Inibaru.id - Menjadi negara dengan peradaban yang berusia ribuan tahun, sangat wajar kalau budaya tradisional di Indonesia terlihat usang. Banyak orang kemudian enggan nguri-uri budaya itu lantaran menganggapnya nggak modern. Namun, rupanya nggak semua orang berpikir demikian.
Di Universitas Diponegoro Semarang, kamu bisa menemukan sejumlah mahasiswa yang begitu getol mempelajari budaya tradisonal tersebut, khususnya yang berkaitan dengan seni dan budaya. Mereka tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa atau akrab disebut KJ Undip.
Aktif berkegiatan sejak 1970-an, KJ Undip diyakini menjadi salah satu UKM tertua di universitas yang berlokasi di daerah Tembalang tersebut. Kendati pada 1990-an sempat vakum selama hampir sedekade, KJ Undip saat ini tercatat sebagai salah satu UKM yang paling aktif berkegiatan di Undip.
Dari tahun ke tahun, UKM yang bermarkas di PKM Joglo Undip Pleburan, Jalan Imam Bardjo SH, Semarang Selatan, ini nggak pernah sepi peminat. Bahkan, di tengah pandemi pun mereka masih mempu menelurkan karya.
Mempelajari dan Melestarikan
Anggapan bahwa kesenian tradisional sepi peminat memang bakal terpatahkan kalau kamu bertemu para seniman muda dari Undip ini. Ketua UKM KJ Undip Wisnu Dewantoro mengungkapkan, para anggota KJ rata-rata memang meminati budaya tradisional itu dengan kesadaran penuh.
"Sejak awal visi utama kami melestarikan budaya di sekitar kawasan Undip, khususnya budaya karawitan," terang mahasiswa Teknik Sipil Undip tersebut.
Selain karawitan, para anggota KJ Undip juga meminati dunia seni tari. Hampir setiap tahun mereka turut meramaikan Hari Tari Internasional di ISI Surakarta dengan mengirimkan para penari terbaiknya. Hanya tahun ini, karena pandemi Covid-19 belum juga reda, mereka memutuskan unggak ikut serta.
"Nggak ikut (ISI Surakarta), tapi kami bikin pementasan secara mandiri," terang Wisnu.
Pementasan mandiri yang dimaksud Wisnu adalah Karmaphala, pertunjukan seni berupa tari, musik, dan monolog, yang dipentaskan secara daring melalui kanal Youtube resmi KJ Undip. Video itu rilis perdana pada 29 April 2021 lalu, bertepatan dengan Hari Tari Internasional.
Tradisi dan Kreasi
Menilik namanya, kamu mungkin bakal menyangka bahwa KJ Undip hanya berfokus pada seni dan budaya tradisional di Jawa. Namun, ternyata nggak demikian. Selain kesenian Jawa, Wisnu mengaku, teman-temannya juga mempelajari berbagai seni kontemporer.
"Kesenian Jawa tetap menjadi dasar. Namun, kami juga membuat kreasi baru, yang nantinya menjadi seni kontemporer,” ungkap Wisnu yang ditemui Inibaru.id seusai acara nobar terbatas pemutaran Karmaphala di Semarang.
Bukan tanpa alasan Wisnu dkk memadupadankan budaya tradisional dengan kontemporer dalam tiap karya bikinan UKM yang pernah meraih Juara ke-2 Peksimida 2018 di ISI Surakarta tersebut. Wisnu mengatakan, semua ini dilakukan agar kesenian tradisional mengikuti perkembangan zaman.
Jadi, selain melestarikan tradisi dengan mempelajarinya, para aggota KJ Undip juga berusaha membuat kreasi. Dengan kreasi tersebut, mereka berharap karya mereka mampu mengembangkan minat para mahasiswa untuk mrmahami budaya tradisional di Jawa.
Pasang dan Surut
Sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia, karya-karya KJ Undip nggak jarang menjadi citra positif Undip di kancah nasional. Namun, rupanya pandemi juga membuat UKM tingkat universitas ini kelimpungan.
Nggak cuma perkuliahan, pandemi yang telah berlangsung lebih dari setahun ini juga berdampak buruk pada kegiatan UKM KJ Undip. Wisnu memaparkan, salah satu dampak terbesar dari pandemi bagi mereka adalah terkait intensitas latihan. Mereka yang sebelumnya rutin latihan bersama kini terpaksa berlatih sendiri secara daring.
Pandemi, lanjut Wisnu, juga membuat mereka kesulitan saat akan memproduksi sebuah pementasan. Jumlah anggota yang terus menyusut selama pandemi membuat mereka harus berpikir keras ketika berniat menggelar sebuah pertunjukan.
“Semula, mahasiswa yang mendaftar di KJ Undip berjumlah lebih dari seratus orang. Namun, selama pandemi, yang keliatan cuma 20-an,” aku Wisnu, yang hingga kini masih berharap akan lebih banyak anak muda mau mempelajari budaya dan tradisi setempat.
Niat mulia melestarikan budaya tradisional warisan leluhur yang mungkin sudah berusia ratusan tahun ini memang sebaiknya terus kita dukung ya, Millens! Apa yang bakal kamu lakukan untuk melestarikan budayamu nih? (Bayu N/E03)