Inibaru.id – Kalau Sobat Millens perhatikan, ada suasana berbeda di tengah riuh pertunjukan musik dangdut saat ini. Sekelompok orang terlihat berbaris tertib sambil berjoget dan melakukan gerakan kompak yang nggak seperti penonton dangdut kebanyakan. Mereka adalah Temon Holic, kumpulan pecinta musik dangdut yang punya gaya berbeda untuk mengekspresikan kecintaannya terhadap musik dangdut, khususnya dangdut koplo.
Temon Holic sebenarnya adalah nama gerakan yang dipopulerkan oleh Muchtar Setyo Wibowo atau yang akrab dipanggil Temon. Entakan-entakan unik dari gaya berjoget pria asal Klaten itu selalu berhasil membuat orang-orang tertarik dan ikut bergoyang. Alhasil, dia dan orang-orang yang menyukai gerakan itu berkumpul dan membuat wadah penikmat musik dangdut dengan nama Temon Holic pada 2013 lalu.
Kepopuleran gerakan ini pun segera menyebar luas di kalangan masyarakat, khususnya Pulau Jawa. Komunitas dengan nama serupa bermunculan di setiap daerah. Jagat musik dangdut kini punya warna baru, yaitu gerakan energetik yang seru jika dilakukan beramai-ramai. Kabarnya, gerakan ini juga bertujuan untuk mengubah citra joget dangdut yang semrawut jadi lebih teratur.
Baca juga:
Geliat Dangdut Koplo di Tangan Via Vallen dan Nella Kharisma
Perlukah Memandang Dangdut dengan Sebelah Mata?
Tren Temon Holic itu juga sampai di Kabupaten Semarang, tepatnya di Ungaran Timur. Komunitas ini terdiri atas beberapa pemuda yang memiliki hobi yang sama, yakni bergoyang dangdut.
Ahmad Ryzal merupakan salah satu orang yang tergabung dalam Temon Holic Ungaran Timur. Laki-laki berusia 19 tahun itu mengaku senang bisa menyalurkan hobinya melalui Temon Holic.
“Saya suka musik dangdut, rasanya senang aja bisa joget dan kumpul bareng teman-teman,” katanya.
Temon Holic Ungaran Timur terbentuk sejak 2017 lalu. Saat ini komunitas dengan slogan “Break Dance Koplo” ini sudah punya puluhan anggota dari berbagai kalangan.
Bagus Ady Wijaya, salah seorang anggota Temon Holic Ungaran Timur merasa tertarik dan bergabung komunitas ini karena gaya joget nyentrik dari komunitas tersebut.
“Joget kami bagus dan damai. Nggak rusuh,” jelas siswa salah satu SMA di Ungaran tersebut.
Selain aktif menyambangi berbagai pertunjukan dangdut di Semarang, mereka juga kerap berkumpul untuk membicarakan musik dangdut dan merencanakan kegiatan yang akan mereka lakukan.
“Kami biasa kumpul bareng dulu, ngobrol soal dangdut dan acara dangdut yang bakal kami datangi,” ungkap Ryzal yang dikenal sebagai leader joget Temon Holic itu.
Baca juga:
Menakar Posisi Dangdut di Indonesia
Ketika Penggemar Dua K-Pop Bersaing di iHeartRadio Music Awards
Ryzal sering memandu teman-temannya saat melakukan “joget antimabuk” itu. Dengan berbekal spontanitas yang dia miliki, Ryzal berjoget mengikuti entakan suara kendang musik dangdut. Kendati semua musik dangdut bisa dinikmati dengan jogetan itu, dia mengaku lebih suka menari dengan irama koplo yang sedang tren akhir-akhir ini.
“Semua lagu dangdut bisa dijadikan joget, tapi paling seru kalau joget koplo,” pungkasnya.
Bagaimana Millens? Berniat untuk ikut gerakan ini juga? (MEI/GIL)