Inibaru.id - Ernando Ari Sutaryadi adalah sosok penjaga gawang potensial yang dimiliki Timnas Indonesia. Prestasi terbarunya, dia berhasil menepis tendangan penalti dua penggawa Timnas Korsel yang akhirnya mengantarkan para skuad Garuda Muda lolos ke Semi-final Piala Asia U-23 Qatar.
Nando, sapan akrab pemain Persebaya Surabaya ini, dulunya nggak pernah bermimpi menjadi pesepak bola. Namun, dorongan sang ayah yang dulunya merupakan pemain PSIS Semarang mengantarkan lelaki berusia 22 ini berdiri di balik mistar gawang.
Sejauh ini, karier Nando di dunia sepak bola terbilang moncer. Sejak menjadi bagian dari tim, kiper mungil yang tingginya nggak lebih dari 1,78 meter tersebut hampir nggak pernah kehilangan tempatnya. Baik di timnas senior maupun kelompok umur, dia selalu jadi pilihan utama.
Erna Yuli Lestari, ibu dari Nando berpendapat, kesuksesan itu nggak lepas dari didikan dari ayahnya yang terbilang disiplin. Berbincang dengan Inibaru.id belum lama ini, dia mengungkapkan bahwa ayah Nando menerapkan disiplin dengan aturan ala militer.
Belajar dan Berlatih
Erna mengatakan, suaminya dengan detail mengatur waktu agar anak mereka bisa tetap fokus belajar di sekolah sembari rutin berlatih sepak bola. Perempuan 57 tahun itu bersyukur anaknya adalah sosok yang penurut dan bersedia mengikuti saran serta bimbingan dari sang ayah.
"Sepulang sekolah, Nando berlatih sepak bola, kursus non-formal, dan ngaji," terangnya sembari menunjukkan koleksi prestasi buah hatinya. "Beliau (ayah Nando) sangat memperhatikan pendidikan anak kami."
Awal-awal bergelut dengan si kulit bundar, alumnus SMAN 11 Semarang itu bukanlah penjaga gawang, tapi striker. Suatu ketika pelatih meminta Nando menjadi kiper di sekolah sepak bola tempatnya berlatih, yakni SSB Tugu Muda, lantaran para penjaga gawang mereka absen semua.
"Sekitar dua tahun Nando berlatih di SSB Tugu Muda, pernah ada kejadian kiper-kipernya nggak masuk semua. Pelatih izin ke saya untuk mengubah posisi Nando; dan saya jawab, silahkan saja!" tutur Erna.
Pamit dan Minta Doa
Transformasi karena ketidaksengajaan itu ternyata berbuah manis. Berkat kerja kerasnya, peraih medali perunggu Sea Games 2021 ini menjelma menjadi sosok kiper tangguh dan kini sedang berjuang mengukir sejarah baru bersama Timnas U-23 di ajang Piala Asia.
Erna membeberkan, salah satu hal yang menurutnya membahagiakan dari putranya adalah cara komunikasinya yang baik dengan dirinya. Menjelang pertandingan, dia mengatakan, anaknya nggak pernah absen berpamitan dan memohon doa.
"Dia pasti komunikasi dengan saya. Misal, 'Mah, saya mau tanding jam sekian, doakan supaya menang ya!' Terus saya jawab, 'Iya, Mas, mudah-mudahan diberi kemenangan dan kamu harus fokus!'," kata Erna membocorkan sedikit percakapan dengan anaknya.
Erna paham, anaknya membutuhkan dirinya. Sejak memperkuat timnas, menurutnya mental Nando sering naik turun, tergantung hasil akhir pertandingan yang dilakoni timnya. Mental Nando pernah jatuh dan kehilangan kepercayaan diri pas gagal menjuarai Piala AFF U-23.
Menelan Pengalaman Pahit
Final melawan Vietnam pada ajang Piala AFF U-23 Agustus 2023 silam adalah pengalaman pahit yang harus ditelan Nando mentah-mentah. Dia gagal menepis satu pun tendangan penalti Vietnam, bahkan eksekusi penalti bagiannya juga nggak berhasil masuk.
"Penyembuhan mentalnya hampir seminggu di Yogyakarta. Saya juga kesal waktu itu ada seorang satpam yang malah menyalahkan Nando," geramnya saat mengenang pengalaman pahit yang pernah menimpa putranya tersebut.
Namun, itu cerita masa lalu. Saat ini, dia berharap Nando mampu menjaga performa impresifnya di bawah mistar untuk mengarungi kompetisi yang sedang berlangsung. Impian terbesar Erna adalah melihat anaknya tampil di Piala Dunia bersama Timnas Indonesia.
Mimpi yang besar, yang tentu saja nggak jauh berbeda dengan keinginan jutaan masyarakat Indonesia. Sebelum itu, semoga malam ini kita lolos ke Final! (Fitroh Nurikhsan/E03)