Inibaru.id – Hidup menjadi seorang atlet, Yeni Siti Rohmah menggeluti bidang olahraga skuas. Meski awalnya Yeni nggak bercita-cita menggeluti cabang tepok bola karet ini, tetapi pada akhirnya dia menjadi andalan tim “Merah Putih” mengikuti jejak sang ibunda dan kakaknya. Apalagi peluang untuk masuk tim nasional cukup besar, sebab peminat skuas nggak sebanyak cabang raket lainnya, seperti bulu tangkis dan tenis.
Akhirnya, ketika menginjak usia 12 tahun, Yeni mulai serius bermain di Bandung Squash Club. Sejak saat itu, banyak prestasi yang berhasil dia raih. Dia seringkali mengantongi mendali emas. Wah!
”Aku mengenal skuas dari kecil. Dulu, ibu selalu mengajak aku dan kak Kusnadi saat berlatih skuas,” ungkap perempuan bertubuh mungil itu, seperti ditulis Kompas.com, Rabu (25/3/2015).
Skuas Telah Mendarah Daging di Keluarga
Bermain skuas, memang telah mengalir dalam darah Yeni berkat ibunya, Cicih Sumarni, mantan seorang atlet skuas yang pernah juara nasional di era 1980 hingga 1990-an. Sementara sang kakak, Kusnadi adalah anggota tim skuas di SEA Games Kuala Lumpur 2001 bersama Nuryanto dan Djony Supardi, dua pelatih nasional saat ini.
Belum genap setahun berlatih, Yeni pernah berniat berhenti. Alasannya karena dia nggak ingin mengorbankan masa remajanya dengan selalu latihan rutin.
”Dulu, ketika teman-teman suka ngumpul dan bermain sepulang sekolah, aku harus berlatih sampai sore. Itu terus-menerus aku lakukan dari Senin sampai Sabtu sehingga rasanya mau menangis karena jenuh,” kenang Yeni.
Melihat gelagat sang buah hati, Cicih pun menyarankan Yeni ikut pekan olahraga daerah (Porda) di Indramayu pada 2002. Penampilan perdana di kejuaraan itu berlangsung mulus karena Yeni membawa pulang medali emas dari nomor beregu. Setahun kemudian, dia dipanggil lagi untuk memperkuat tim Jabar dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Palembang 2004.
”Aku dapat bonus uang setelah meraih emas di Porda. Sejak itu, aku bersemangat lagi dan yakin skuas layak jadi sandaran hidup,” ujar atlet lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara Bagasasi Bandung itu.
Sejak saat itu, Yeni pun semakin bersemangat dan terus meraih prestasi hingga selalu membawa pulang mendali emas. Bahkan Yeni juga membawa pulang emas nomor perorangan dalam debut internasional pada Kejuaraan Asia kelompok umur di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kendati demikian, Yeni juga pernah gagal ketika membela Indonesia di ajang SEA Games 2011. Padahal, SEA Games 2011 berlangsung di Jakarta dan Palembang. Namun semangatnya nggak kenal menyerah, pada 2013 Yeni terpilih masuk empat besar bersama Catur Yuliana, Irma Maryani, dan atlet senior Paulina Nojaflorina Radus. Keempatnya adalah anggota tim utama putri yang ditargetkan meraih perak di SEA Games Singapura 2015. Yeni ingin terus bangkit mengejar setiap impiannya di bidang skuas ini.
Suatu saat ketika Yeni gantung raket, Yeni ingin menjadi seorang pelatih skuas. Kebetulan, belum banyak kaum hawa yang berkecimpung dalam dunia kepelatihan skuas di Tanah Air. Peluang inilah yang akan dia ambil nantinya. Sukses terus ya, Yeni. (IB07/E05)