bahkan produser.
Kendati lama tinggal di Tiongkok dan AS, Livi mengaku tetap mencintai Indonesia sebagai tanah airnya. Karena alasan itulah hingga kini gadis penyuka rawon dan durian tersebut tetap berpaspor Indonesia.
“Ya, saya tetap WNI,” tegasnya, dikutip dari Nova (25/8/2015). Salute! (GIL/SA)