Inibaru.id - Meski darahnya nggak tumpah di tanah Mijen ketika dilahirkan, nggak lantas membuat Ershad abai pada desa ini.
Berawal dari menikahi seorang gadis yang berasal dari Desa Mijen Barat, Kebonagung, Kabupaten Demak, yaitu Citra Prabastari, dia memberdayakan warga kampung tempat tinggal istrinya tersebut. Dengan merangkul masyarakat setempat, Ershad membuat pengolahan industri rumahan yang berbahan baku logam.
“Awalnya saya cukup prihatin dengan keadaan ekonomi masyarakat desa tersebut. Kalau saya kasih uang mungkin bisa saja, tapi kan nggak lama mungkin akan habis. Tapi kalau saya kasih skill, itu bisa digunakan sampai kapan saja,” ujar Ershad saat datang ke kantor Inibaru.id pada Jumat (10/1) sore.
Logam tersebut rata-rata dia dapatkan dari barang-barang bekas. Saya nggak menyangka kalau tembaga lilitan
kabel dan lempengan logam bekas papan banner bisa dimanfaatkan menjadi perhiasan cantik dan tampak mewah. O ya, jangan dikira Ershad punya skill pengrajin. Dalam mengajari masyarakat Desa Mijen,
Ershad membawa pengrajin logam dari Yogyakarta dan Bali.
“Mereka saya ajak ke rumah saya. Saya bawakan pengrajin aslinya untuk melakukan pelatihan. Seiring berjalannya waktu saya belikan alat-alatnya, mereka bisa melakukannya sendiri . Setelah itu mereka secara mandiri membuat pembuatan logam sendiri di rumah masing-masing. Tidak cuma perhiasan saja tapi peralatan logam yang lain seperti peralatan rumah tangga,” tambahnya.
Mungkin kamu akan mengira Ershad memiliki latar dunia bisnis, namun itu salah. Sebelum menggerakkan roda ekonomi masyarakat Desa Mijen, Ershad merupakan seorang pilot salah satu maskapai penerbangan swasta. Wah, keren juga ya peralihan hidupnya!
Eits, keputusannya untuk mengolah logam sudah melalui riset ya. Jadi bukan asal. Menurutnya, industri logam memiliki potensi yang cukup besar. Sayangnya, sumber daya manusianya masih minim.
“Saya lihat batik sudah banyak yang buat. Meubel pun demikian. Akhirnya saya melihat logam ini peluangnya sungguh besar,” ungkapnya. Akhirnya dia mantap memilih mengolah logam dan menamainya dengan “Zem Silver”.
Ershad juga bercerita kepada saya bahwa kawasan Mijen dulunya merupakan
tempat untuk menempa logam. Hal itu terbukti dari adanya Api Abadi Mrapen.
“Kalau merujuk pada catatan sejarah, kawasan Mijen itu dulunya tempat menempa logam dan keris. Makanya ada Api Abadi Mrapen itu kan juga karena digunakan untuk menempa logam dan keris,” katanya.
Dalam merintis usaha ini dia mengaku nggak gampang. Namun dengan upaya keras, cita-citanya pun terwujud. Mijen kini dikenal sebagai Sentra Logam. Sejumlah tokoh seperti bupati, menteri, hingga Ibu Negara Indonesia Iriana Joko Widodo pernah memakai perhiasan ini. Nggak cuma terkenal di dalam negeri, produk Zem Silver juga telah melanglang buana hingga Eropa.
Wah, inspiratif ya, Millens! (Audrian F/E05)