Inibaru.id – Kamu pernah main ke negara-negara Asia Timur seperti Tiongkok, Jepang, atau Korea Selatan dan naik ke gedung-gedung tingginya, nggak? Kalau iya, pernah nggak melihat keanehan pada angka lantainya atau angka pada tombol liftnya? Terkadang, kamu nggak bisa menemukan lantai 4, lo.
Meski lantai empat pada bangunan tersebut tetap ada, angkanya disamarkan menjadi nomor atau huruf lain, misalnya 3A, F Floor, atau Lantai F. Hal ini juga berlaku di kompleks perumahan. Bahkan, nggak jarang pengembang benar-benar melewatkan nomor itu, langung nomor 5 setelah 3.
Ketakutan pada angka empat ini dikenal sebagai "tetrafobia". Istilah tersebut merujuk pada sebuah takhayul atau kepercayaan yang ada di negara-negara Asia Timur seperti Tiongkok, Jepang, Korea hingga Taiwan. Intinya, angka 4 dipercaya berkaitan dengan kematian.
Angka 4 dalam Bahasa Mandarin, yaitu “si” atau “sei”; terdengar sama seperti kata “si” dan “sei” yang bermakna kematian. Hal serupa berlaku untuk urutan angka 4 dalam Bahasa Korea dan Jepang. Bunyi dari angka 4 dan kata kematian sama persis.
Karena ada kaitan inilah, warga dari negara-negara Asia Timur menganggap angka tersebut sebagai angka sial; nggak jauh beda dengan takhayul angka 13 yang dipercaya orang Barat. Bahkan, posisinya lebih kuat karena angka 4 juga berpengaruh terhadap kehidupan dan bisnis.
“Misalnya terjadi kesialan, musibah, atau ketidakberhasilan yang terjadi pada anak nomor 4; akhirnya digeneralisasi bahwa angka 4 adalah angka sial,” terang sosiolog dari Universitas Indonesia Richardo sebagaimana dilansir dari CNN (2/11/2021).
Maka, jangan heran kalau nggak menemukan angka empat dalam sebuah gedung atau fasilitas umum lain. Misalnya, kompleks apartemen Vista Paradiso dan The Arch di Hong Kong nggak memiliki lantai 40-49.
Terus, perusahaan jawatan kereta api di Korea Selatan juga nggak mencantumkan 4444 sebagai nomor registrasi lokomotif, padahal ada nomor registrasi 4401 sampai 4499.
Sementara di Jepang, rumah sakit nggak memiliki nomor 4 karena dianggap berkaitan dengan kematian. Mereka juga nggak memakai "angka sial" 49 yang di Jepang dibaca "shiku" atau menderita hingga mati.
So, dengan adanya tetrafobia ini, kalau kamu berkunjung ke negara-negara Asia Timur itu, sebaiknya nggak perlu bertanya kenapa mereka nggak mencantumkan angka 4, ya! Di Indonesia ada takhayul semacam ini nggak ya? (Arie Widodo/E03)
