BerandaHits
Rabu, 14 Mei 2025 11:27

Rapor Merah Sejarah Jepang: 'Eugenika' yang Bikin Puluhan Ribu Orang Disteril Paksa

Penulis:

Rapor Merah Sejarah Jepang: 'Eugenika' yang Bikin Puluhan Ribu Orang Disteril PaksaArie Widodo
Rapor Merah Sejarah Jepang: 'Eugenika' yang Bikin Puluhan Ribu Orang Disteril Paksa

Pengunjuk rasa dari kalangan warga Jepang yang dulu jadi korban aturan Eugenika. (AFP/Voa/Yuichi Yamazaki)

Ribuan warga Jepang yang dianggap nggak punya genetik bagus dilarang memiliki keturunan gara-gara adanya aturan Eugenika yang diberlakukan pada 1948-1996.

Inibaru.id – Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan warga yang punya genetik paras dan fisik yang ideal. Banyak yang mengaitkannya dengan pola makan orang Jepang yang sehat. Tapi, bisa jadi, ada sedikit pengaruh dari sebuah aturan yang sudah lama dihapus di Jepang terkait hal ini, yaitu Aturan Eugenika.

Aturan ini diberlakukan tiga tahun pasca-Perang Dunia II usai, tepatnya pada 1948. Jepang kala itu kalah perang dengan kondisi ekonomi yang hancur berantakan. Meski begitu, ide untuk menerapkan aturan ini sudah eksis jauh lebih lama, yaitu sejak 1880-an. Intinya sih, dengan aturan ini, kala itu orang-orang Jepang pengin punya keturunan yang unggul dan berkualitas.

Masalahnya, di masa setelah Perang Dunia, jumlah warga Jepang yang jadi disabilitas, menderita penyakit genetik, hingga mengalami gangguan mental meningkat. Nah, banyak pemangku kebijakan di kala itu yang merasa orang-orang tersebut nggak akan memberikan kontribusi bagi kebangkitan Jepang.

Dengan berbagai pertimbangan, pada akhirnya UU Eugenika benar-benar diterapkan di Jepang. Intinya sih, orang-orang yang dianggap nggak layak untuk memiliki keturunan, baik itu yang punya paras atau fisik kurang mumpuni, mengalami penyakit genetik, disabilitas, atau memiliki gangguan mental, bakal disteril agar nggak punya keturunan.

Masalahnya, ada yang secara sukarela disteril, tapi banyak pula yang dipaksa melakukannya. Lebih dari itu, ada juga aturan turunan yang dibuat agar penderita lepra harus dipisah tempat tinggal dan aktivitasnya dari masyarakat pada umumnya.

Hal inilah yang kemudian jadi kontroversi meski aturan ini terus diberlakukan hingga 1996.

Banyak warga Jepang yang dianggap secara genetik nggak layak dipaksa untuk dilarang punya keturunan. (Kyodonews)
Banyak warga Jepang yang dianggap secara genetik nggak layak dipaksa untuk dilarang punya keturunan. (Kyodonews)

Perkembangan zaman bikin orang Jepang dan pemerintahan Jepang merasa aturan ini melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) sehingga mereka kemudian menghentikan aturan tersebut. Tapi, pada akhirnya terungkap data bahwa 16.500-an orang sudah disteril paksa gara-gara aturan ini.

Sebanyak 8.500-an orang juga disteril dengan pesetujuan, meski banyak pihak menduga jika mereka juga melakukannya dengan tekanan.

Salah satunya adalah Saburo Kita. Dia disteril sejak usia 14 tahun dan akhirnya nggak punya keturunan. Dia bahkan baru berani memberi tahu soal hal ini ke istrinya nggak lama sebelum istrinya meninggal pada 2013 lalu.

“Aturan ini sudah dihentikan. Meski begitu, kami belum merasa menang sepenuhnya karena pemerintah belum memberikan kompensasi yang layak bagi korban. Kami menderita seumur hidup,” ucap Kita yang memakai nama samaran tersebut sebagaimana dilansir dari VOA (4/7/2024).

Kompensasi yang dimaksud adalah pembayaran 3,2 juta yen bagi setiap korban yang sudah disahkan oleh pemerintah Jepang. Meski pemerintah Jepang juga sudah meminta maaf, jumlah tersebut dianggap masih belum layak.

Siapa sangka ya, Millens, ternyata Jepang pernah menerapkan peraturan Eugenika yang cukup diskriminatif ini. Yap, tapi setidaknya mereka sudah mengakui kesalahannya dan menghentikan aturan tersebut. Semoga kompensasinya terbayar lunas. (Arie Widodo/E10)

Tags:

Inibaru Indonesia Logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Sosial Media
A Group Member of:
medcom.idmetro tv newsmedia indonesialampost

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved