Inibaru.id - Saya mendengar suara ketukan palu dari balik kapal-kapal yang didaratkan saat kebetulan sedang berkunjung ke dermaga Tambak Lorok. Makin dekat suaranya makin keras. Ternyata sumbernya dari beberapa orang yang sedang memperbaiki kapal. Orang-orang tersebut merupakan para pekerja perbaikan kapal nelayan. Lewat tangan-tangan mereka, nelayan bisa merasa selamat mengarungi ombak-ombak ketika berlayar.
Saya iseng bertanya-tanya kepada salah seorang pekerja. Namanya Nur Suudi, dia cerita banyak soal pekerjaan ini.
Kebanyakan, para pekerja perbaikan ini juga berprofesi sebagai nelayan. Hanya kadang orang nggak sanggup untuk memperbaiki kapal sendiri akhirnya menjadi jasa khusus.
“Sudah capek melaut jadi nggak mau susah,” ujar Nur.
Para pekerja perbaikan kapal ini bertugas untuk menambal bagian lambung kapal yang berlubang dan keropos. Kemudian juga mencakup hal-hal lain seperti mengganti komponen-komponen kapal yang rusak dan mengecat kapal.
Sekali perbaikan biaya yang diperlukan bisa mencapai Rp 2 juta. Kalau banyak bisa mencapai Rp 5 juta. Semua tergantung pada kerusakan dan bagian apa saja yang harus diperbaiki.
“Kadang ada juga yang bisa ditawar karena teman dekat. Macam-macam pokoknya,” ujarnya.
Nur Suudi sudah melakoni profesi perbaikan kapal ini sejak tahun 2010. Saat ini dia sedang tertimpa musibah. Rumahnya termasuk ke dalam pemukiman di Tambak Lorok yang terkena rob. Sudah hampir 2 bulan rob tersebut nggak surut-surut.
Peralatan yang digunakan untuk memperbaiki kapal ini seadanya. Perkakas ini biasa digunakan untuk melakukan pekerjaan bangunan. Nyaris nggak ada peralatan khusus.
“Memang kalau kapal nelayan kan bukan seperti kapal tongkang. Bahan-bahannya bisa dicari,” ujar laki-laki berusia 35 tahun tersebut.
Saya bergeser ke Sukamto. Sambil berlindung di balik baying-bayang kapal dia sibuk menambal lubang-lubang kapal.
“Ini kalau pemiliknya nggak tahu kapalnya berlubang ya dipakai terus,” katanya di sela-sela bekerja.
Dia bilang kalau kapal berlubang sedikit nggak bakal bikin tenggelam. Tapi tetap saja berbahaya. Namun karena ketiadaan ongkos dan tuntutan agar dapur selalu mengepul, akhirnya tetap nekat.
Lambung kapal berlubang disebabkan banyak hal. Bisa karena tergores karang, keropos terkena air laut dan keropos karena dimakan oleh sejenis hewan-hewan kecil di laut bernama runti.
Biasanya untuk menangkal runti dan keropos tadi, para pekerja perbaikan akan memberi cat khusus. Baru setelah itu dilapisi cat penghias.
“Butuhnya 3 kg cat anti-runti. Lalu dicampur dengan minyak,” jelasnya.
Dalam memperbaiki kapal-kapal nelayan ini dibutuhkan waktu sekitar minimal seminggu. Tapi kalau kerusakannya banyak, bisa lebih.
Wah, nyawa nelayan di laut bergantung pada pekerjaan mereka dalam memperbaiki kapal ya, Millens. (Audrian F/E05)