Inibaru.id - Kita tahu, sebagian orang menganggap pondok pesantren (ponpes) merupakan salah satu tempat yang masih membelenggu kebebasan perempuan. Tapi, lain hal dengan Ponpes Hasyim Asyari yang ada di Bangsri, Jepara.
Sejak tahun 2000 di bawah kepemimpinan Hindun Anisah, Ponpes Hasim Asyari menerapkan kurikulum berbasis kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan dan anak. Kalau berkunjung ke sana, kamu akan mendapati para santri perempuan nggak hanya belajar kitab Al-qur’an, fiqih, hadist, dan sejenisnya, tapi juga mengkaji ilmu sastra, politik, seni, dan beragam ilmu lainnya. Sang pengelola pondok juga kerap mendatangkan aktivis perempuan untuk berbicara di hadapan para santri.
Nggak berhenti di situ, Millens. Peraturan yang berlaku di pondok yang didirikan oleh KH Amin Sholeh pada 1956 itu menyatakan santriwati dan santriwan mendapatkan akses yang sama di segala bidang. Bahkan, aturan keluar pondok pun nggak dibeda-bedakan.
Mengenal Hindun Anisah
Karena kebijakan-kebijakan itu, Ponpes Hasyim Asyari Jepara kini terkenal menjadi tempat yang nyaman bagi para santiwati untuk belajar berbagai ilmu pengetahuan. Hal itu nggak lepas dari peran Hindun Anisah.
Perempuan yang kerap disapa Ning Hindun itu sejak kecil sudah akrab dengan lingkungan pesantren. Dia tahu benar pesantren memperlakukan perempuan sebagai makhluk yang harus taat dan tunduk pada aturan-aturan yang dibuat oleh para ulama laki-laki.
“Saya lulusan pesantren. Saya merasa dulu di pesantren bisa dikatakan sedikit lebih baik dari sisi bias gender. Kesetaraan gender, lumayan. Meski begitu, saya merasa ada diskriminasi dari sisi kitab-kitab yang dikaji. Kitab yang dikaji santri putra secara hirarki lebih tinggi dibanding santri putri,” jelas salah satu pengurus di pusat pelayanan terpadu untuk perlindungan perempuan korban KDRT di Kabupaten Jepara itu, dikutip dari Tribun (24/1/2017).
Nggak ingin hal itu terjadi di pesantren yang dia asuh, Hindun menerapkan prinsip kesetaraan dalam mengelola Hasyim Asyari. Lulusan Fakultas Syari’ah Jurusan Perbandingan Madzab IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu nggak ingin pesantren terus-terusan dianggap sebagai institusi yang melanggengkan pemahaman keagamaan yang sempit dan bias gender.
Tuan Rumah KUPI II
Bertahun-tahun menciptakan lingkungan yang nggak membedakan antara hak kaum perempuan dan laki-laki, nggak heran Ponpes Hasyim Asyari terpilih menjadi tuan rumah gelaran Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II yang baru saja digelar pada 23-26 November 2022.
Hasyim Asyari dipilih karena dinilai memenuhi syarat dan kriteria khusus dari KUPI. Selain karena telah mengajukan diri sebagai tuan rumah nggak lama setelah KUPI I di Cirebon 2017 silam, Hasyim Asyari juga berlokasi di Kabupaten Jepara yang dikenal memiliki tiga tokoh perempuan hebat, yaitu Ratu Sima, Ratu Kalinyamatan, dan RA Kartini.
Selain itu, pesantren Hasyim Asyari telah melakukan Pengaderan Ulama Perempuan (PUP) tahun 2012. Gelaran tersebut adalah yang kali pertama ada di Jawa Tengah.
Keren sekali kiprah Pondok Pesantren Hasyim Asyari Jepara ini ya, Millens? Semoga semakin banyak ponpes yang juga menerapkan kesetaraan gender dalam pengasuhannya. (Siti Khatijah/E07)