inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Sepuluh Persen Masyarakat di Jateng Tergolong Miskin. Bagaimana Penanggulangannya?
Selasa, 20 Des 2022 16:05
Bagikan:
Ilustrasi: Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan 10,93 persen atau 3.831.440 penduduk Jateng tergolong miskin. (Kompas/Garry Andrew Lotulung)

Ilustrasi: Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan 10,93 persen atau 3.831.440 penduduk Jateng tergolong miskin. (Kompas/Garry Andrew Lotulung)

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan 10,93 persen atau 3.831.440 penduduk Jateng tergolong miskin. Untuk menanggulangi hal itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah melakukan berbagai upaya pengentasan kemiskinan.

Inibaru.id - Meski belum bisa membeli barang-barang yang kita inginkan, jangan buru-buru mengatai diri sendiri adalah orang miskin ya, Millens. Sebab, orang miskin mempunyai pengertian dan kriteria khusus yang dijelaskan dalam Undang-Undang.

Menurut Kepmensos No.146/HUK/2013, keadaan miskin mempunyai banyak kriteria. Diantaranya adalah nggak mempunyai sumber mata pencaharian dan nggak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar, nggak mampu berobat ke tenaga medis, nggak mampu membeli pakaian satu kali dalam satu tahun, penerangan bangunan bukan dari listrik, dan masih banyak lagi.

Nggak hanya itu, seorang penduduk dapat dikatakan miskin apabila jumlah uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan nonmakanan di bawah angka Rp 423.264 setiap bulannya.

Sedangkan untuk kategori kemiskinan ekstrem, berlaku bagi setiap penduduk yang biaya kebutuhan dasar per bulan Rp 322.170 atau Rp 10.739 perhari.

Kamu pengin tahu ada berapa banyak orang dengan keadaan tersebut di provinsi Jawa Tengah? Data Kemiskinan Jateng hingga Maret 2022 milik Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan 10,93 persen atau 3.831.440 penduduk Jateng tergolong miskin.

Kabid Pemsosbud Bappeda Jateng Edi Wahyono mengatakan angka tersebut menurun sebesar 0,32 atau 102.570 penduduk, dibandingkan periode sebelumnya saat puncak pandemi Covid-19. September 2021 angka kemiskinan mencapai 3.934.010 atau 11,25 persen.

Ilustrasi: Miskin ekstrem berlaku bagi setiap penduduk yang biaya kebutuhan dasar per bulan Rp 322.170 atau Rp 10.739 perhari. (Muslimobsession)
Ilustrasi: Miskin ekstrem berlaku bagi setiap penduduk yang biaya kebutuhan dasar per bulan Rp 322.170 atau Rp 10.739 perhari. (Muslimobsession)

“Dibandingkan saat pandemi ini jauh menurun, tapi belum pulih seperti September 2019 sebelum pandemi di angka 10,58,” ujar Edi, dilansir dari Kompas, Senin (19/12/2022).

Saat ini data Kemiskinan Jateng periode Maret 2022 masih menjadi acuan utama penanggulangan kemiskinan. Sementara data September 2022 masih diproses oleh BPS dan diperkirakan keluar Januari 2023 mendatang.

Pemprov Jateng, September 2022 menargetkan kemiskinan Jateng menurun sekitar 10,49 persen-10,30 persen.

“Bila mengacu pada jumlah penurunan kemiskinan periode sebelumnya yang hanya 0,32 persen saja, kemungkinan target belum terkejar. Karena masih harus mengejar penurunan 0,4 persen untuk mencapai target,” beber Edi.

Penanggulangan Kemiskinan

Ilustrasi: Penduduk miskin kota kebanyakan berasal dari penduduk yang bekerja sebagai kuli bangunan, pekerja serabutan, dan pedagang asongan. (NOJ/VOI)
Ilustrasi: Penduduk miskin kota kebanyakan berasal dari penduduk yang bekerja sebagai kuli bangunan, pekerja serabutan, dan pedagang asongan. (NOJ/VOI)

Meski begitu, dengan segala intervensi penanggulangan kemiskinan secara terus menerus oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPKP) dia optimistis akan ada penurunan angka yang cukup signifikan.

Menurut Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, 10,93 persen masyarakat miskin di Jateng meliputi masyarakat di pedesaan dan perkotaan. Sementara 1,97 persen dari masyarakat miskin di Jateng itu tergolong kategori miskin ekstrem.

“Sebaran kemiskinan masih didominasi daerah pedesaan sebesar 12,04 persen atau 2,01 orang dibandingkan perkotaan sebesar 9,92 persen atau 1,82 juta penduduk,” ujar Yasin.

Penduduk miskin di perdesaan kebanyakan bekerja sebagai buruh tani, petani gurem, buruh industri kecil, dan pekerja serabutan. Sebagai invervensinya, Yasin meminta distribusi pupuk dapat difokuskan untuk mereka.

Sementara tren kemiskinan di perkoataan, kebanyakan berasal dari penduduk yang bekerja sebagai kuli bangunan, pekerja serabutan, dan pedagang asongan.

Untuk memerangi kemiskinan, Pemerintah Provinsi Jateng telah melakukan beragam upaya. Di antaranya adalah bantuan untuk Rumah Tidak layak Huni (RTLH), jambanisasi, listrik murah, Kartu Jateng Sejahtera (KJS), hingga Beasiswa Siswa Miskin (BSM).

Dengan gencarnya upaya pemerintah memberantas kemiskinan, semoga orang-orang yang hidup susah dan serbakekurangan di Jateng semakin sedikit ya, Millens? Kepada diri sendiri, sebaiknya nggak perlu merasa miskin jika keadaan nggak sesuai kriteria di atas. Oke? (Siti Khatijah/E07)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved