Inibaru.id - Imbauan pemerintah agar masyarakat tetap di rumah tampaknya nggak mudah bagi beberapa orang. Masyarakat pedesaan, misalnya. Mereka menggantungkan pendapatan dari berkebun atau berternak. Seperti warga Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang ini. Mereka masih berkerumun untuk membeli sayur atau menggarap sawah secara bersama-sama.
Suasana berkerumun juga saya dapati di Balai Desa Ngrapah pada Senin (6/4) lalu. Namun bukannya dibubarkan, aksi tersebut malah digelar oleh pemerintah desa setempat. Ya, beberapa warga Desa Ngrapah keluar masuk kantor pemerintah desa dengan membawa sembako. Ternyata hari itu sedang digelar pembagian sembako alam rangka penanganan Covid-19.
Wargiyati, Kepala Desa Ngrapah, menilai aksi ini sebagai upaya nututi nyawa warganya yang kehilangan pekerjaan akibat isolasi mandiri agar tetap bisa makan.
“Beberapa warga hilang mata pencaharian akibat isolasi mandiri, ada pemudik yang datang tapi nggak punya pekerjaan, atau pekerja yang dirumahkan,” tutur Wargiyati.
Hari itu kurang lebih 195 paket sembako dibagikan kepada warga Ngrapah dengan kriteria non-Program Keluarga Harapan atau non-Bantuan Pangan Non Tunai. Beberapa bantuan yang diberikan juga menyasar pemudik yang sudah pulang karena di-PHK.
Selain membagikan paket sembako, Pemerintah Desa Ngrapah juga punya berbagai protokol kesehatan untuk memantau warganya selama pandemi. Salah satu peraturan kesehatan yang diterapkan adalah mengarantina pemudik yang baru tiba di balai desa.
Untuk memenuhi kebutuhan dana dalam penanggulangan Covid-19 ini, Wargiyati mengaku harus mempersiapkan dana taktis dengan mengubah Anggaran Belanja dan Belanja Desa (APBDES). Perempuan dua anak ini menuturkan, anggaran yang tadinya dialokasikan untuk pambangunan, kini dialihkan untuk penanggulangan corona. Menurutnya, tindakan ini nggak seberapa ketimbang harus menukar keselamatan warga desanya.
“Lebih penting nututi nyawa, kalau mau membangun masih panjang. Infrastruktur di jalan-jalan desa kita sudah selesai sejak 2017. Ini tinggal pembangunan di tingkat lingkungan,” tuturnya,
Sambil mengawasi pemerintah desanya mengatur alur pembagian sembako, Perempuan yang sudah bercucu ini tampak optimistis dapat menyelamatkan warga desanya dari pagebluk ini.
“Nanti kita siapkan lagi jika dalam satu bulan mudah-mudahan berubah dan berangsur baik, jika masih seperti ini maka desa harus siaga,” harapnya.
Jika pemerintah pusat sampai desa sudah bergerak untuk penanggulangan corona, kamu juga harus ikut menyukseskannya ya, Millens! (Zulfa Anisah/E05)