Inibaru.id – Ular ini cantik, tapi jangan tanya soal bisanya: mematikan banget. Satu lagi ciri khas ular ini: menginspirasi penyembuhan rasa sakit. Kok bisa?
Ia adalah ular cabe merah atau ada juga yang menyebutnya ular cabe besar dengan nama ilmiah Calliophis bivirgata. Habitatnya tersebar luas di Indonesia. Jenis bisa ular ini akan memicu kejang luar biasa dan paralisis (kelumpuhan). Siapa yang digigitnya akan mengalami kematian yang mengerikan. Syereeeeem!
Lantas kok inspirasi penyembuhan? Dikutip dari Kompas.com, bila senyawa dalam bisa ular tersebut dipelajari, niscaya obat penyembuh rasa sakit yang lebih ampuh dari morfin akan didapatkan.
Ya, Bryan Fry, peneliti dari University of Queensland, mengungkapkan, ular dengan garis biru serta kepala dan ekor merah itu adalah “pembunuh para pembunuh”.
"Ular ini punya spesialisasi membunuh ular berbisa lainnya, termasuk king cobra," ujarnya seperti dikutip Science Alert.
"Ular itu juga punya kelenjar penghasil bisa terbesar di dunia. Ukurannya mencapai seperempat panjang tubuhnya," imbuh Fry.
Ular cabe merah ( APS18.com)
Baru-baru ini, Fry meneliti kandungan pada bisa ular cabe merah. Ia menemukan senyawa yang mampu memengaruhi kerja saraf, disebut calliotoxin.
Baca juga:
Mari Cegah Kepunahan Si Putih Elok dari Bali
Semoga Tokhtor Sumatera Belum Punah
Calliotoxin inilah yang membuat ular cabe merah sangat mematikan. Racun itu mengganggu kanal sodium, sebuah jalur yang menyebabkan saraf tertentu aktif dan tidak aktif.
Calliotoxin akan membuat kanal sodium dalam jaringan saraf mangsanya terus hidup sehingga mengalami kram, kejang, dan paralisis.
Bagi Fry dan rekannya, Jennifer Deuis, cara kerja calliotoxin tersebut menarik. Sebab, kanal sodium jugalah yang memengaruhi munculnya rasa sakit yang dialami manusia.
"Menghambat kanal sodium adalah cara penyembuhan yang menjanjikan untuk mengatasi rasa sakit," ujar Deuis kepada Washington Post.
Calliotoxin juga menarik karena berasal dari hewan bertulang belakang. Dengan demikian, senyawa itu bekerja pada sistem yang lebih mirip dengan manusia. Itu sebabnya Fry akan mengembangkan senyawa sintetis dari calliotoxin.
Cara Hidup Si Ular
Ular cabai merah merupakan elapidae bertaring depan. Dikutip dari blog ularindonesian.blogspot.com, ular ini mendiami hutan primer dan sekunder, di dataran rendah dan daerah pegunungan bawah rendah hingga ketinggian 500 mdpl.
Seperti elapidae lainnya di Asia Tenggara, sumber makanan utamanya adalah ular lain. Ular ini berdiam di antara dedaunan mati di lantai hutan, dan hidup eksklusif di tanah, ular ini biasa muncul saat pertengahan pagi, terutama sehabis hujan malam hari, setelah tumpukan daun mati telah basah.
Ular cabe merah (libutron.tumblr.com)
Biasanya ular ini ditemui saat melintasi jalan hutan. Ular ini gampang dikenali dari kepalanya, buntutnya, dan perutnya yang berwarna merah.
Permukaan dorsal gelap biru hitam, dan sebagian besar populasi memiliki garis biru yang luas pada setiap sisi. Ular ini mirip dengan Calamaria schlegeli (ular berkepala merah yang dalam versi Inggris disebut (Red-headed Reed Snake) dalam penampakan, sehingga seyogianya tidak melakukan salah identifikasi antara kedua spesies ini.
Baca juga:
Rangkong Badak, Burung Suci Orang Dayak
Selamatkan Kanguru Asli Indonesia dari Perburuan!
Ular ini biasanya melarikan diri ketika terganggu. Tapi kadang-kadang dapat tetap melingkar di tanah dengan ekor tegak sebagai tanda bagi pengganggu untuk segera menjauh. Oya, ular ini bertelur sekitar 1-3 butir.
Nah Millens, intinya ular cabe merah ini memberi pelajaran pada kita bahwa sesuatu yang mematikan tetap punya manfaat. Tapi hati-hati ya kalau kamu melintasi daerah yang jadi habitat ular ini seperti yang diungkapkan di atas. (EBC/SA)
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Subfilum: Vertebrata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Subordo: Serpentes
Famili: Elapidae
Genus: Calliophis
Spesies:Calliophis bivirgata