Inibaru.id – Selama swakarantina ini, banyak yang bisa dilakukan untuk membunuh waktu. Bermain dengan peliharaan, meningkatkan kemampuan memasak, hingga membaca buku yang belum diselesaikan menjadi pilihan menarik. Hal unik muncul dari kolektif seni 69 Performance Club.
Kolektif seni performans asal Jakarta ini mengadakan kegiatan pameran virtual fotografi performans selama wabah Covid-19 bertajuk "Domestic Formation". Para seniman yang terlibat membuat performans tubuh dalam bentuk fotografi yang akan diunggah di akun Instagram @69performanceclub. Sampai saat ini telah ada 9 seniman lintas disiplin yang mengunggah karya fotografi performans mereka.
Tema besar yang diusung dalam pameran ini adalah soal tubuh dan ruang domestik. Dua tema ini menjadi menarik dalam kondisi wabah Covid-19 ini. Ruang domestik dan rumah menjadi tempat yang bisa digunakan untuk #workfromhome, menghabiskan waktu dan melakukan segala aktifitas sekarang.
“Dalam situasi ini, kita bisa merefleksikan diri kita lagi tentang ‘rumah’, ‘ruang domestik’ dalam karya kesenian kita. Karena rumah adalah titik awal kita berangkat dalam menjalani aktifitas sosial,” tulis Hafiz Rancajale, kurator pameran, dalam surat elektronik, Jumat (24/4).
Seniman-seniman yang ikut serta rata-rata mengambil foto close-up dan medium close-up. Bagian-bagian tubuh seperti kepala, tangan, bahkan bayangan tubuh menjadi objek yang ada di rumah dapat kamu lihat di feeds akun Instagram @69performanceclub.
Salah satu yang menarik perhatian saya adalah karya milik Maria Deandra berjudul Shadows Series: On The Bike. Karya fotografi performans ini menghadirkan sepeda yang tersandar di sebuah dinding dan bayangan manusia sedang menirukan posisi dan gerak tubuh mengendarai sepeda. Bahkan ada juga posisi bayangan yang terbalik dengan menirukan posisi duduk, tetapi di stang sepeda, Millens.
Ketika membaca press release dari 69 Performance Club, ada satu penggalan kalimat yang menarik perhatian saya, “... ruang-ruang privat yang dapat diimajinasikan menjadi ruang –ruang yang lebih luas: ruang sosial.”
Medium fotografi performans yang dgunakan dalam pameran ini juga cukup unik. Dalam sebuah pentas seni performans, biasanya gerak dari tubuh menjadi fokus utama. Sementara dalam pameran ini, gerak tubuh dalam performans dibekukan dalam medium fotografi. Menurut Hafiz, kebekuan gerak tadi bisa memacu penonton untuk menimbulkan sendiri gerak tersebut di imajinasinya.
“Fotografi membantu itu untuk membangun imajinasi penonton terhadap performativitas tiap-tiap karya,” tambah Hafiz.
Pameran ini akan berlangsung hingga bulan Mei 2020. Yuk, ngabuburit di rumah aja dengan menikmati karya-karya fotografi performans! Langsung kunjungi @69performanceclub ya, Millens! (Gregorius Manurung/E05)