Inibaru.id – Perempuan yang memiliki nama Dewi Ema Anindia atau yang akrab disapa dr Ema ini dikenal sebagai salah seorang dokter yang suka berkegiatan sosial. Namun siapa sangka, menjadi seorang dokter merupakan "bujuk rayu" keluarganya. dr Ema mengaku, dia ingin masuk jurusan fesyen namun nggak disetujui oleh orang tuanya.
Kendati demikian, dr Ema nggak pernah menyesal untuk menekuni dunia kedokteran. Baginya, menjadi dokter dapat mengubah pandangannya tentang dunia. Wah, patut dicontoh nih, Millens.
“Awal-awalnya saya ogah-ogahan, setelah saya melihat manfaatnya untuk orang, lalu keindahan ilmunya, saya jadi sangat tertarik, sampai saya ngajar, saya prakteknya, gratis. Sempat penelitian juga, saya jadi mengerti mempelajari kedokteran seperti melihat cara kerjanya Tuhan seperti bagaimana sel itu bergerak,” ceritanya.
dr Ema juga sering memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis untuk masyarakat kurang mampu. (detik.com)
Keluarga Dokter
Buah jatuh memang nggak jauh dari pohonnya. Tahu nggak kalau buyut, kakek-nenek, dan orang tuanya pun berprofesi sebagai dokter. Seluruh keluarganyalah yang menginspirasi Ema untuk membantu orang yang membutuhkan. Sang nenek bahkan mendirikan yayasan untuk penyandang down syndrome dan beberapa yayasan sosial lainnya. Sifat dermawan ini juga yang mengalir dalam diri perempuan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan ini.
dr. Ema dalam kunjungannya ke Desa Karang Patihan, Ponorogo. (detik.com)
Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk kegiatan sosial. Dia sering memberikan pelayanan kesehatan gratis pada masyarakat kurang mampu di pelbagai daerah di Indonesia. Wah, inspiratif banget ya, Millens. Sukses terus deh buat dr. Ema. (IB12/E05)