Inibaru.id - Belakangan
halaman Balai Kota Semarang tampak sesak. Di mana-mana kardus berisi sembako. Tempat itu kini lebih mirip gudang. Yap, di Pemerintah Kota Semarang dibantu sukarelawan tengah menyiapkan bantuan-bantuan yang akan didistribusikan kepada masyarakat terdampak corona.
Sukarelawan ini merupakan pegiat Pramuka Semarang dari berbagai tingkat organisasi termasuk bhayangkara, Millens. Mereka sudah bekerja sejak Kamis (9/4/2020), lo. Nggak cuma anggota Pramuka, sukarelawan dari komunitas dan orang umum juga ada.
Ketua Kuartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Semarang Adi Tri Hartanto menjelaskan bagaimana para sukarelawan ini bekerja.
“Untuk kemanusiaan, kami enggan diberi upah. Kalau diberi upah pun ya mungkin cukup makan saja sudah cukup,” ujarnya. “Selain itu ini juga sebagai pendidikan karakter,” sambungnya.
Kerja para sukarelawan ini terbagi ke dalam dua shift, pagi dan sore. Shift pagi berjalan dari pukul 08.00-14.00 WIB dilanjutkan shift sore sampai pukul 20.00 WIB.
Sejauh ini tercatat 450 sukarelawan yang bergantian membantu di sini. Tadinya Pemkot Semarang hanya meminta 100 orang. Membludaknya jumlah sukarelawan membuat Adi senang.
Baca Juga:
Transformasi Dugderan, Dug Tanpa Der!“Dalam satu shift ada 50 sampai 75 orang. Kalau banyak orang begini, pekerjaan jadi cepat selesai,” katanya.
Meskipun bekerja di tengah pandemi, Adi memastikan para sukarelawan sudah memiliki SOP untuk pengamanan diri. Selain itu dari Pramuka Kota Semarang sudah membekali dengan sarung tangan, hand sanitizer, masker, dan yang pasti akan memberi asuransi jika terjadi sesuatu.
Selain itu, pengecekan suhu badan juga dilakukan secara rutin. Kemudian petugas Ambulans Hebat juga selalu siaga di lokasi.
Baca Juga:
Transformasi Dugderan, Dug Tanpa Der!“Masing-masing dalam satu minggu sudah dibagi menjadi 3 hari kerja. Jadi stamina bisa selalu terjaga,” pungkas Adi.
Dari 90 ribu paket sembako yang disiapkan setiap harinnya para sukarelawan bisa mengemas 4 ribu sembako. Masing-masing pun punya tugas, dari yang menyetaples kardus, menata hingga memasukkan sembako.
Nah, sudah lihat bagaimana mereka bekerja untuk masyarakat kan? Sekarang giliran masyarakat yang bekerja untuk mereka dengan tetap di rumah. Setuju, Millens? (Audrian F/E05)