Inibaru.id - Saya mendekati Firman yang kala itu sedang duduk di atas vespa berwarna biru. Bersama adiknya dia datang mengikuti acara “Gasroll Scoot” di halaman Balai Kota Semarang, Sabtu (22/2) malam. Event itu mempertemukan para pengendara vespa, Millens.
Pemuda berusia 20 tahun tersebut mengaku suka vespa sejak kecil. Vespa yang dia kendarai merupakan peninggalan almarhum ayahnya.
“Kalau saya sejak kecil. Biasa ke mana-mana sama bapak kan naik vespa. Sekarang pun jadi keterusan. Sehari-harinya pun juga naik vespa,” ujar Firman.
Sementara Yoyok, pengendara vespa yang berasal dari Boja, Kendal mengaku menyukai vespa karena bandel. Kendaraan klasik ini sanggup melewati segala medan. Sayangnya Yoyok merasa "sendirian" kalau di kampung halaman.
“Di Boja sana sepi. Cuma kalau di pedesaan itu enak naik vespa. Nggak capek juga. Semua lintasan bisa lewat. Tapi memang kalau mau kumpul sesama vespa jadi sulit,” ungkap pengendara vespa tahun 80-an ini.
Berbeda dengan Vincen. Dia masih tergolong baru dalam mengendarai vespa. Jenisnya adalah Sprint, vespa keluaran 2017 sampai 2019. Dia mengungkapkan kekagumannya akan solidaritas sesama pengendara.
“Awalnya punya temen yang anak vespa. Saya lihat kok mereka cukup akrab satu sama lain meskipun belum kenal. Saya kagum lihat itu dan berinisiatif pengin beli vespa," katanya.
Perihal jenis vespa yang dikendarainya, dia mengatakan lebih memilih versi terbaru. "Kalau lama takut nggak bisa merawatnya,” tambah pemuda ini.
Koordinator Gasroll Scoot yaitu Danu Akbar membeberkan rasa solidaritas memang dijunjung tinggi dalam komunitas vespa. Lewat vespa mereka semakin mudah dalam mencari teman.
Danu mengungkapkan dalam keseharian, anggota komunitas nggak melulu pakai vespa. Beberapa hanya hobi mengoleksi atau hobi menaiki. “Bahkan ya sekadar buat gaya-gayaan biar terkesan 'anak klasik'. Tapi kan bukan itu. Poinnya pada rasa solidaritas,” tandasnya.
Kamu anak vespa juga? Menurutmu gimana nih Millens? (Audrian F/E05)