inibaru indonesia logo
Beranda
Inspirasi Indonesia
Kepribadian Nh Dini di Mata Sahabat: Tidak Suka Disebut Feminis
Kamis, 21 Mar 2024 14:00
Bagikan:
Sahabat-sahabat dekat Nh Dini yakni Bambang Sulis (kiri), Cindy Bactiar (tengah) dan Hesty Utami (kanan). (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Sahabat-sahabat dekat Nh Dini yakni Bambang Sulis (kiri), Cindy Bactiar (tengah) dan Hesty Utami (kanan). (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Nh Dini membela kaum perempuan dengan karya-karyanya. Meski begitu, dia enggan disebut feminis. Seperti apa sosoknya di mata para sahabat?

Inibaru.id - Kita bisa menyandingkan sosok sastrawan Nh Dini dengan tokoh emansipasi perempuan RA Kartini. Kenapa? Karena kedua perempuan yang sama-sama lahir di Jawa Tengah itu merupakan tokoh pejuang kesetaraan gender.

Tanpa kita sadari sebagian besar karya yang telah ditulis Nh Dini memuat kisah-kisah yang berpihak pada perempuan. Novel pertama Pada Sebuah Kapal hingga novel terakhir Gunung Ungaran isinya menceritakan perjuangan perempuan untuk menggapai hak dan kesetaraan dengan laki-laki.

Salah satu sahabat dekat Nh Dini, Cindy Bachtiar mengenang masa lalu. Sewaktu kecil, dirinya sudah dikenalkan dengan novel Nh Dini. Ibunya sering bercerita isi novel-novelnya yang berisi kritik sosial terhadap budaya patriarki.

Dulu, masyarakat memandang perempuan bekerja adalah sesuatu hal yang tabu. Perempuan juga tidak perlu mencicipi pendidikan tinggi dan ruang pendidikan perempuan hanya di dapur.

"Nh Dini ini feminis, menyuarakan keseragaman dan kesetaraan. Saya menangkap nasehat dalam buku-buku beliau, perempuan itu harus mandiri," ucap Cindy saat menjadi pembicara Talkshow "Nh Dini di Mata Sahabat" belum lama ini.

Pembela Kaum Perempuan

Pendiri Bengkel Sastra Taman Maluku, Bambang Sulis saat menceritakan kepribadian Nh Dini. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)
Pendiri Bengkel Sastra Taman Maluku, Bambang Sulis saat menceritakan kepribadian Nh Dini. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Sahabat Nh Dini lainnya, Bambang Sulis menuturkan bahwa ibu dua anak tersebut tidak suka mendapat julukkan sebagai tokoh feminisme. Pendiri Bengkel Sastra Maluku ini bahkan pernah dicurhati ketidaknyaman terkait julukan tersebut.

"Aku ini bukan feminisme. Aku pembela perempuan dan kaum lemah," ucap perempuan yang akrab disapa Sulis saat menirukan pernyataan Nh Dini.

Selain memperjuangkan perempuan melalui karya fiksinya, Nh Dini rupanya juga mengedukasi kesetaraan gender kepada rekan sejawatnya.

Dijelaskan Sulis, Nh Dini pernah melontarkan pertanyaan kepada seorang Budayawan Jaya Suprana. "Seandainya dihadapan untuk memilih pegawai antara laki-laki dan perempuan dengan kemampuan yang sama, mana yang kamu pilih?"

Draft tulisan Nh Dini turut dipajang dalam sebuah pameran. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)
Draft tulisan Nh Dini turut dipajang dalam sebuah pameran. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Jawaban Jaya Suprana ternyata tidak sesuai dengan harapan Nh Dini. Lelaki berusia 77 tahun tidak memilih perempuan dengan alasan laki-laki tidak menstruasi dan tidak perlu cuti haid.

"Menstruasi bukan keingian kita," imbuh Sulis menirukan perkataan Nh Dini. "Itu adalah salah satu contoh Nh Dini membela kaum perempuan".

Selain sosok yang mandiri, Sulis menilai Nh Dini pandai menjaga kesehatannya. Sebelum meninggal dunia karena kecelakaan, Nh Dini masih kuat berjalan tegak walaupun usianya sudah mencapai 80 tahun.

Itulah sekilas kepribadian Nh Dini dari kaca mata sahabat dekatnya, Millens. Baik karya maupun kepribadiannya, sama-sama bisa kita teladani, ya? (Fitroh Nurikhsan/E10)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved